Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menggelar Festival Seni Tradisi Lisan di Stadium Seni Budaya Tirtonadi Blora, Sabtu (21/9/2019). Acara yang disaksikan ribuan penonton itu melibatkan perwakilan peserta DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kepala BPNB DIY, Dra Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum, menyampaikan Festival Sastra Lisan se DIY, Jawa Tengah dan Hawa Timur yang diselenggarakan di Kabupaten Blora merupakan upaya pemerintah untuk melaksanakan amanat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Penyelenggaraan festival ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap Platform Kebudayaan Indonesiana yang merupakan inisiatif baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,” jelasnya.
Penyelenggaraan festival ini masuk dan menjadi bagian dari event Indonesiana Cerita dari Blora tahun 2019.
Adapun tema yang diangkat, festival sastra tradisi lisan sebagai wahana apresiasi dan pelestarian seni budaya Jawa pada generasi muda.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, pemerintah memberi wadah dan ajang berkreasi bagi generasi muda penggelut budaya seni tradisi lisan untuk mengekpresikan dan mengaktualisasikan daya kreatifitasnya dalam berseni budaya, khususnya seni tradisi lisan sehingga seni budaya tersebut bisa lestari.
“Terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Blora yang telah menyediakan ruang dan tempat, bahkan kami tadi sudah disuguh sate khas Blora,” ujarnya.
Adapun tujuan secara khusus, lanjutnya, adalah memberi penghargaan kaum muda yang berprestasi dalam bidang budaya.
“Selain itu juga memotivasi kaum muda agar peduli dan mau menggeluti budaya Jawa, khususnya sastra tradisi lisan, dan memotiovasi masyarakat agar mau berperan aktif ikut melestarikan seni budaya Jawa,” jelasnya.
Dikatakan lebih lanjut, manfaat dari kegiatan itu yakni termotivasinya masyarakat untuk lebih mencintai budaya bangsa. Kemudian bertumbuh kembangnya kreatifitas seni budaya dalam kehidupan masyarakat.
Selanjutnya, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya Jawa, khususnya seni tradisi lisan.
“Peserta kegiatan ini ada enam group atau kelompok seni tradisi lisan generasi muda perwakilan dari tiga provinsi wilayah kerja BPNB DIY,” terangnya.
Masing-masing, katanya, adalah dua group dari DIY, Jateng dan Jatim.
Keenam group peserta festival seni tradisi lisan yaitu Padmawidya Budaya SMAN 2 Blora menampilkan judul Harya Penangsang. Teater Nglilir SMAN 1 Karanganyar menanpilkan Mas Said. Sanggar Sumunar Kabupaten Bantul menampilkan Roro Jongrang.
Kemudian Sanggar Dharma Budaya SMTI Yogyakarta menampilkan Ontowiryatama. Sanggar Rumah Ilalang Nganjuk menampilkan Babad Anjukladang dan group Mitro Budyo SMAN 1 Bangkalan menampilkan Geger Kraton.
Sejak mulai pertunjukan pukul 15.00 WIB ribuan penonton berdatangan dan tak bergeming di stadium Seni Budaya Tirtonadi hingga akhirnya dewan juri menetapkan penampilan terbaik.
Mereka adalah kalangan milenial dari pelajar SMA/SMK, mahasiswa dan pelaku budaya. Bahkan sejumlah peminat seni budaya dari mancanegara juga datang menyaksikan.
Sebelum membacakan hasil penilaian, tiga dewan juri menyampaikan masukan berupa kritik dan saran dari hasil penampilan peserta.
Selanjutnya, disampaikan hasil penilaian, yakni, penampil terbaik I Sanggar Sumunar Kabupaten Bantul. Penampil terbaik II Teater Nglilir SMAN 1 Karanganyar. Penampil terbaik III Padmawidya Budaya SMAN 2 Blora.
Kemudian, penampil terbaik IV Sanggar Rumah Ilalang Nganjuk. Penampil terbaik V Mitro Budyo SMAN 1 Bangkalan. Penampil terbaik VI Sanggar Dharma Budaya SMTI Yogyakarta.
Para peserta terbaik mendapatkan hadiah berupa uang tunai/apresiasi enam group secara bertingkat serta mendapatkan trophy dan piagam.
Untuk penampil terbaik I, hadiah diserahkan oleh Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Slamet Pamuji, SH, M.Hum. Sedangkan hadiah penampil terbaik II diserahkan oleh Kepala BPNB DIY Dra Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum.
Kemudian hadiah untuk penampil terbaik selanjutnya diserahkan secara bergantian oleh dewan juri.
Kepala Dinporabudpar Blora Slamet Pamuji, menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas terselenggaranya event yang pertama kali digelar di Stadium Seni Budaya Tirtonadi.
Meski Stadium Seni Budaya belum tuntas pembangunannya, namun atas ijin Bupati Blora boleh digunakan sekaligus untuk mengenalkan kepada publik.
“Malam ini sungguh luar biasa, Festival Seni Tradisi Lisan ini kami harapkan menjadi spirit kepada generasi muda untuk lebih mengenal, belajar dan melestarikan seni budaya. Ini menjadi ajang silaturahmi yang bagus bagi generasi muda,” ujarnya.
Sementara itu, sambil menunggu keputusan dewan juri, disajikan tari krasi reresik dari SMAN 2 Blora.
Tak puas dengan penampilan tari kreasi, atas inisiatif spontanitas perwakilan peserta naik ke panggung dan joget tayub bersama. Suasana pun menjadi semakin akrab dan penuh kenangan bagi generasi kekinian. (Dinkominfo Kab. Blora).