Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Blora menyelenggarakan pelatihan strategi pengembangan produk lokal melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS).
Pelatihan dilaksanakan dalam sub kegiatan pengembangan literasi berbasis inklusi sosial di ruang pembinaan Perpustakaan Gedung Perpustakaan Blora, Rabu (16/2/2022) selama satu hari.
Kepala Bidang Perpustakaan Nugraheni Wahyu Utami, SP, dalam laporannya menerangkan tujuan pelatihan adalah menguatkan peran Perpustakaan Desa/Kelurahan dan para pegiat literasi sebagai fasilitator gerakan literasi masyarakat dalam rangka mengembangkan potensi di wilayahnya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kemudian, memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi kepada peserta tentang strategi pengembangan literasi berbasis inklusi sesuai perkembangan informasi dan teknologi terkini,” terangnya.
Berikutnya, memperoleh sarana dan dukungan dari stake holder terkait agar pengembangan transformasi perpustakaan untuk kesejahteraan masyarakat dapat berlangsung secara kontinyu.
Selanjutnya, mempromosikan produk unggulan lokal dari wilayah masing-masing peserta hasil kemitraan dan pelibatan masyarakat dengan Perpustakaan Desa/Kelurahan.
Peserta pelatihan diikuti oleh 25 orang yang terdiri pengelola Perpustakaan dan pelaku usaha berbasis literasi dari Desa Balong, Bacem, Nglobo, Tawangrejo, Temurejo, , Balong Kunduran, Tutup, Biting, dan dari Kelurahan Kauman, Tempelan, Cepu, Ngawen.
Sedangkan narasumber Hj. Ainia Sholichah, SH, M.Pd.AUD, M.Pd.BI, Ketua TP PKK Kabupaten Blora, Arif Budianto, ST, Konsultan Pendamping Bisnis UMKM Center Jawa Tengah dan sejumlah nara sumber lainnya yaitu Lutfhfi Ariyadi, Andy Afriansyah, M. Farid Rokhmawantika, pemustaka terampil Retno Dyah dari Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora serta Lis dari dari Desa Balong Kecamatan Jepon. Masing-masing narasumber menyampaikan materi sesuai dengan tema pelatihan.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala DPK Blora Achmad Nur Hidayat SH, M.Si, MM.
“Kami berharap kepada peserta pelatihan ini bisa menyimak dan mengikuti dengan serius apa yang disampaikan oleh narasumber. Sehingga nanti bisa menjadi motivator atau role model di perpustakaan yang dikelolanya,” harapnya.
Dikatakannya, bahwa dulu orang ngertinya Perpustakaan itu tempat membaca. Tempat menyimpan buku. Namun ada penekanan dari pemerintah pusat bahwa Perpustakaan kita ini sebetulnya tidak hanya untuk menyimpan dan membaca buku, tetapi bagaimana orang yang datang ke Perpustakaan itu bisa mendapatkan fungsi yang lebih.
“Harapannya, dari pemerintah itu ada perubahan (transform) pemahaman masyarakat terhadap Perpustakaan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Kabupaten Blora, Hj. Ainia Sholichah, SH, M.Pd.AUD, M.Pd.BI menyampaikan materi tentang peran wanita dalam literasi berbasis inklusi sosial.
Dijelaskan Bunda Ain, sapaan , Hj. Ainia Sholichah, bahwa fakta sosial saat ini Indonesia dihadapkan pada persoalan terus meningkatnya angka kemiskinan.
“Fakta lainnya adalah bahwa tingkat persaingan di tingkat global semakin meningkat. Bangsa yang bertahan dan maju bukan bangsa yang memiliki asset atau sumber daya alam yang banyak lagi, tetapi adalah bangsa yang dapat mengelola asset dan memiliki sumber daya yang unggul serta berdaya dalam ekonomi/UMKM,” paparnya.
Menurutnya, UMKM merupakan pilar terpenting perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 42,6 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.
“Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia memiliki kemampuan menyerap 97& darin total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi,” ungkapnya.
Berkaitan dengan Fakta Wanita, menurut Bunda Ain, bahwa manajer dalam rumah tangga adalah perempuan.
“Almadrosatul ula dimulai dari ibu/perempuan. Aktif berkegiatan dalam sebuah perkumpulan hybrid sepertin arisan, komite, pengajian rutin, baksos, adalah perempuan. Aktif dan eksis dalam bermedsos seperti dalam Group WA, adalah perempuan. Perempuan lebih kreatif dan luwes dibandingkan laki-laki,” bebernya.
Dijelaskannya, solusi umum adalah konsep transformasi layanan dari Perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan melibatkan peran aktif masyarakat, organisasi wanita, komunitas, PKK, kumpulan non formal, sanggar senam, komite melalui bermacam aktivitas transformasi pengetahuan (transfer knowledge) seperti pelatihan, tutorial, dan pendampingan kegiatan yang memiliki nilai ekonomis.
“Dalam hal ini, Perpustakaan memberikan pendampingan pilihan ekonomi masyarakat, yang dikehendaki, termasuk masyarakat marjinal,” jelasnya.
Perpustakaan mempunyai petugas khusus, yang konsen terhadap budaya literasi. Mencarikan informasi seperti UMKM agar bisa dipraktikkan, agar mampu mendongkrak kemauan dari bawah dan mau berlatih hingga mampu membangun usaha mikro sekelas home industry.
Setelah menyampaikan materi Ketua TP PKK Kabupaten Blora Hj. Ainia Sholichah, SH, M.Pd.AUD, M.Pd.BI bersama sejumlah pengurus berkesempatan meninjau hasil pengelola Perpustakaan dan pelaku usaha berbasis literasi serta memberikan apresiasi, bahkan memborong aneka hasil karya tersebut.
Pihaknya terus mendorong supaya lebih kreatif dan inovatif sehingga makin berkembang guna meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sementara itu narasumber lainnya Arif Budianto, menyampaikan materi kiat sukses pengembangan produk lokal. Selanjutnya, materi pemasaran online disampaikan Lutfhfi Ariyadi, Desain kemasan produk oleh Andy Afriansyah.
Berikutnya, sarana propaganda melalui perpustakaan digital disampaikan M. Farid Rokhmawantika. Pembuatan kerajinan dari kain perca oleh pemustaka terampil Retno Dyah dari Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora dan seni rajut oleh pemustaka terampil, Lis dari Desa Balong Kecamatan Jepon.
Hadir pada pelatihan Kepala Seksi Pembinaan Perpustakaan Bidang Perpustakaan DPK Blora, Arif Chusaini, SE serta Kepala Seksi Layanan Pustaka dan Informasi Bidang Perpustakaan DPK Blora Priyadi,S.Sos.
Peserta pelatihan yang semuanya adalah perempuan, antusias mengikuti paparan yang disampaikan narasumber dan siap untuk ditindaklanjuti. (Tim Dinkominfo Blora).