Kapolres Blora AKBP Saptono, SIK mempraktikkan cara kerja mesin pencacah rumput hasil karya Aipda Suyono, salah seorang anggota Bhabinkamtibmas Polsek Jiken Polres Blora di rumahnya desa Nglobo, Kecamatan Jiken.
Kapolres mengapresiasi, dengan alat tersebut warga sekitar terbantu, sehingga biaya pakan ternak lebih ringan.
“Sangat mengapresiasi dengan alat pencacah rumput. Bisa dimodifikasi. Harganya murah. Awet dan tahan lama. Karena pisaunya tebal, sehingga perlu dibuat secara massal,” jelasnya, di Blora, Minggu (7/1/2018).
Menurutnya, alat yang diciptakan Aipda Suyono itu sangat membantu petani dan peternak. Apalagi limbah tanaman bisa dijadikan pakan ternak setelah dicacah dengan alat tersebut.
“Penggilingan menggunakan mesin pencacah ini sangat efisien untuk pakan ternak sapid an kambing, serta cukup tahan lama apabila divermentasikan bisa tahan hingga 4 bulan lebih.” tegasnya.
Kapolres menambahkan, alat tersebut bisa lebih dikembangkan apabila di dukung oleh pemerintah daerah. Selanjutnya bisa diperbantukan kepada para peternak.
“Selama ini bantuan traktor sudah terlalu banyak. Seperti mesin pencacah rumput ini juga perlu diapresiasi,” ucapnya.
Sementara itu, Aipda Suyono mengaku sudah banyak permintaan tapi belum bisa memenuhi karena kekurangan modal untuk biaya pembuatan mesin tersebut.
Sementara itu, Aipda Suyono mengaku sudah banyak permintaan tapi belum bisa memenuhi karena kekurangan modal untuk biaya pembuatan mesin tersebut.
Aipda Suyono menjelaskan, mesin pencacah rumput tersebut untuk membantu warga menyediakan pakan ternak. Alat itu mampu mengurangi biaya dan tenaga yang dikeluarkan para peternak.
“Alat pencacah rumput ini saya buat dari hasil tabungan sendiri dengan dibantu warga yang bisa mengelas,” ujarnya.
Selain alat pencacah rumput, Aipda Suyono juga mengajarkan pembuatan pakan ternak dengan cara silase atau pengawetan. Menurutnya, melimpahnya pakan ternak pada musim hujan merupakan kesempatan untuk menyimpan di musim kemarau. Dengan cara yang dia ajarkan, pakan tersebut dapat disimpan selama satu bulan bahkan satu tahun. Sehingga para peternak tidak kesusahan mencari rumput setiap hari.
“Limbah-limbah pohon jagung yang sudah kering biasanya dibakar oleh petani sekarang bisa dimanfaatkan buat pakan ternak,” jelas mantan Kepala Desa Nglobo tersebut.
Menurutnya, ide pembuatan pencacah pakan ternah tersebut berawal dari tiga tahun lalu. Saat musim kemarau selalu ada ongkos tambahan untuk mencari pakan ternak. Hingga saat membaca-baca buku mengenai ternak sapi. Didalamnya dia menemukan pembuatan alat pencacah pakan ternak. Dia tertarik membuatnya. Selanjutnya dia bercerita kepada Naryo, tetangganya dan saudaranya soal rencana tersebut.
“Setelah pada setuju, saya usulkan untuk menggunakan mesin motor saya yang lama tidak dipakai,” jelas pria yang menjadi polisi sejak tahun 1981. (Dinkominfo Kab. Blora/Tim).