Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora (SOTK yang baru) drh. R. Gundala Wejasena, MP menerima dan mendampingi kunjungan Wakil Rektor dan sejumlah Dekan Fakultas Universitas Gadjah Mada (UGM) di kawasan Blora Selatan, Sabtu (8/1/2022).
"Jadi di pendopo desa Megeri Kecamatan Kradenan, kami melaksanakan rapat perumusan program bersama dalam mewujudkan peternakan terpadu," terangnya.
Dijelaskannya, kegiatan itu dihadiri langsung Wakil Rektor Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Djagal Wiseso Marseno (bidang kerja sama).
Kemudian ada tujuh Dekan Fakultas UGM yang hadir, yaitu Dekan Fakultas Peternakan, Dekan Fakultas Pertanian, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Dekan Fakultas Biologi, Dekan Fakultas Geografi dan Dekan Fakultas Kehutanan UGM.
Menurutnya, di Blora, terutama di Blora Selatan itu ada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK).
"Kali ini, UGM, Pemkab Blora dan PT. ABGS akan memanfaatkan sebaian tanah KHDTK tersebut untuk pengembangan peternakan sapi," kata Gundala Wejasena.
Setelah berkumpul bersama Forkopimcam Kradenan dan Pemdes Megeri yang dilanjutkan melakukan tinjauan di lokasi setempat, kata Gundala Wejasena, rombongan akan langsung menghadap Bupati Blora.
"Kami langsung menghadap Bupati, dan nanti bapak Bupati akan menyampaikan paparannya. Dilanjutkan juga menikmati kuliner Blora," ucapnya.
Diinformasikan sebelumnya, Bupati Blora H. Arief Rohman,S.IP, M.Si berkomitmen serius untuk memajukan sektor pertanian dan peternakan di Kabupaten Blora.
Guna mencapai tujuan tersebut, Bupati turut menggandeng Universitas Gadjah Mada dan PT. Andini Blora Gama Sejahtera (ABGS).
Sebagai tindaklanjut kerjasama dengan para stakeholder tersebut, Bupati berencana akan membuat prototipe peternakan terpadu di Desa Megeri, Kecamatan Kradenan.
Kunjungan lapangan bersama dengan UGM dan PT ABGS dilakukan pada Rabu (6/10/2021) di Desa Megeri.
Dalam kesempatan itu, di hadapan Wakil Rektor, Bupati menjelaskan bahwa populasi sapi di Blora sangat besar jumlahnya dan sangat potensial untuk dikembangkan. Selain itu mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah peternakan dan pertanian.
“Kalau populasinya menurut data hampir 297 ribu ekor, kalau di Jawa Tengah nomor satu. Dengan jenis sapi PO, Simental, limusin, brahman, ini jenis sapi yang ada di Blora” jelas Bupati.
“Ini mayoritas dikandangkan di rumah masing-masing, rata-rata tiap rumah punya 2-3 ekor, kalau disini istilahnya Rojo Koyo, dijual ketika untuk nyekolahin anaknya, nikahan, dan kebutuhan mendesak lainnya. Oleh karena itu kita dampingi, kita ingin adanya populasi yang besar ini kita ingin kembangkan secara teknologi dan sebagainya,” sambungnya.
Namun demikian, imbuh Bupati, bahwa sapi dari Blora rata-rata di jual ke luar kota dalam bentuk sapi utuh dan belum diwujudkan dalam produk turunannya, pasalnya Blora pun belum memiliki tempat pemotongan hewan atau RPH modern.
Maka, kerjasama dengan UGM dan PT ABGS menjadi angin segar untuk mewujudkan prototype peternakan terpadu.
“Di sini harapannya di Megeri ini menjadi prototype percontohan yang modern, mulai dari pakannya, pengolahan, sampai nanti pemasarannya. Ke depan kita ingin punya pabrik pakan, breeding, penggemukan, RPH, dan pengolahan pasca penggemukan,” kata Bupati.
Bupati Arief juga berharap dengan kerjasama ini nantinya usaha peternakan sapi dan turunanya secara komprehensif di Blora ini dapat melibatkan masyarakat dan anak-anak muda setempat, sekaligus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Blora.
UGM mengelola kawasan hutan dengan tujuan khusus atau KHDTK seluas 11 ribu hektar yang ada di Blora, dan sekitar 300 hektar di antaranya berada di Desa Megeri.
Sehingga dukungan dari pihak UGM akan sangat dibutuhkan dalam memajukan Blora. (Tim Dinkominfo Blora).