Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Tik Bio Blora menyelanggarakan sembahyang menyambut tahun baru Imlek 2572. Sebagian warga Tinghoa di Blora melakukan sembahyang dan doa bersama dengan penuh khidmat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ketua Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Tik Bio Blora Budilistijo Suboko menjelaskan perayaan Imlek tahun ini dilaksanakan dengan sederhana, hanya ritual persembahyangan saja yang diselenggarakan.
“Karena ritual ini tentu tidak bisa kita tingggalkan. Kita tetap melakukan ritual sembahyang, terutama pada tahun baru Imlek, adalah hari dimana kita berterimakasih, mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para Sing Te,” ucapnya, di Blora, Kamis (11/2/2021) malam.
Hal itu, lanjut Budilistijo Suboko, bahwasanya kita semua telah diberikan kesempatan sampai dengan hari ini menjelang tahun baru Imlek sehingga patut mengucapkan terimakasih dan rasa bersyukur baik, dengan harapan di tahun mendatang akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Baik itu kesehatan, rejeki dan lainnya. Itu yang kita harapkan lebih baik dari tahun yang kemarin.
"Dalam doa malam tadi, kita juga berdoa untuk seluruh umat manusia dengan harapan supaya pandemi COVID-19 ini segera berlalu. Dan kita juga berdoa untuk pimpinan bangsa ini semoga dikaruniai kesehatan sehingga masih tetap terus memimpin bangsa ini ke arah kemajuan yang lebib baik,” kata Budilistijo Suboko.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengajak seluruh umat dan simpatisan Klenteng Hok Tik Bio Blora supaya selalu mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak dan selalu cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir, hindari kerumunan dan kurang mobilitas.
Sekretaris Yayasan TITD Klenteng Hok Tik Bio Blora Bambang Suharto mengungkapkan selain acara ritual sembahyang, tidak ada lagi acara perayaan atau pesta seperti pertunjukan seni barongsai dan liang-liong.
“Hanya ritual sembahyang saja malam ini. Itu pun dibatasi mulai jam 20.00 WIB hingga jam 22.00 WIB. Perayaan dan pesta ditiadakan karena masih pandemi,” ucapnya.
Meski demikian, sebagai tradisi, sebelumnya dilakukan bersih-bersih klenteng, upacara Ngayak Abu dan pemasangan ratusan lampion. Makna kegiatan itu untuk membersihkan diri menjelang tahun baru.
“Kita membersihkan altar uci. Yulho (tempat dupa) kita bersihkan karena ditempat ada batang-batang hio, jadi kita pisahkan. Kita ayak. Nah itulah kenapa dinamakan Ngayak Abu,” ujarnya.
Sedangkan piranti dan aneka sesaji seperti dupa dan makanan telah disiapkan sebelumnya untuk ritual menjelang Imlek 2572.
Ada sesuatu yang menarik, yakni pembuatan homisoa sebagai media doa dan persembahan kepada para dewa. Misoa itu dimasak di tempat kemudian ditaruh didalam mangkuk dengan jumlah ganjil sesuai jumlah dewa yang ada. Kecuali jika di rumah boleh dibuat genap.
Selanjutnya digunakan untuk doa ritual memohon keselamatan, kedamaian, kesehatan dan panjang umur serta dimudahkan rejeki.
Ada kepercayaan, ketika membuat hingga menaruh misoa ke dalam mangkuk tidak boleh putus.
“Itu sebagai simbol, jadi tidak boleh putus. Artinya jangan sampai tujuan dan harapan kita ke depan diberi keselamatan, keberhasilan, kemudahan, kelancaran, kedamaian dan tidak putus atau gagal,” tambah Bambang Suharto.
Sementara itu, pemantauan dan patroli dilaksanakan secara ketat oleh aparat kepolisian Polres Blora untuk menjaga kondusifitas dan keamanan di sejumlah Klenteng yang ada di Blora. (Tim Dinkominfo Blora).