Seni dan Budaya

Thethek, Media Bangunkan Sahur di Masa Pendemi


Ensambel musik etnis kentongan bambu selalu melekat bersama datangnya bulan suci Ramadan. Meskipun masih dalam masa pandemi COVID-19 ensambel musik kentongan bambu (Thethek) masih mentradisi dan menjadi media bangunkan sahur pada beberapa desa di Blora, Jawa Tengah.

Keberadaan ensambel musik etnis kentongan bambu masih menjadi bagian yang mentradisi di bulan Ramadan 1442 Hijriah, khususnya bagi anak dan remaja.

Kegiatan ensambel musik ini menjadi media dan ditabuh dengan ritmis keliling desa untuk membangunkan warga makan sahur.

"Meski era digital, tapi kentongan bambu atau thethek (tek-tek) masih menjadi tradisi di bulan Ramadan untuk membangunkan warga makan sahur. Biasanya anak-anak dan remaja yang menabuhnya,” kata Sutikno warga Desa Kamolan Kecamatan Blora, di Blora, Rabu (14/4/2021).

Membuat kentongan bambu, kata dia, tidak membutuhkan biaya mahal. Cukup dengan satu ruas bambu berukuran besar da tanggung untuk menghasilkan suara sesuai selera.

Setelah dipotong, kemudian di lobangi bagian tengah, kemudian dipukul dengan alat pemukul seadanya tanpa menyesuaikan nada seperti alat musik diatonis atau pentatonis.

Setelah jadi, biasanya anak-anak atau remaja setempat menabuh kentongan bambu dengan berkelompok seperti layaknya ensambel musik etnis. Ada yang diselingi sejumlah alat musik seperti seruling, ketipung, gitar dan lainnya.

"Kentongan bambu itu biasa disebut thethek, karena bunyi suara yang dihasilkan tek-tok-tek,” katanya.

Arya, salah seorang peminat kentongan bambu asal Desa Jepangrejo Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, menjelaskan, kentongan bambu telah bertahun-tahun menjadi salah satu kegiatan ensambel musik etnis yang mewarnai seni budaya Blora, khususnya pada bulan Ramadan.

"Hampir di seluruh desa dan kelurahan, utamanya di perkampungan memeriahkan bulan puasa dengan membuat kentongan bambu, mereka dengan berkelompok berkeliling menggugah warga saat makan sahur tiba," ujarnya.

Dijelaskannya, thethek tetap menempati posisinya sebagai warna lain bulan Ramadan di Blora.

Ia mengapresisiasi, selama tidak mengganggu warga masyarakat sekitar. Sebaiknya jangan menabuh sebelum waktunya sahur tiba agar tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan.

"Sebab kerap terjadi, karena suka sebagai hiburan, para remaja itu menabuh pada tengah malam, ketika warga sedang istirahat,” ujarnya.

Karena masih pandemi, ia mengajak kepada penabuh thethek supaya tetap patuh protokol kesehatan COVID-19.

"Jangan abai, tetap patuh prokes, dan jaga kesehatan, apalagi menabuhnya waktu dini hari, kalau perlu pakai jaket biar hangat, jangan lupa pakai masker," kata Arya. (Tim Dinkominfo Blora). 

    Berita Terbaru

    Apel Siaga : Bentuk Kesiapsiagaan Jajaran Pengawas di Pemilihan Serentak 2024
    23 November 2024 Jam 12:20:00

    Apel Siaga, Bentuk Kesiapsiagaan Jajaran Pengawas di Pemilihan Serentak 2024 Badan Pengawas...

    Peringati HUT ke-25 : DWP Dinkominfo Blora Gelar Lomba Fashion Show Berkebaya
    22 November 2024 Jam 15:04:00

    Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten...

    Jelang Pilkada 2024, Pemkab Blora Gelar Apel Netralitas Bagi Aparatur Negara
    22 November 2024 Jam 13:17:00

    Sebagai bentuk komitmen dalam menjaga netralitas Aparatur Negara pada Pilkada Serentak 2024,...