Seputar Blora

DLH Bentuk Pengurus Bank Sampah Induk TPA Blora


Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora mengoptimalkan pemberdayaan pemulung dengan membentuk organisasi bank sampah induk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temurejo, Kecamatan Blora.

Puluhan pemulung perempuan dikumpulkan dan diberi penjelasan serta pembinaan terkait pemilahan sampah organik dan anorganik, Selasa (17/4/2018). Acara yang digelar di ruang pertemuan TPA setempat juga menghadirkan Zulkifli Yusuf, salah seorang konsultan sampah yang berdomisili di wilayah Kecamatan Kunduran.

Kepala DLH Blora Ir. Dewi Tedjowati melalui Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah Dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Didik Triarso mengemukakan pemberdayaan pemulung akan dimaksimalkan sehingga bisa meningkatkan perekonomiannya.

“Akan kami berdayakan, khususnya untuk memilah sampah yang nantinya akan diolah sesuai jenisnya. Seperti sampah organik dan anorganik. Dikumpulkan di zona aktif dan zona pasif, ” jelasnya.

Ia menjelaskan TPA di wilayah desa Temurejo memiliki luas sekitar 3,9 hektar. Setiap hari lebih kurang 7 hingga 10 ton sampah yang masuk di TPA dari berbagai wilayah yang diangkut dengan.

“Setiap hari lebih dari 15 warga sekitar memulung sampah untuk di jual. Kebanyakan perempuan, untuk mendapatkan tambahan penghasilan,” katanya.

Hal senada disampaikan oleh Kasi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (PKLH) DLH Sri Jatmiko. Menurutnya, pada pertemuan awal ini dibentuk nama lembaga dan susunan pengurus. Sehingga nanti ada yang bertanggung jawab saat memilah sampah.

“Dari hasil pertemuan, para pemulung dan pengurus TPA Blora sepakat membari nama kelompok Bank Sampah Mustika Barokah. Ketua, wakil dan tenaga teknis lainnya sudah ditentukan baik dari pemulung dan perwakilan pengurus TPA. Jadi ini kelompok induk tingkat Kabupaten,” ujar Sri Jatmiko.

Hanya saja, untuk tindak lanjut setelah pembentukan organisasi itu segera diadakan pertemuan lanjutan dengan menggandeng sejumlah pihak terkait, khususnya layanan kesehatan bagi para pemulung sampah.

“Kami ingin, para pemulung di TPA ini bisa berdaya guna, dan meningkatkan pendapatan. Jika setiap hari mereka mendapatkan Rp10.000,00 dari hasil memulung sampah, maka nantinya dengan terbentuknya organisasi dan pemilahan atau pengelolaan sampah akan meningkatkan pendapatannya,” jelas Jatmiko.

Di tempat yang sama Zulkifli Yusuf, salah seorang konsultan sampah yang diundang pada acara itu antara lain mengajak warga pemulung sampah TPA untuk menganggap sampah sebagai berkah.

“Kami ingin, setelah terbentuk bank sampah ini, bisa menjadikan sampah sebagai berkah yang berfaedah. Dari sampah bisa dibuat pupuk kompos, bisa dibuat kerajinan yang menarik dan bernilai jual,” katanya.

Pada kesempatan tersebut dirinya bersama pemulung dan petugas TPA mempraktikkan cara menghilangkan bau pada sampah dengan menggunakan cairan biokomposter yang dibuat dari bahan mikroorganisme. (Dinkominfo Kab. Blora).



    Berita Terbaru

    Berusia 74 Tahun, RSUD dr. Soetijono Blora Punya 6 Inovasi Layanan Kesehatan
    25 April 2024 Jam 17:47:00

    Bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya ke-74, Kamis (25/4/2024), RSUD dr. R. Soetijono...

    Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Blora Minta Guru Semakin Kreatif dan Inovatif
    24 April 2024 Jam 00:58:00

    Bupati Blora H. Arief Rohman secara resmi membuka Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar, Program...

    PENGUMUMAN PENGADAAN CALON DEWAN PENGAWAS PERUMDA AIR MINUM TIRTA AMERTA KABUPATEN BLORA
    23 April 2024 Jam 10:55:00

    Perumda Air Minum Tirta Amerta Kabupaten Blora membuka kesempatan bagi ASN untuk mengisi...