Fosil berusia ratusan tahun ditemukan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Fosil yang diperkirakan hewan mamalia paus (cetacea) diketemukan oleh warga Desa Kapuan, Kecamatan Cepu ketika membuat sepiteng.
Mengetahui ada temuan benda keras tersebut, Joko Purnomo, relawan Forum Peduli Sejarah dan Budaya ( FPSB ) Blora di desa Kapuan langsung melapor kepada Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar).
“Mengetahui adanya temuan fosil itu, saya langsung melaporkan ke Dinporabudpar yang kemudian ditindaklanjuti oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran,” kata Joko Purnomo, di Blora, Jumat (23/8/2019).
Dijelaskannya, warga menemukan fosil ketika mengerjakan pembuatan sepiteng, Sabtu (17/8/2019). Kemudian, atas inisiatifnya melapor ke Dinporabudpar, Minggu (18/8/2019) dan ditindaklanjuti oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Senin (19/8/2019) guna dilakuan penelitian lebih lanjut hingga beberapa hari.
Temuan fosil itu kemudian diangkat dan dibersihkan Tim Observasi dari BPSMP Sangiran serta disimpan rumah artefak GOR Mustika Blora.
Albertus Niko, staf perlindungan BPSMP Sangiran menyebutkan berdasarkan ciri-ciri tulang ekor, tulang rusuk dan pelvis diperkirakan fosil yang diambil dari Desa Kapuan, Kecamatan Cepu, merupakan hewan mamalia paus (cetacea).
Jika ini benar hewan paus, lanjutnya, berarti ini merupakan temuan pertama kali di Jawa Tengah, setelah sebelumya ditemukan di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur oleh warga.
"Setelah kami lakukan ekskavasi, dari lokasi ditemukanya fosil, selama dua hari dan kami bersihkan, identifikasi awal kami fosil tersebut merupakan sejenis hewan mamalia paus," kata Albertus Niko.
Menurutnya, untuk memastikan hal itu ia bersama timnya akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
"Ini merupakan temuan kami yang spektakuler, karena kami melakukan sendiri ekskavasi, tidak seperti di Bojonegoro yang sudah diangkat oleh warga, dan perkiraan umurnya kurang lebih 700 ribu tahun," lanjutnya.
Kepala Seksi (Kasi) Sejarah dan Purbakala Eka Wahyu Hidayat menyatakan, pihaknya mengapresiasi dan senang atas temuan tersebut.
"Sangat mengapresiasi, ini sangat membanggakan. Seperti yang dikatakan tim observasi dari Sangiran ini merupakan temuan yang spektakuler, hampir tidak percaya di Blora ada mamalia paus," kata Eaka, di Blora, Jumat (23/8/2019).
Ia menceritakan awal mula mendapat laporan adanya fosil tersebut adalah dari warga Desa Kapuan, Kecamatan Cepu yang sedang membuat sepiteng.
Setelah kedalaman kurang lebih 1,50 meter warga menghentikan pekerjaanya karena mejumpai samacam tulang.
"Ada warga yang sedang membuat sepiteng, dan melaporkan kepada kami setelah menemukan semacam tulang," ucapnya.
Menurut Eka, temuan fosil paus itu menjadi persembahan dan temuan kepurbakalaan yang spektakuler pada peringatan HUT Ke-74 Kemerdekaan RI dan menambah koleksi fosil temuan yang disimpan di rumah artefak Blora.
“Ini merupakan persembahan dan temuan kepurbakalaan pada peringatan HUT Ke-74 Kemerdekaan RI di kabupaten Blora dan menambah koleksi fosil temuan yang disimpan di rumah artefak Blora,” ujarnya.
Bagi warga masyarakat, pelajar dan yang akan melihat dari dekat serta belajar tentang kepurbakalaan, dipersilahkan datang ke rumah artefak di kompleks GOR Mustika Blora.
“Silahkan, bagi warga masyarakat dan publik Blora yang akan melihat dan belajar tentang kepurbakalaan, nanti dipandu oleh petugas yang sudah berpengalaman,” ujarnya. (Dinkominfo Kab. Blora).