Berita Terkini

Kerusakan Jalan Kabupaten Blora Mencapai 439,45 Km, Anggaran Terbatas Muncul Opsi Hutang


Memasuki musim hujan kerusakan jalan kabupaten di Blora semakin parah dan bertambah. Ratusan kilometer jalan kabupaten kondisinya rusak sedang hingga rusak berat.

Keluhan kerusakan jalan inipun kembali bermunculan dan semakin meningkat seiring datangnya musim hujan, sebab kerusakan jalan menimbulkan banyak kubangan air, dan membahayakan pengguna jalan.

“Jalan dari Cabak menuju Bleboh melalui Desa Nglebur ini kalau turun hujan membahayakan. Berkubang, licin, apalagi kalau sudah malam tidak berani lewat. Semoga Pemkab bisa segera memperbaiki,” ucap Suparno, warga Nglebur.

Hal yang sama juga disampaikan Heru Trijatmiko, warga Dukuh Nglencong, Desa Doplang, Kecamatan Jati, yang mengeluhkan kerusakan jalan kabupaten ruas Kunduran-Doplang.

“Kerusakan jalan Kunduran-Doplang ini sudah lama tidak tuntas tuntas perbaikannya, memang sudah dicor dari Kunduran. Tapi di kawasan tengah hutan menuju Doplang ini masih sangat parah. Jika hujan sudah turun seperti ini, kita tidak berani lewat bawa istri. Padahal ini jalan utama penghubung antar kecamatan. Semoga Pak Bupati bisa mendengar kami,” ungkap Heru.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Ir. Samgautama Karnajaya, MT., saat dihubungi Jumat (5/11/2021), menyebutkan saat ini kerusakan jalan kabupaten mencapai 439,45 KM.

“Kerusakan sepanjang 439,45 KM ini terdiri dari kerusakan berat dan sedang, jika ditambah dengan kerusakan ringan maka jumlahnya akan lebih panjang lagi,” ucap Samgautama.

Menurutnya, butuh anggaran besar untuk memperbaikinya, sedangkan proyeksi pendanaan infrastruktur dari APBD 2022 pada DPUPR hanya mampu sebesar Rp 60 Miliar.

"Padahal kebutuhan pembangunan jalan rusak berat sebesar Rp 300 miliar,” ungkap Samgautama.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Blora terus berusaha memaksimalkan kondisi kemampuan anggaran daerah untuk menangani kerusakan jalan yang terus ditagih masyarakat.

Keterbatasan anggaran inipun diiyakan oleh Plt. Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD), Slamet Pamudji, SH., M.Hum.

“Kemampuan keuangan daerah pada tahun anggaran 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun anggaran 2021 antara lain Penurunan DAU sebesar Rp 28,5 Miliar, DAK Fisik Turun sebesar Rp 54 Miliar, DBH Pusat turun sebesar Rp 13,7 Miliar, DBH Propinsi turun sebesar Rp 26 Miliar. Maka kita harus memutar otak untuk mencari pos anggaran perbaikan jalan termasuk efisiensi,” terang Slamet Pamudji.

Menyikapi hal ini, Bupati H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa langkah guna mencari dukungan anggaran dari beberapa potensi seperti CSR Perusahaan, DBH Migas, hingga berusaha memperoleh bantuan dari Bojonegoro.

“Lobi-lobi telah kita lakukan. Pertamina kita minta untuk membantu membangun jalan Peting - Sumber. Terakhir Rabu kemarin kita sowan ke Bupati Bojonegoro agar dibantu membangun jalan dari Jembatan TBB menuju Bandara Ngloram. Doakan semoga disetujui,” ungkap Bupati, Jumat (5/11/2021).

Menurut Bupati, itu saja belum cukup untuk menangani seluruh kerusakan jalan kabupaten. Maka pihaknya memunculkan opsi pinjaman atau hutang ke perbankan untuk mewujudkan impian masyarakat “Dalane Alus”.

“Inginnya masyarakat seluruh jalan rusak bisa segera dibangun, jika kemampuan anggaran kita terbatas dan setiap tahun hanya ada anggaran kurang lebih Rp 100 miliar, butuh berapa tahun bisa selesai semuanya. Maka dengan skema pinjaman, kerusakan bisa diperbaiki lebih maksimal,” papar Bupati Arief.

Jadi, lanjut Bupati Blora, rencana pinjaman daerah ini untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jalan di seluruh wilayah Kabupaten Blora yang dalam kondisi rusak berat dan banyak menjadi keluhan masyarakat. Tidak hanya Blora, skema pinjaman seperti ini juga dilakukan Pemkab Grobogan, dan Sampang Jatim untuk membangun infrastrukturnya.

“Kita ajukan persetujuan DPRD untuk pinjam anggaran Rp250 miliar ke perbankan. Pinjaman ini hanya akan dilaksanakan bila mendapatkan persetujuan DPRD,” lanjut Bupati.

Bupati Arief optimis jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora bisa menyetujui kebijakan utang daerah yang diajukan oleh Pemerintah Kabupaten Blora tersebut. Karena sejak awal pernah disampaikan oleh Bupati, sejak kali pertama dilantik dan sudah beberapa kali disinggung di setiap rapat Paripurna DPRD Blora.

“Kita optimis, jajaran dewan bisa memahami kondisi ini. Semua itu demi untuk mewujudkan ekspektasi rakyat yang tinggi terkait infrastruktur jalan yang baik. Jika jalan baik tentu akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. lalu lintas lancar sehingga memudahkan investasi masuk ke Blora,’’ jelas Bupati Arief Rohman.

Ditambahkan, skema hutang daerah itu pada prinsipnya adalah pemampatan anggaran infrastruktur untuk tahun 2023 dan 2024, dimana akan dilaksanakan sekaligus di tahun 2022. Dan caranya adalah dengan pinjaman.

Dikatakannya, Multiplier Effect dari pembangunan jalan akan sangat dirasakan oleh masyarakat lebih awal seperti kenaikan harga produksi pertanian, penurunan angka kematian Ibu dan Anak, dengan kelancaran transportasi akan menekan biaya produksi distribusi serta meningkatkan produktivitas. (Tim Dinkominfo/ Prokompim). 

    Berita Terbaru

    Umat Katolik Blora Mengenang Sengsara dan Wafat Yesus Kristus Dalam Ibadat Visualisasi Jalan Salib
    29 Maret 2024 Jam 10:04:00

    Umat Katolik Blora mengikuti visualisasi Jalan Salib yang digelar di Gereja Paroki Santo Pius X...

    Bupati Arief Minta Pemprov Jateng Tuntaskan Jalan Provinsi di Blora
    28 Maret 2024 Jam 19:39:00

    Bupati Blora, Arief Rohman, S.IP., M.Si minta Pemprov Jateng untuk tuntaskan pembangunan jalan...

    RAPAT PARIPURNA PENYAMPAIAN LKPJ BUPATI BLORA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2023
    28 Maret 2024 Jam 16:31:00

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, Jawa Tenggah menggelar rapat paripurna...