Warga keturunan Tionghoa di Blora melaksanakan sembayang dan doa bersama di Klenteng Hok Tik Bio Blora, Selasa (15/2/2022) malam.
Kegiatan religius itu dilaksanakan dengan khidmat dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dalam rangka peringatan Cap Go Meh yang merupakan bagian perayaan Imlek 2573.
Cap Go Meh, diperingati 15 hari setelah tahun baru Imlek 2573, dan menjadi hari terakhir rangkaian masa perayaan Imlek di klenteng Hok Tik Bio Blora.
Hujan rintik dan aroma dupa (hio) wangi yang dibakar, serta nyala lilin dan ratusan lampion menambah suasana di Klenteng Hok Tik Bio semakin sakral dan penuh makna.
Sembahyang dan doa secara bersama dipimpin oleh salah satu tokoh ritual setempat yang dipercaya.
Mereka memohon kepada Tuhan dibarengi doa dan pujian di hadapan patung Dewa Hok Tik Ching Sin (Dewa Bumi).
"Kami mohon kepada Tuhan, supaya di tahun ini, diberikan kesehatan, kelancaran dalam mencari rezeki dan memohon supaya Covid-19 ini segera berakhir sehingga kehidupan berjalan normal," kata Darmawan, Wakil Ketua Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Tik Bio Blora.
Ia mengatakan, Cap Go Meh dilakukan sederhana karena masih suasana pandemi Covid-19.
"Jadi kita tetap sederhana, hanya doa. Biasanya Cap Go Meh itu kan ada barongsai dan liang-liong, untuk tahun ini tidak ada," jelasnya.
Dikatakannya, hujan yang turun saat Cap Go Meh, dipercaya membawa berkah.
"Kalau hujan itu membawa rezeki. Kalau Sin Cia (Tahun Baru Imlek) itu kan bertepatan dengan bulan hujan," ucapnya.
Harapannya, kata Darmawan, di tahun shio macan air ini suasana lebih damai, tentram dan aman.
Hal senada disampaikan Sekretaris Yayasan TITD Klenteng Hok Tik Bio Blora, Bambang Suharto.
Dikatakannya, peringatan Cap Go Meh tahun ini hanya melakukan sembahyang dan berdoa.
"Cukup sederhana, dilaksanakan sesuai prokes, tidak ada pertunjukan barongsai dan liang liong. Perbanyak doa, situasi seperti ini. Dengan harapan negera tentram, rakyatnya makmur, sehat semuanya," ucapnya.
Ia menjelaskan Cap Go Meh 2022 jatuh pada hari Selasa, 15 Februari 2022.
Cap Go Meh berasal dari kata "Cap Go" yang artinya "lima belas", dan "Meh" yang artinya malam.
"Jadi, secara sederhana Cap Go Meh dapat diartikan sebagai malam kelima belas setelah Tahun Baru Imlek, yang jatuh 1 Februari 2022," kata Bambang Suharto.
Berbagai sumber menyebutkan perayaan Cap Go Meh dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada dewa tertinggi di Dinasti Han.
Adapun menurut agama Konghucu, Cap Go Meh dirayakan dalam rangka untuk berdoa kepada orangtua, dan memohon kepada Tuhan atau Tian.
Di Klenteng Hok Tik Bio Blora, aneka sesajian seperti buah sirsak/srikaya, aneka kue, jagung rebus dan makanan tradisional seperti nagasari, lontong opor ayam, serta ingkung ayam menjadi pelengkap ritual Cap Go Meh.
Yang selalu tidak ketinggalan, yakni kue keranjang.
"Kue keranjang ini muncul di Cap Go Meh," ucap Bambang Suharto.
Selain sembahyang secara bersama, beberapa warga keturunan Tionghoa di Blora juga melakukan sembahyang perorangan.
Sementara itu Haryanto Susilo, salah satu warga keturunan Tionghoa asal Blora yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur mengaku setiap Cap Go Meh selalu pulang ke Blora untuk melakukan sembahyang dan doa di Klenteng Hok Tik Bio Blora.
"Saya dari Blora, setiap tahun, khususnya Cap Go Meh, pulang, paling dua hari, untuk melakukan sembahyang," kata dia.
Ia berharap, meski dalam situasi pandemi, kelestarian dari kecil hingga besar di Klenteng Hok Tik Bio Blora tetap terus dijaga.
"Tetap ada sembahyang, tapi dalam jumlah terbatas," ucapnya.
Ada yang menarik, kedatangan Haryanto Susilo, membawa lilin berukuran besar, dan dinyalakan dengan naik tangga. (Tim Dinkominfo Blora).