Kabupaten Blora meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA). Penghargaan diserahkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana S Yembise, di sela-sela peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2017 yang dipusatkan di Pekanbaru, Riau, Sabtu-Minggu (22-23/7).
“Saya mewakili Bupati Djoko Nugroho untuk menerima penghargaan KLA. Penghargaan kategori pratama ini merupakan kali pertama diperoleh Blora,” ujar Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Blora, Sri Handoko, Senin (24/7).
Dia menyebutkan, penghargaan KLA setiap tahun diberikan. Namun, untuk mendapatkan penghargaan tersebut daerah penerima harus memenuhi sejumlah kriteria. Di antaranya kelengkapan administrasi, kelembagaan atau organisasi, fasilitas permainan layak anak di tempat-tempat umum dan perkantoran serta rendahnya angka pernikahan anak di bawah umur.
“Tim dari pusat melakukan penilaian ke daerah-daerah,” tandas Sri Handoko yang juga mantan kepala Satpol PP Blora.
Penghargaan KLA itupun dibagi menjadi empat kategori, yakni Utama, Nindya, Madya dan Pratama.
“Selain Blora, ada beberapa kabupaten di Jateng yang mendapatkan penghargaan KLA kategori Pratama, Madya dan Nindya. Yang tertinggi Nindya diraih Solo,” ungkapnya.
Sri Handoko mengemukakan, sama seperti penghargaan lainnya, bisa jadi suatu daerah tidak mendapatkan penghargaan lagi di tahun berikutnya. Selain itu ada juga daerah yang meningkat kategori penghargaan yang diterima. “Semuanya tergantung komitmen kepala daerah untuk mengupayakan KLA di daerah yang dipimpinnya,” kata Sri Handoko.
Menurutnya, Blora tertantang untuk meningkatkan prestasi KLA di tahun-tahun berikutnya. Sri Handoko menyebut, untuk bisa meningkatkan raihan kategori penghargaan, salah satu yang dilakukan adalah mengupayakan KLA hingga ke pelosok kecamatan dan desa.
“Misalnya, di setiap puskesmas disediakan tempat bermain anak sambil menunggu antrean pemeriksaan kesehatan. Tentu ini perlu dukungan lintas dinas dan instansi,” katanya.