Seputar Blora

Patut Bersyukur, Dalam Seminggu Terakhir Kondisi Covid-19 di Blora Stagnan


Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Lilik Hernanto, SKM, M.Kes menyampaikan bahwa kita patut bersyukur karena dalam seminggu terakhir kondisi Covid-19 stagnan dan tidak ada penambahan kasus, baik kasus baru, meninggal ataupun yang sembuh.

“Kami telah melakukan rapid test 3.449 orang. Jadi sudah cukup banyak. Rapid test memang bukan diagnosa, melainkan suatu penapisan awal apakah di dalam tubuh kita ada virus,” kata Lilik Hernanto dalam konferensi pers di media center Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Rabu (10/6/2020).

Dari jumlah tersebut yang reaktif rapid test sebanyak 312 orang, jadi kurang dari 10 persen dengan jumlah 3.449 oranga yang di rapid test.

“Kemudian yang swab positif dari rapid test itu ada 22 orang. Jadi tidak semua reaktif rapid test, akan diikuti oleh swab test real PCR positif,” tandasnya.

Dilaporkan lebih lanjut dalam konferensi pers, Dinas Kesehatan juga telah melakukan rapid test kepada ibu hamil sebanyak 229.

“Dan sampai hari ini, ibu hamil yang reaktif rapid test sebanyak 19 orang. Mudah-mudahan tidak ada yang positif Covid-19,” jelasnya.

Dikatakannya, sejumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat sudah ada lima kali dilakukan swab tetapi belum sembuh.

“Masih kita rawat 22 orang. Ini banyak faktor, seperti yang kami sampaikan. Di samping daya tahan tubuh penderita sendiri, juga beban psikis. Ini penting. Jadi mohon bersabar. Tim medis terus berupaya. Keluarga mohon terus dukungan doanya agar segera sembuh, menyusul lima yang sudah sembuh,” ungkapnya.

Menurut data terkini, kata Lilik, Kabupaten Blora saat ini masih berada di rangking 21 dari jumlah 30 di tingkat Jawa Tengah.

“Jadi masih ada di bawah,” ucapnya.

Sementara itu disampaikan selama dua minggu terakhir ada beberapa indikator untuk memulai normal baru, yaitu jumlah angka kesakitan baik OPD, PDP turun.

“Trend nya terus menurun. Kemudian penularan langsung terhadap tenaga kesehatan sudah 28 hari tidak ada,” terangnya.

Selanjutnya ada satu indikator yang naik yaitu jumlah kematian yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 selama14 hari terakhir.

“Bukan berarti dia Covid-19, tetapi dia OPD, PDP atau belum diketahui swabnya yang dimakamkan secara protokol Covid-19. Itu merupakan salah satu indikator,” paparnya.

Ada satu lagi, lanjutnya, yaitu indikator reproduksi efektif. Kira-kira di Blora angkanya sejumlah 1,48.

“Artinya 1 tingkat prevalensi penularan satu kasus positif, bisa menularkan 1,48 orang lain. Kalau di tingkat nasional itu sekitar 2,4. Mudah-mudahan, kita turunkan bisa di bawah satu sehingga kita bisa menuju tatanan normal baru,” terangnya. (Dinkominfo Kab. Blora).

    Berita Terbaru

    Kunjungi Menaker, Bupati Bertekad Kurangi Angka Pengangguran di Blora
    18 September 2024 Jam 21:03:00

    Dalam upaya penyediaan lapangan pekerjaan agar angka pengangguran di Blora semakin berkurang,...

    Yayasan TITD Klenteng Hok Tik Bio Blora Gelar Perayaan Tiong Ciu
    18 September 2024 Jam 08:44:00

    Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Tik Bio Blora menggelar perayaan Tiong Ciu...

    Dinas PMD Diminta Mengkonsep Dukungan Operasional Tenaga Pendamping Desa
    18 September 2024 Jam 08:34:00

    Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, memikirkan anggaran untuk dukungan operasional para tenaga...