Kris Widiyanto (46) salah seorang petani di desa Gadu Kecamatan Sambong tergolong sukses membudidayakan tanaman buah naga. Lebih kurang 3700 pohon yang ditanam pada lahan seluas 1 hektar, kini sudah produktif berbuah.
Motivasinya menanam buah naga, menurut Kris Widiyanto untuk memberi rangsangan kepada para petani di desa Gadu agar berinovasi tidak selalu menanam seperti jagung, padi dan lainnya.
“Pohon buah naga ini jenis tanaman jangka panjang dan perawatannya sangat mudah. Sedangkan permintaan di pasar juga bagus,” kata Kris, di Gadu, Senin (20/11).
Penjualan buah naga, menurut Kris, melayani pasar tradisional seperti di Cepu, Blora dan Kabupaten Rembang.
“Belakangan ini kami setiap bulan panen, minimal 100 kilogram, maksimal 600 kilogram. Harganya dipatok pedagang di pasar antara Rp7 ribu hingga Rp13 ribu,” ucapnya.
Ia berharap kepada para pemuda khususnya di wilayah Desa Gadu agar kembali bertani. Sebab bertani itu bukan tidak menghasilkan, melainkan sangat menyenangkan.
“Kepada adik-adik dan pemuda saya berharap mau kembali bertani. Karena bertani itu bukan tidak menghasilkan, melainkan sangat menyenangkan. Kita bisa menggaji diri kita dengan apa yang akan kita kerjakan. Mari sama-sama kembali bertani, tidak perlu susah melamar kerja ke luar kota, mari bangun desa kita masing-masing,” tandasnya.
Dijelaskan lebih lanjut, agar pohon buah naga tegak berdiri, ia membuat tiang dari beton sebagai penyangga di setiap pohon. Dari mulai menanam hingga berbuah dibutuhkan waktu lebih kurang delapan bulan.
“Pada awalnya saya buat penyangga dari bambu, tetapi sering roboh karena pertumbuhan pohonnya cepat dan subur, akhirnya saya buat tiang beton di tiap tanaman. Saya tanam buah naga sudah hampir tiga tahun, dari segi ekonomi, sangat membantu keluarga” kata dia.
Bagi yang ingin membudidayakan buah naga, ia tidak keberatan membantu bibitnya.
“Saya siap bantu bibit yang bagus untuk dibudidayakan,” ucapnya. (Dinkominfo Kab. Blora).