Dua orang gadis yaitu Endang Susanti, gadis asal Desa Sempu, Kecamatan Kunduran, dan Siti Rohwati, asal desa kepoh kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah diundang Bupati Blora Blora ke rumah dinasnya, Kamis (19/5/2022)
Prestasi dua gadis dari pelosok Desa itu menarik perhatian Bupati H. Arief Rohman, untuk berbagi cerita pengalaman dalam perjalanan keberhasilannya menjadi mahasiswa terbaik dari kampus IAIN Kudus.
Dalam prestasinya, Endang Susanti meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,89, sedangkan Siti Rohwati mendapat indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,83.
Endang Susanti menceritakan tak menyangka namanya dipanggil sebagai wisudawan terbaik dalam wisuda periode ke-31 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus pada Sabtu (14/5/2022) kemarin.
Lantaran berhasil memperoleh predikat cumlaude dalam Program Studi Pemikiran Politik Islam dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,89.
Dengan keterbatasan ekonomi yang dialami, semangat kerja keras Santi sapaan akrabnya berhasil membahagiakan kepada kedua orangtuanya. Sambutan haru mewarnai setiap langkah Endang Susanti.
“Alhamdulillah, senang sekali bias membahagiakan orang tua, meski dari anak petani, tidak menyurutkan niat untuk memberikan yang terbaik kepada keluarga, saya juga tidak menyangka bisa diundang pak bupati ke Rumah Dinas Bupati, ini tentu suatu kehormatan bagi kami berdua,” ucapnya.
Menurutnya perjuangan untuk sampai saat ini pun ia ceritakan tak begitu mudah. Sejak kuliah pada 2018, setiap sepekan sekali Santi harus pulang ke rumah untuk membantu orangtua dengan kesibukan di rumah.
“Memilih di kudus karena saat kuliah sering balik rumah untuk membantu orangtua karena jarak kudus dan blora kebetulan juga jaraknya tidak terlalu jauh.," jelasnya.
Untuk menghasilkan IPK 3,89, ia lewati dengan ekstrabelajar. Pasalnya Santi merupakan mahasiswa yang menjalani proses perkuliahan secara daring/online. Kondisi Desa Sempu yang berada di ujung selatan Kabupaten Blora itu tidak dukung dengan akses internet yang bagus. Meski begitu, beragam prestasi nasional dan internasional ia dapatkan. Puncaknya, ia dapatkan beasiswa dari Bank Indonesia.
“Setiap perkuliahan daring aku ya naik perbukitan dulu. Soalnya, di rumah sana itu sulit akses internetnya. Setiap kerjakan tugas ada kuliah online ya naik ke bukit dulu, dengan dibantu bapak untuk mengantar mencari sinyal yang bagus," ujarnya.
Dalam proses perkuliahan, saat menulis skripsi yang ia tulis dengan tema kepemimpinan perempuan dengan lokus kajian kepemimpinan Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati. Menjadi lulusan terbaik Program Studi Pemikiran Politik Islam, Santi bercita-cita menjadi seorang politikus.
"Untuk ditingkat nasional saya mengidolakan bu risma, menurut saya bu Risma adalah sosok pemimpin perempuan yang tegas, semoga kelak saya bisa bertemu dengan beliau," ucapnya.
Cerita mengharukan juga datang dari kisah perjalanan Siti Rohwati, lulusan dengan predikat cumlaude dalam Program Studi Pengembangan Islam dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,83.
Siti bercerita sejak kecil dirinya harus berjuang untuk mendapatkan ilmu. Anak seorang buruh tani ini harus berjuang keras bahkan waktu masih SD, saat musim hujan orangtuannya harus mengendongnya menuju sekolahan lantaran kondisi jalan yang rusak.
“Orang tua buruh tani, lahan sawah waktu itu juga tidak punya,waktu itu beli sepatupun susah namun saya terus berjuang dan selalu berusaha memberikan yang terbaik,” katanya.
Saat SD, Siti mengaku dirinya ingin mondok. dirinya terus meyakinkan orangtua,hingga akhirnya orang tua punya sapi satu rela dijual untuk mondok, namun saat dipondok ada yabng kurang mampu banyak beasiswa.
“Saat sudah dipondok alhamdulillah rezeki orang tua ngalir, usai SMP hingga mau lanjut ke SMA akhirnya memutuskan untuk mondo lagi,” imbuhnya.
Saat memasuki masa kuliah, ia ditanya orang tua kuliah atau tidak, ia menjawab ingin meneruskan ke jenjang lebih tinggi.
“Dari situ saya sugguh-sungguh dan membuat bapak ibu semangat, bahkan saat mengikuti tes selama tiga hari diantar sama bapak motoran dari rumah untuk mengikuti tes, ditiga tempat yaitu di IAIN Walisongo Kudus, IAIN walisongo Salatiga,UIN Walisongo Semarang, dari tiga itu dua diantaranya diterima, namun akhirnya setelah Tanya orang tua dipilihlah IAIN Kudus,” ucapnya saat bercerita.
Tak sampai disitu, saat memasuki kuliah, perjuangannya untuk memberikan yang terbaik kedua orang tua terus ia lakukan,bahkan diawal masuk kuliah mulai semester satu sampai dengan semester dua, ia harus berhemat lantaran terhambat untuk uang saku.
“Saat awal ibu jualan nasi jagung keliling desa,dari doa orang tua dan kerja keras Alhamdulillah di semester 3 mendapatkan beasiswa,” tuturnya.
Siti juga berharapan untuk anak-anak Desa jika mempunyai keinginan bisa sungguh sungguh, dan terus berusaha hingga cita-cita itu tercapai.
"Saya ingin menjadi motivasi generasi muda utamanya di Desa Kepoh, karena disana Pendidikannya masih minim mereka harus tahu pentingnya sebuah pendidikan terlebih untuk seorang perempuan tidak hanya di rumah saja, namun bisa lebih memanfaatkan potensinya,” harapnya.
Mendengar cerita dua mahasiswa berprestasi itu, Bupati H. Arief Rohman mengapresiasi kegigiah dan kesungguhan dua mahasiswa yang berasal dari pelosok desa namun tetap berprestasi ini.
“Mbak Sinta ini rumahnya sempu, ia harus mencari sinyal juga saat belajar dan ini perjuangan juga. Selain itu Siti ini orang tuanya petani buruh tani, desanya ditengah hutan dari Desa kepoh,kita terharu sekali, sejak kecil mau berjuang sehingga SMP Pondok SMA mondok dan sebagainya, ini tentu menjadi inspirasi bagi kita semua, bagi adek adek yang masih belajar untuk terus bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu,” ucapnya.
Bupati mendorong untuk anak-anak SMA bisa berprestasi seperti ini, sehingga ketika nanti akan bantu dalam mencarikan beasiswa.
“Untuk saat ini nanti kami akan bantu mencarikan beasiswa untuk keduannya, namun sambil jalan keduanya nanti kami minta untuk magang di pemkab membantu kami,” tuturnya.
Semakin banyak anak blora yang berprestasi, lanjut Bupati, tentunya nanti juga akan berimbas untuk menurun kemiskinan yang ada di Blora.
“jika SDM ini semakin banyak yang berprestasi tentu akan jadi investasi masa depan. kita juga ingin mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah SMA Negeri SMA swasta SMK Negeri SMK swasta dimana yang anak-anak rangking 1-3 bisa didata saya pengen tahu dan nanti ditanyaa apakah ingin melanjutkan kuliah atau tidak, jangan sampai putus sekolah,” ucapnya.
“Jika tidak, anak-anak kita modali bagi yang tidak mampu secara ekonomi, jadi kita serius dalam persoalan ini dan nanti pemkab akan bantu,” imbuhnya.
Terkait kedua mahasiswa yang baru klulus dan berprestasi ini, bupati yang disapa mas arief ini mengaku nantinya akan membantu mencarikan jalan beasiswa agar mereka nantinya bisa melanjutkan..
“Sambil mencari cari, nanti kami minta mereka ini untuk mengasal tofelnya, kami harap nanti mereka bisa dapat beasiswa di PTN/PTS terbaik, tidak hanya di Indonesia tapi kalau bisa di luar negeri, sehingga bisa menjadikan semangat yang lain, bahwa dari desa bisa kuliah di luar negeri,” harapnya.
Dalam jamuan santai itu, kedua mahasiswa berprestasi itu juga mendapat Sovenir dan tali asih dari bupati Blora. (Tim Dinkominfo/ Prokompim)