Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora Lilik Hernanto, SKM, M.Kes. menginformasikan bahwa tiga hari yang lalu ada warga Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang berkunjung ke rumah orang tuanya di Desa Bangkleyan Kecamatan Jati Kabupaten Blora yang ternyata setelah menjalani rapid tes dinyatakan positif Covid-19.
Hal itu disampaikannya pada konferensi pers update informasi terkini perkembangan Covid-19 di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, Jumat (10/4/2020).
“Seorang warga Bangkleyan tersebut kemudian mau melahirkan di rumah sakit Ngawi, dan setelah di rapid tes ternyata positif Covid-19. kemudian dirawat intensif di RS Ngawi,” kata Lilik Hernanto.
Jadi warga tersebut, jelas Lilik, sempat kontak dengan orang tua di Bangkleyan kira-kira cukup lama.
“Kemudian, kemarin kami langsung, dengan tim bergerak ke Desa Bangkleyan, kita ambil rapid tes kedua orang tuanya. Alhamdulillah, kedua orang tuanya itu dari hasil rapid tes negatif meskipun tanpa gejala,” jelasnya.
Dijelaskannya, bahwa Kamis (9/4/2020) malam ada kasus seorang warga Blora yang meninggal dunia.
“Orang itu rujukan dari Rumah Sakit Blora ke Rumah Sakit Moewardi Solo. Rujukannya ini bukan rujukan kasus Covid-19. Almarhum penderita gagal ginjal, dan sudah cukup lama ia harus cuci darah di Rumah Sakit Moewardi dan semalam meninggal, jenazahnya di bawa ke Blora,” terangnya.
Dikatakannya, memang sesuai standar operasional prosedur (SOP) pembawa jenazah untuk semua rumah sakit, sekarang ini menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
“Tetapi, oleh Rumah Sakit Moewardi dianggap PDP. Kita hargai, kita tunggu saja, kalau memang nanti hasilnya positif, kita tracing (lacak) tindak lanjut berikutnya,” tandasnya.
Tapi sekali lagi, rujukannya itu, dari Blora bukan karena Covid-19 karena gagal ginjal dan cukup lama cuci darah di sana.
“Itu dua informasi penting yang kami sampaikan,” ucapnya.
Pihaknya juga tak berhenti mengingatkan kepada warga masyarakat agar mentaati imbauan dan anjuran dari pemerintah baik pusat, provinsi maupun kabupaten, kecamatan sampai di desa dan kelurahan.
“Mari kita bersama untuk saling menjaga, memutus mata rantai penularan Covid-19,” ajaknya.
Yaitu dengan terus berjaga, dengan cara mempraktikan social distancing, jaga jarak minimal satu meter dengan orang lain, mencegah penularan dengan tidak berkumpul banyak orang lagi, tinggal di rumah untuk belajar, bekerja dan beribadah.
Karena, kata Lilik Hernanto, penularan virus corona ini dari orang per orang. Kemudian dari droplet. Jadi kita tidak tahu, orang yang kita temui apakah dia penderita apa tidak.
“Karena sekarang banyak juga orang tanpa gejala tetapi positif Covid-19. Itu yang disebut karier, atau istilahnya silent carrier. Tidak ada tanda-tanda apapun. Hati-hati,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kita harus menjaga jarak, memakai masker kalau keluar atau ketemu sama orang. Hindari kerumunan orang.
“Jangan lagi ada berkumpul yang tidak perlu. Hindari kerumunan orang. Ini beresiko. Kita juga tidak tahu, kita bisa menularkan atau bisa ditularkan,” ujarnya.
Kemudian berjaga dengan mengisolasi diri, tinggal di rumah, mencegah kontak dengan orang lain.
Kalau tidak perlu keluar, jangan keluar rumah. Kalau di rumah bisa dikerjakan, bekerja, belajar, ibadah, sebaiknya di rumah saja.
Sebab, menurut Lilik Hernanto, ini pertarungan kita semua, kita adalah prajuritnya. Kita semua berpotensi sama untuk menjadi korbannya.
“Jadi tolong jangan berpikir untuk diri sendiri,” ucapnya.
Tenaga kesehatan sebagai sebagai barisan pertahanan terakhir sangat menghargai semua upaya yang dilakukan untuk membantu.
“Semoga kita semua aman dan saling menjaga satu sama lainnya,” harapnya. (Dinkominfo Kab. Blora).