Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapan Penanganan dan Kewaspadaan Virus Corona atau COVID-19 (Corona Virus December 2019), Rabu (4/3/2020).
Bertempat di ruang rapat Gedung Samin Surosentiko, rakor dipimpin oleh Sekda Komang Gede Irawadi, SE, M.Si, didampingi Asisten Administrasi dr. Henny Indriyanti, M.Kes, dan Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Lilik Hernanto, S.KM, M.Kes.
Adapun peserta rapat adalah seluruh Direktur Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta se Kabupaten Blora, para Kepala Puskesmas, Klinik, OPD terkait, perwakilan Kodim 0721/Blora, Polres Blora, serta dari PT. KAI.
Rapat diawali dengan paparan dari Plt. Kepala Dinkes Lilik Hernanto, S.KM, M.Kes, tentang perkembangan terkini penyebaran virus corona, serta bagaimana cara-cara pencegahan yang harus dilakukan mulai dari tingkatan dinas, rumah sakit, puskesmas, hingga masyarakat.
“Pada dasarnya penyakit yang disebabkan oleh virus itu belum ada obatnya, beda dengan bakteri. Yang bisa melawan virus adalah sistem kekebalan tubuh (imunitas) itu sendiri. Jadi yang lebih penting adalah menjaga pola hidup sehat agar tidak mudah tertular COVID-19,” ucap Lilik Hernanto.
Pola hidup sehat itu dicontohkan dengan menjaga gizi makanan yang dikonsumsi (perbanyak sayuran dan buah-buahan), lalu olahraga teratur, dan istirahat yang cukup.
“Jika pola hidup sehat ini telah dijalankan, maka tidak perlu cemas akan terjangkit COVID-19. Orang sehat tidak perlu pakai masker. Jangan seperti yang ada di Jakarta, semuanya berburu masker sehingga barangnya langka dan harganya mahal. Yang wajib pakai masker itu hanya yang sedang sakit, batuk-batuk, dan petugas kesehatan yang sedang memeriksa pasien,” terang Lilik Hernanto.
Selain itu juga harus membiasakan cuci tangan setelah beraktifitas di tempat umum. Agar kotoran dan kuman yang menempel di tangan tidak langsung terkena muka atau masuk ke dalam tubuh saat makan.
“Pahami cara cuci tangan yang benar, pakailah sabun (usahakan sabun cair) dan membilasnya dengan air yang mengalir,” lanjut Lilik Hernanto.
Pihaknya meminta seluruh stakeholder terkait bisa menyosialisasikan hal ini agar masyarakat tidak panik dan resah. Sosialisasi ini tidak hanya menjadi tugas tenaga kesehatan namun seluruh stakeholder terkait agar kecemasan masyarakat menurun.
“Kami berharap anggota Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga ikut menyosialisasikan hal ini di kepada masyarakat desa. Bantu kami agar masyarakat tidak cemas dan panik,” tambahnya.
Kemudian kepada seluruh Puskesmas dan RS diminta untuk melaksanakan sejumlah kewaspadaan dengan menggencarkan sosialisasi pada unit-unit terkait, melakukan screening terhadap warga yang pulang dari luar negeri.
Selanjutnya, menanyakan riwayat perjalanan dari negara terjangkit selama 14 hari terakhir pada setiap pasien pneumonia (radang paru), jika ada kasus diminta untuk segera lapor ke Dinkes.
“Jika ada yang suspect agar segera dilakukan rujukan ke rumah sakit. Rujukan akan kita tujukan ke RS Kariyadi Semarang dan RS Moewardi Solo,” ucapnya.
Selain itu juga membentuk pos kesehatan di fasilitas umum atau lokasi kedatangan masyarakat dari luar daerah, seperti di terminal dan stasiun kereta.
“Jika masyarakat ada yang mengalami batuk, demam tinggi, dan gangguan pernafasan (sesak nafas) segera periksa ke layanan kesehatan terdekat atau hubungi Posko Penanganan COVID-19 yang dibentuk Dinas Kesehatan melalui nomor (0296) 531127 atau melalui aplikasi berbasis android Tanggap PSC 119,” terangnya.
Menurutnya, hingga kini pihaknya telah melakukan pemetaan dan pemantauan pendatang dari luar negeri yang tiba di Blora. Setidaknya ada 64 orang yang baru tiba dari luar negeri.
“Dari 64 orang tersebut, kebanyakan dari Arab Saudi setelah melaksanakan umroh. Rinciannya 58 orang dari Arab Saudi, 2 orang dari Arab Saudi dan Malaysia, 2 orang dari Malaysia-Vietnam, dan 2 orang dari Singapura,” kata Lilik Hernanto.
Dari 64 orang tersebut, setelah dipantau oleh tim kesehatan diperoleh hasil 58 orang dinyatakan sehat. Sedangkan 6 lainnya ketika tiba di Blora dinyatakan kurang enak badan.
“Untuk 6 orang yang kurang enak badan ini, terus didampingi oleh tim kesehatan. Lima orang batuk, pilek dan demam namun demamnya masih dibawah 36 derajat Celsius. Sedangkan satu orang lainnya mengalami demam di atas 36 derajat Celsius, batuk, pilek, pusing dan nyeri tenggorokan,” jelas Lilik Hernanto.
Kepada 6 orang ini menurutnya telah dilakukan pemantauan, dianjurkan untuk tidak keluar rumah, selalu memakai masker, dan makan makanan bergizi, sehingga kini kondisinya sudah dinyatakan sehat.
Sekda Komang Gede Irawadi, SE, M.Si pun menyambut baik langkah-langkah yang telah dilakukan Dinas Kesehatan guna menyikapi maraknya pemberitaan tentang bahaya COVID-19 yang telah sampai di Indonesia.
“Sudah ada 2 WNI yang dinyatakan positif terkena COVID-19. Maka rakor ini kita laksanakan sebagai wujud kewaspadaan di tingkat daerah, khususnya Blora. Kami minta seluruh dinas terkait untuk gencar melaksanakan sosialisasi,” ujar Sekda.
Guna meminimalisir kecemasan masyarakat terhadap bahaya COVID-19 ini, Sekda meminta Dinkominfo dan seluruh awak media bisa menyampaikan pemberitaan yang benar dan tidak menimbulkan kepanikan.
“Manfaatkan media sosial dengan baik. Isi dengan sosialisasi yang mengedukasi, bukan menakut-nakuti. Seperti yang disampaikan dari Dinkes tadi, ketika seseorang cemas dan panik, justru hal itu membuat kondisi tubuh drop, kekebalannya menurun dan lebih mudah terjangkit penyakit. Jadi sikapi dengan sewajarnya saja dan tetap menjaga pola hidup sehat,” pungkas Sekda. (Dinkominfo Kab. Blora).