Seputar Blora

BPBD dan Komisi B DPRD Provinsi Jateng Selenggarakan Identifikasi dan Sosialisasi DRB di Blora


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersinergi dengan anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Blora menyelenggarakan kegiatan pelayanan informasi rawan bencana tahun 2022.

Kegiatan bertajuk Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana di Jawa Tengah dilaksanakan di ruang pertemuan Resto D’Joglo dengan diikuti tokoh masyarakat, kepala desa, organisasi masyarakat dan kepala kelurahan di wilayah Kecamatan Blora, Jumat (11/3/2022).

Sejumlah narasumber yang dihadirkan adalah Prayogo Nugroho, SE, menyampaikan materi Peraturan Daerah Prov. Jateng No. 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Jawa Tengah. H. Abunafi, SH, menyampaikan materi Peran Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana. Kedua narasumber adalah Anggota Komisi B DPRD Prov. Jateng.

Narasumber lainnya yakni Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Slamet Widodo, S.Sos., M.Si., menyampaikan materi Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten Blora.

Kepala BPBD Prov Jateng, Bergas C. Penanggungan,S.Sos, M.Si, dalam sambutan yang dibacakan Kasi Rehab Rekonstruksi  (RR) Bidang III BPBD Prov, Jateng, Drs. Sudarsono Agus Sarwono, menyampaikan bahwa seperti kita ketahui wilayah Jawa Tengah merupakan wilayah yang rawan bencana.

“Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2020, terdapat 11 Kabupaten di Jawa Tengah memiliki kelas risiko tinggi sedang. Tidak ada satupun wilayah di Jawa Tengah yang aman dari bencana,” kata Kepala BPBD Prov Jateng, Bergas C. Penanggungan,S.Sos, M.Si.

Hasil kajian risiko bencana Jateng 2020-2024, Jawa Tengah memiliki 14 jenis ancaman bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan berpotensi terjadinya korban harta bahkan jiwa.

Disebutkannya, dari data tahun 2021, tercatat 1.830 kejadian bencana di Jawa Tengah dengan bermacam-macam jenis bencana.

Sedangkan data bencana tahun 2022, sampai dengan Februari, sudah tercatat sebanyak 625 kejadian bencana dengan rincian, banjir bandang 77 kejadian, angin puting beliung 275 kejadian,tanah longsor 226 kejadian, tanah gerak 6 kejadian, kebakaran 44 kejadian dan gelombang pasang serta gempa 0 kejadian.

“Masing-masing bencana memberikan dampak berupa korban jiwa serta kerugian dan kerusakan terhadap masyarakat,” ungkapnya.
Bahkan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun juga telah membawa dampak pada berbagai sektor, naik kesehatan, pendidikan, sosial, perdagangan, pariwisata dan lain-lain.

“Oleh karena itu budaya sadar bencana perlu kita tanamkan pada diri kita masing-masing dalam rangka mengurangi risiko bencana yang terjadi,” tegasnya.

Membekali diri dengan pemahaman upaya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana sangat perlu dilaksanakan agar kita siap menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi.


Pada kesempatan itu, H. Abunafi, SH, menyampaikan bahwa kondisi Blora yang rawan itu adalah angin dan banjir, namun sebatas Cepu dan sekitarnya yang sifatnya genangan, kemudian kekeringan serta kebakaran.

“Terkait partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana di Blora, dari dulu selalu gotong royong. Tidak pernah tidak. Belum lama ada kejadian kebakaran di Kelurahan Kedungjenar, begitu kompaknya masyarakat melakukan gotong royong menangani. InsyaAllah, selama yang saya tahu, di Blora, kekompakan masih terjaga,” jelasnya.

Terkait dengan bencana, kata Abu Nafi, harusnya yang kita lakukan adalah menyikapi jangan sampai terjadi.

“Agar tidak banjir, hutannya ya dipertahankan. Hutannya, jangan dirusak. Supaya tidak terjadi kekeringan, andai saja mengambil kayu, maka perlu dilakukan penanaman kembali,” tegasnya.

Tugas kita sebagai manusia, lanjut H. Abunafi, selain ikhtiar melaksanakan seperti tanam pohon dan lain sebagainya, yang tidak kalah pentingnya adalah selalu berdoa memohon kepada Allah SWT supaya terhindar bencana dari bumi kita.

Sementara itu Prayogo Nugroho, menyampaikan bahwa definisi bencana sudah lebih luas, tidak hanya bencana alam.

“Jadi cara terbaik untuk mengantisipasi bencana ya sedia payung sebelum hujan. Intinya begitu. Cuma problemnya bukan disitu. Problemnya adalah kemampuan kita untuk merubah kebiasaan. Pada awalnya kita banyak kesulitan untuk menyesuaikan dengan protokol kesehatan, nah kalau sudah terjadi baru sadar,” ucapnya.

Prayogo menyampaikan dalam Peraturan Daerah Prov. Jateng No. 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana ada tiga hal yang perlu diketahui, yang pertama Pra Bencana, sebagai upaya pencegahan untuk daerah yang rawan bencana dan juga daerah dengan tingkat bencana yang rendah.

“Blora ini termasuk tingkat bencana yang tinggi, tapi tidak setinggi yang lainnya,” ucapnya.

Pra Bencana, kata Prayogo, yang perlu dilakukan intinya adalah pencegahan dan perencanaan pada tempat yang sekiranya berpotensi bencana.

“Selanjutnya kedua adalah Tanggap Darurat. Sehingga perlu disusun berbagai upaya ketika terjadi bencana akan mampu diatasi secara baik dan tepat sasaran. Kalau di Blora yang sering terjadi secara dadakan adalah kebakaran rumah warga atau kebakaran hutan saat musim kemarau, sehingga perlu diantisipasi jangan sampai kekeringan melanda baru mengambil solusinya,” terangnya.

Yang ketiga, adalah Pasca Bencana. Pasca bencana ini, kata Prayogo Nugroho, banyak hal-hal yang bisa dilakukan, tergantung dari bencana yang ada.

“Seperti saat ini kita sedang merecovery ekonomi kita, karena pandemi Covid-19” ucapnya.

Narasumber berikutnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Slamet Widodo, S.Sos., M.Si. Pihaknya mengajak kepada peserta kegiatan untuk langsung action, terutama bagi Kapala Desa dan Kepala Kelurahan.

“Kita melihat pada saat ini, situasinya seperti ini. Jadi hujan terus berlangsung, tetapi hujannya itu biasanya tidak begitu lama. Paling lama dua jam, tetapi sangat deras sekali sehingga menimbulkan potensi banjir, seperti yang terjadi kemarin di Kecamatan Jiken dan Jati,” jelasnya.

Disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Slamet Widodo, S.Sos., M.Si., ada beberapa langkah yang perlu disampaikan oleh Kepala Desa dan Kepala Kelurahan kepada warganya.

“Yang pertama, membersihkan saluran air. Tolong segera diadakan kerja bakti, silahkan dibuat jadwalnya, apakah sebulan sekali atau sebulan tiga kali, silahkan,” kata Slamet Widodo.

Menurutnya, masih melihat banyak saluran air yang mampet sehingga ketika terjadi musim hujan, air tidak bisa mengalir dengan baik.

Kemudian, yang kedua, dimohon memperhatikan lingkungan sekitarnya. Khususnya kalau ada pohon yang tinggi, karena juga rawan bencana.

“Kalau pohon itu masih bisa dirapikan, ya dirapikan, jangan dipotong bawah. Karena menanam pohon juga lama sekali. Sekiranya pohon tinggi, dan berbahaya, dipendekkan saja. Artinya bisa mengurangi potensi bencana,” tuturnya.

Selanjutnya yang ketiga, tambah Slamet Widodo, mohon digiatkan ronda.

Hadir pada kegiatan itu, Camat Blora Budiman, S.STP, MM dan unsur Forkopimcam Blora lainnya.

Dalam penjelasannya, Camat Blora, manyampaikan bahwa di wilayah kecamatan Blora ada titik-titik rawan kebencanaan, termasuk di sekitar lingkungan kantor kecamatan setempat, apabila terjadi hujan deras, maka kanan kiri jalan, sudah seperti lautan.

“Kasihannya, apabila hujan deras ini terjadi saat petani baru saja tanam padi. Berdasarkan survei kami, salurannya yang perlu dibenahi,” tegasnya.

Usai paparan dari sejumlah narasumber, para peserta sosialisasi dengan antusias menanggapi dan merespon dengan berbagai usulan serta pertanyaan untuk mendapatkan solusi kedepannya. (Tim Dinkominfo Blora).

    Berita Terbaru

    Program Variety Show Lincakan Partisipatif Kerja Sama Pemkab Blora, TVRI Jateng dan Sekolah Vokasi Undip
    21 September 2024 Jam 13:22:00

    Pemerintah Kabupaten Blora lakukan penandatanganan kerja sama dengan stasiun Televisi Republik...

    Bawaslu Blora Desak KPU Segera Tetapkan Lokasi Kampanye, Ketua KPU Blora : Tunggu SK
    21 September 2024 Jam 11:23:00

    Jadwal KPU dalam Peraturan KPU No 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan...

    Blora Ekraf Fest 2024 Diharapkan Mampu Promosikan Potensi Ekonomi Kreatif
    21 September 2024 Jam 10:46:00

    Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman berharap gelaran Ekraf Fest 2024 ampu mempromosikan potensi...