Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama DPR RI menggelar seminar nasional Menjaga Kebhinekaan dengan melibatkan peserta dari Pengurus Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama di wilayah kecamatan Sambong, Cepu, Jiken dan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat (10/8/2018).
Seminar diselenggarakan di ruang pertemuan hotel Arra Amandaru, Kecamatan Cepu mengusung tema “Peran Media Sosial Sebagai Sarana Pemersatu Bangsa”.
Nara sumber inti yang dihadirkan yakni Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Drs. Gun Gun Siswadi, M.Si.
Dalam materinya ia menyampaikan Penggunaan Media Sosial (Medsos) yang baik perrlu diketahui agar masyarakat tak terjebak dengan berita bohong (Hoaks).
Pengguna internet di Indonesia, kata Gun Gun Siswadi sudah mencapai 143 juta orang, dan sekarang ini adalah abad informasi. Sehingga segala sesuatu dalam kehidupan selalu ditentukan oleh informasi.
"Dalam aktivitasnya setiap hari, masyarakat Indonesia tak bisa lepas dari Handphone (HP) pintar/gadget. Bangun tidur selalu yang dicari informasi," katanya.
Sehingga, informasi sekarang sudah menjadi kebutuhan. Namun menurut Gun Gun masyarakat harus bisa memilah, karena ada informasi yang memang positif dan benar, tetapi banyak juga informasi yang bohong atau Hoax yang mengandung kebencian, SARA juga pornografi.
"Yang terpenting bagaimana caranya mencegah informasi yang hoaks itu, ini harus kita hindari. Karena ada Undang-Undangnya, jangan sampai terlibat hukum karena melanggar Undang-Undang," ujarnya.
Ia mengimbau dan memberikan semangat kepada ratusan peserta seminar yang hadir agar menggunakan medsos dengan bijaksana, dan mengisi medsos dengan informasi yang positif, serta berguna bagi kebaikan masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinkominfo Kabupaten Blora Drs. Sugiyono, M.Si antara lain menyampaikan, bahwa informasi harus disaring terlebih dulu sebelum di sharing (dibagikan) kepada orang lain.
“Informasi itu harus dilindungi. Disaring terlebih dulu. Artinya diklarifikasi terlebih dulu sebelum dibagikan kepada orang lain,” ucap Sugiyono, Kepala Dinkominfo Kabupaten Blora.
Sebab, menurut Sugiyono, semua informasi yang disampaikan melalui media sosial ada rekamannya yang bisa dilacak.
“Oleh karena itu mari kita bersikap bijak di media sosial,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi I DPR RI Arvin Hakim Thoha, memotivasi kepada peserta seminar agar lebih menguasai teknologi dengan baik sehingga bisa mengimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat secara langsung.
Ia juga menjelaskan beberapa peran penting prestasi dan organisasi yang disampaikan dengan baik melalui media sosial.
“Fatayat NU harus pintar bermedia sosial,” tandasnya.
Sementara itu anggota DPRD Blora, Hj. Siti Nur Chanifah, S.Pd.I mengapresiasi penyelenggaraan seminar.
Menurutnya, tidak hanya membuat bijak, tetapi dengan seminar bisa membuat masyarakat cerdas.
“Sehingga kami berharap, acara yang sama bisa lebih sering diadakan,” ujar Siti Nur Chanifah.
Susana seminar makin serius ketika dibuka session tanya jawab. Sejumlah peserta meminta penjelasan dan tanggapan terkait beberapa hal kebijakan bersosial media dan menangkal informasi yang diduga hoaks.
Selain fatayat NU, peserta yang diundang dalam seminar yakni beberapa perwakilan PMII setempat.
Di sela-sela acara diserahkan vandel oleh Anggota Komisi I DPR RI Arvin Hakim Thoha kepada Kepala Dinkominfo Kabupaten Blora Drs. Sugiyono, MSi dan Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Drs. Gun Gun Siswadi, M.Si. (Dinkominfo Kab. Blora).