Bripka Puguh Agung Dwi Pambuditomo, patut menjadi contoh bagi anggota Polri lainnya atas kepedulian pada anak disabilitas.
Dalam benak profil Polri yang tegas namun humanis terlihat nyata pada sosok anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Blora Polda Jawa Tengah itu.
Selain tegas dalam melaksanakan tugas kepolisian, Bripka Puguh mempunyai sisi lain yang berbeda.
Salah satunya adalah kepedulian yang nyata telah ia lakukan kepada anak-anak disabilitas yang tergabung dalam Yayasan Disabilitas Insan Mandiri Blora Selatan.
Yayasan Disabilitas Insan Mandiri Blora Selatan yang diketuai oleh Intan Sari hingga saat ini telah mempunyai anak asuh disabilitas sebanyak 80 anak berkebutuhan khusus.
Selain sebagai pelopor dalam berdirinya Yayasan tersebut Bripka Puguh hingga saat ini selalu aktif dalam kegiatan.
Jarak yang mencapai 36 Km dari rumahnya di kecamatan Jepon Kabupaten Blora tak mematahkan semangat pengabdian untuk mengajar anak-anak difabel secara gratis yang ada di kecamatan Randublatung tersebut.
Sejak awal tahun 2017 hingga saat ini, setiap hari Sabtu dan Minggu selesai bertugas dirinya langsung ke Yayasan Insan Mandiri Randublatung untuk mengajar anak-anak difabel.
Meski awalnya takut dengan Polisi, dengan kesabarannya, anak-anak itu menerima Bripka Puguh menjadi sosok Polisi sahabat bagi anak difabel untuk belajar bersama.
Meski dengan fasilitas dan dana yang minim, Bripka Puguh rela mengeluarkan uang milik pribadinya untuk keberlangsungan pendidikan anak difabel tersebut.
Terkini Bripka Puguh mempunyai terobosan baru bagi anak asuhnya di Yayasan difabel tersebut, yaitu pelatihan Ecoprint.
Ecoprint adalah salah satu tehnik membuat pola di atas kain dengan bahan bahan alami termasuk proses pewarnaannya.
Adapun bahan bahannya seperti daun Jati, daun kersen, daun jarak merah, daun singkong, daun ketela, daun kamboja, serta dedaunan lainnya yang dipandang mempunyai motif indah.
Sedangkan untuk pewarnanya adalah dari pewarna alami dengan bahan baku kayu secang atau akar mengkudu ataupun kulit mahoni.
Setiap hari Sabtu dan Minggu Bripka Puguh mengunjungi anak asuhnya di Randublatung, yang saat ini untuk kegiatan Yayasan Blora Selatan menempati gedung bangunan yang dulunya Sekolah Dasar 5 Wulung Randublatung.
Menurutnya daripada tidak terpakai maka pihak Yayasan mengajukan permohonan kepada Pemkab untuk memakai gedung tersebut.
Dengan sabar Bripka Puguh mengajari teknik ecoprint bersama dengan guru lainnya.
Setiap anak berkebutuhan khusus mulai dari tuna rungu, tuna wicara, tuna netra serta lainnya mendapat pelatihan tersebut.
Bripka Puguh menjelaskan yang paling sulit adalah saat mengajarkan teknik tersebut kepada anak anak tuna netra, karena dengan kebutuhan khusus tersebut untuk tehnik ecoprint butuh bimbingan ekstra.
"Intinya harus sabar, sejak awal sudah saya niatkan untuk mengabdi kepada mereka. Sengaja saya pilih tehnik ecoprint ini, harapannya kelak saat mereka dewasa bisa menjadi bekal mereka, siapa tahu bisa dikembangkan hingga menjadi batik ecoprinting," ungkap Bripka Puguh.
Selain mengajarkan teknik Ecoprinting kepada anak anak disabilitas, Bripka Puguh juga mengajari para orang tua mereka namun dengan tehnik yang berbeda.
Jika anak-anak diajari ecoprint dengan teknik Founding, maka ibu ibu diajari dengan metode kukus.
"Jadi saat para orang tua menunggu anaknya sekolah, mereka juga mendapatkan pelatihan harapannya semoga bermanfaat, paling tidak bisa menambah pengalaman mereka," beber Bripka Puguh.
Menurut dia, Kalau Kapolri punya Program PRESISI, disini kami bersama anak-anak disabilitas Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan punya Ecoprint PRESISI yaitu di pres dari segala sisi, karena proses pembuatannya dengan menekan dari semua sisi.
Pembelajaran teknik Ecoprint tersebut mendapat apresiasi positif dan tanggapan yang bagus dari pihak Yayasan Insan Mandiri Blora.
Bahkan Kepala Yayasan Intan Sari, mengatakan ini adalah terobosan yang luar biasa.
"Mungkin bagi kita yang normal hal ini adalah biasa, namun bagi anak anak yang berkebutuhan khusus ini adalah suatu hal yang luar biasa," kata dia.
Yang tentunya sangat bermanfaat bagi mereka.
Mewakili yayasan mengucapkan terimakasih kepada Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama yang telah mendukung pembelajaran.
"Tentunya juga Bripka Puguh yang sudah menjadi bagian dari keluarga besar kami," ucap Ketua Yayasan Intan Sari.
Seusai pelatihan, digelarlah hasil dari teknik ecoprint yang telah dilakukan oleh anak-anak difabel tersebut, hasilnya luar biasa.
Nampak indah dengan berbagai motif dari daun daun khas pedesaan, dan itu adalah hasil dari anak disabilitas. (Tim Dinkominfo Blora/Humas Polres).