Sebanyak 14 tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr R Soeprapto Cepu dinyatakan sembuh dan kembali beraktivitas di rumah sakit setempat setelah hasil swab test riil time laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) negatif Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Direktur RSUD dr R Soeprapto Cepu, dr Fatkhur Rokhim dalam konferensi pers di media center posko Gugus Tugas Penanganan Percepatan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Rabu (27/5/2020).
“Jadi 14 tenaga kesehatan kami yang semula melakukan isolasi mandiri di salah satu hotel di Cepu dan reaktif rapid test, maka sejak minggu kemarin, alhamdulillah, hasil swab testnya sudah jadi dan semuanya negatif,” ungkap dr Fatkhur.
Sehingga semuanya, menjelang Lebaran 2020, sudah ditarik pulang ke rumah masing-masing dan mulai pertama masuk kerja setelah Lebaran, sudah beraktivitas kemali di rumah sakit.
Dengan demikian, lanjutnya, semua bentuk pelayanan, yang kemarin sempat sedikit terganggu, kini sudah kembali normal untuk memberikan pelayanan.
“Namun demikian kami tetap menerapkan protokol kesehatan. Dalam pelayanan, kami tetap memberlakukan social distancing dan physical distancing, memakai masker dan sebagainya,” tandasnya.
Pihaknya menyebut bahwa trend rapid test yang menunjukkan hasil reaktif, namun kebanyakan setelah dilakukan pemeriksaan swab test, hasilnya negatif.
“Meskipun ada satu atau dua kasus memang kita akui, bahwa hasil swab test positif,” ucapnya.
Menurut dr Fathkur Rokhim, hal itu bisa kita pelajari bersama bahwa sesungguhnya rapid test itu bukan indikator segala-galanya.
“Untuk dipahami, bahwa rapid test reaktif itu tidak menunjukkan dia positif Covid-19. Maka istilah rapid test bukan positif, tapi reaktif. Bukan negatif tetapi non reaktif,” jelasnya.
Positif dan negatif, lanjutnya, hanya digunakan untuk hasil pusat tenggorok atau swab test. Kalau hasil swab test positif, maka di dalam tubuhnya ada virus.
“Kalau negatif, dipastikan tidak ada virus. Sebaliknya berbeda dengan rapid test, kalau reaktif belum tentu di dalam tubuhnya ada virus. Mari kita sikapi dengan bijak,” tandasnya.
Dijelaskannya, hingga saat ini di RSUD Cepu merawat lima orang pasien di ruang isolasi Flamboyan. Empat orang menunjukkan rapid test reaktif dan yang satu orang non reaktif rapid test tetapi ada riwayat demam dan panas sehingga untuk sementara waktu ditempatkan di ruang isolasi.
Empat orang menunjukkan rapid test reaktif, lanjutnya, akan ditindak lanjuti dengan swab di pusat tenggorokan. (Dinkominfo Kab. Blora).