Blora - Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Blora mengikuti upacara secara virtual peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jawa Tengah, Senin (15/8/2022).
Dengan mengenakan pakaian adat Samin para pegawai ASN Dinkominfo Blora mengikuti jalannya upacara secara virtual secara seksama dan khidmat di ruang pertemuan dinas setempat.
Sekretaris Dinkominfo Blora Bambang Setya Kunanto, SE mewakili Kepala Dinkominfo Blora, Pratikto Nugroho, S.Sos., MM., mengkoordinir acara tersebut didampingi sejumlah Kepala Bidang Dinkominfo Blora.
Sekretaris Dinkominfo Blora Bambang Setya Kunanto menjelaskan, sebelumnya telah disampaikan pengumuman melalui chat grup WhatsApp kepada segenap Pegawai ASN Dinas Komunikasi dan Informatika bahwa Senin 15 Agustus 2022 jam 06.15 WIB supaya mengikuti secara virtual upacara peringatan Hari Jadi ke-72 Jawa Tengah (1950-2022) di ruang pertemuan Dinas Kominfo dengan mengenakan pakaian adat Samin.
“Alhamdulillah, telah kita ikuti dengan baik, lancar dan khidmat jalannya upacara peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jawa Tengah,” ucapnya.
Upacara secara virtual peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jawa Tengah juga diikuti pegawai ASN paa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di Kabupaten Blora.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, SH., M.IP menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jawa Tengah dengan mengusung tema “Gumregah Bareng Jawa Tengah”
Dalam amanatnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan dalam peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jawa Tengah ini, kita sama-sama menerima pukulan yang menyakitkan dengan ditangkapnya Bupati dan beberapa pejabat yang ada di Kabupaten Pemalang beberapa hari yang lalu.
“Ada noda yang terlempar ke muka kita, ada pengkianatan yang kita terima, pada hari yang mestinya kita merasa bangga dan bahagia. Sebenarnya apa sih susahnya untuk tidak korup. Kalau pingin kaya jangan jadi pejabat,” ucap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo menegaskan, sekali lagi mengingatkan siapapun anda yang ingin kaya jangan bermimpi jadi pejabat. Karena jabatan bukan jalan untuk mencari kekayaan, ini adalah ruang pengabdian.
“Kalau anda pejabat, berlakulah sewajarnya. Karena kita dituntut untuk adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Silahkan diingat, saat kita bersumpah, ketika dilantik untuk menerima jabatan ini. Bukan lagi nama anak. Bukan lagi nama istri atau orang tua, tapi nama Tuhan yang kita sebut. Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai Kepala Daerah dengan sebaik-baiknya dan se adil-adilnya,” tegas Ganjar Pranowo.
Dikatakan lebih lanjut, di sana juga disampaikan akan memegang teguh UUD 1945 dan menjalankan segala Undang-Undang dan Peraturannya dengan selurus-lurusnya, selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa dan bangsa.
“Sesuatu yang sangat jelas sekali. Jika Tuhan saja diingkari, apalagi yang mau didustakan,” kata Gubernur Jawa Tengah.
Ia mengatakan, dirinya cuma bisa mengingatkan, apapun pekerjaan kita supaya dijalankan sebaik-baiknya.
“Jaga kehormatan, jangan lantas karena punya jabatan, membuat kita lupa daratan. Kadang saya malu ketika melihat ketulusan dari kerja seorang petani. Melihat kegigihan para kuli bangunan. Menyaksikan ketelitian para penyapu jalanan, dan beberapa kita lihat, masih banyak sebenarnya, ASN-ASN yang teguh memegang integritas,” lanjut Ganjar dalam amanatnya.
Ganjar menyebut, beberapa hari lalu ketika dirinya ngobrol bersama petani bawang putih yang ada di Kabupaten Tegal, mengaku gregel, karena bertahun-tahun mereka dihajar habis oleh bawang putih impor.
“Bertahun-tahun mereka tidak berdaya, tapi tetap saja mereka tidak ada yang menyerah. Mereka melawan sebisa-bisanya, dengan pergi ke sawah. Menanam sebanyak-banyaknya, merawat sebaik-baiknya, lalu panen, kemudian mereka kembali ke alam. Keyakinan mereka sebenarnya cuma satu saja, bawang putih lokal akan kembali menemukan kejayaannya pada masa berikutnya,” terang Ganjar.
Karena, lanjut Ganjar Pranowo, pada masa silam sejarah itu pernah mereka torehkan, karena kualitas yang sebenarnya jauh lebih baik.
Kalau saudara-saudara kita petani berani berjuang habis-habisan seperti itu, kita dosa besar kalau hanya diam saja. Apalagi Jawa Tengah selama ini jadi Provinsi dengan produksi bawang putih yang terbanyak secara nasional.
“Alhamdulillah, kemarin kita meluncurkan learning center, bawang putih yang ada di Kabupaten Tegal, dibantu Bank Indonesia, IPB dan Pemerintah Kabupaten Tegal, banyak dari kita kemudian berkontribusi, untuk mensukseskan ini,” imbuhnya.
Dengan pendampingan, gotong royong seperti ini, kita harapkan bawang putih akan menemukan kembali masa-masa indahnya, masa-masa emasnya di tengah situasi dunia yang tidak menguntungkan.
“Itulah harga diri, tetap berjuang meskipun terus tersakiti, bukan justru menyakiti yang sedang berjuang. Masih banyak sekali pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Ada infrastruktur, ada perekonomian, sosial budaya. Sumber daya manusia termasuk teknologi, apalagi pasca dua tahun kita digerus oleh pandemi,” ungkapnya.
Untuk insfastruktur umpamanya, kita masih berikhtiar terus. Jalan misalanya, alhamdulillah 2.404 km jalan provinsi berada di 90 % kurang lebih, jalan itu baik kondisinya.
Di musim kemarau, kata Ganjar, perbaikan langsung kita genjot, minimal sampai akhir tahun jalan provinsi yang baik bisa kita dorong sampai 95 persen.
“Tinggal kita mengajak kawan-kawan, Bupati, Walikota, Desa, untuk merapikan jalan pada wilayahnya. Dan kami terus berkomunikasi dengan pusat, agar jalan nasional yang ada di Jawa Tengah pun menjadi baik,” lanjut Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.
Selain itu, menurut Ganjar, terus didorong percepatan pembangunan, seperti jalan tol Semarang- Demak agar sekaligus menghalau rob yang ada di kawasan pantura, di pesisir utara.
“Termasuk kemarin tanggul yang kita buat di Pekalongan dan Kabupaten/Kota. Ini ikhtiar-ikhtiar kita Bapak/Ibu,” ucapnya.
Sekali lagi, kata Ganjar, kita mesti layani masyarakat dengan baik dan jangan khianati mereka.
Ganjar mengatakan, infranstruktur menjadi begitu penting, karena salah satu syarat utama pembangkitan ekonomi adalah lewat pembangunan infrastruktur.
Di Kabupaten, Magelang, kata Ganjar, telah menengok, bahwa tahun lalu telah diserahkan bantuan Gubernur kurang lebih tujuh seperempat miliar untuk pembangunan jembatan.
“DPRD menyetujui, kami dan Pak Wagub, saling berganti tugas, untuk bisa mengontrol semuanya itu. Dan disinilah kemudian betapa terasa jembatan tersebut jadi kunci lalu lintas menuju ke pasar, yang ada di Senowo, sekaligus sebagai akses evakuasi seandainya Merapi mengalami batuk-batuk, asta plus,” terangnya.
Begitu jembatan selesai dibangun, menurut Ganjar Pranowo, Alhamdulillah pendapatan asli desa naik dan penjualan pedagang meningkat di sekitar sana, sehingga jadi pengungkit.
Tapi yang perlu kita catat, infrastruktur bukan soal keindahan atau kemegahannya, tapi seberapa besar dampak yang bisa dirasakan kepada masyarakat (outcome).
Belum lagi, kata Ganjar, soal pembangunan bandara, yang ada di Blora dan Purbalingga, seminggu sekali sekarang kita mulai uji coba.
“Mudah-mudahan ini juga bagian dari ikhtiar kita, membangkitkan ekonomi,” kata Gubernur.
Ada juga beberapa kawasan industri yang sedang kita siapkan terutama di beberapa tempat yang ada di pantura seperti yang ada di Batang. Desa Wisata serta waduk sebagai penunjang utama sektor pertanian.
“Dan, Alhamdulillah dengan segala kekuatan yang kita miliki tersebut, setelah kasus Covid-19 berlangsung pelan-pelan mulai menurun, kondisi perekonomian di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan,” jelasnya.
Dari 5,12 % pertumbuhannya pada kwartal pertama tahun 2022, menjadi 5,56 % pada kwartal kedua. Ekspor Jawa Tengah pun meningkat 41,02 % dari 780 juta US dolar menjadi menjadi 1,1 miliar US dolar.
Capaian tersebut, juga diimbangi dengan penurunan impor, sebesar 18,12 %, dari 1,33 miliar US dolar, jadi 1,09 miliar US dolar.
“Inflasi pun juga turun, alhamdulillah, 0,6 % dari 4,97 % menjadi 4,28%. Dimana banyak negara maju yang mengalami tekanan inflasi yang sangat luar biasa,” sebut Ganjar Pranowo.
Selain itu, juga intervensi dari Pemda kerja sama dengan Forkopimda, BI, OJK, BUMN, BUMD. Ganjar Pranowo, menjelaskan data-data tersebut merupakan cerminan kerja selama ini, karena kita yakin dan punya integritas untuk melakukan itu.
Dikatakannya, bukan kerja pemerintah saja sebenarnya, ini adalah capaian kerja seluruh elemen yang ada di masyarakat.
“Ya pedagang, petani, Bupati, Walikota beserta seluruh jajarannya, guru-guru, karyawan-karyawan pabrik, ada juga pelaku UMKM yang sangat gigih, pengusaha, penjaga kafe, ada juga teman-teman kita sopir, tukang ojek, pegiat wisata dan siapa saja yang berjuang untuk perbaikan keadaan, mereka mencoba itu semauanya,” paparnya.
Menurut Gubernur Jawa Tengah, kerja keras itu adalah kado terindah dalam perayaan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jawa Tengah.
“Tapi Bapak/Ibu sekalian, sak beja bejane wong kang lali isih beja wong kang eling lan waspodo. Meski terdengar klise, tapi itulah petuah yang paling baik agar kita jangan lupa untuk memperkuat diri,” tuturnya.
Pasca pandemi ini, menurut Ganjar Pranowo, dunia bergerak semakin gila, semua terjadi di hari ini. Kemajuan teknologi semakin cepat. Komunikasi semakin tak terbatas, dimensi hingga perselisihan gampang terjadi.
“Hati-hati, bukan hanya level keluarga tapi juga antar negara. Kita tidak tahu setelah peperangan di Rusia dan Ukraina ini, masikah akan berlanjut dengan negara-negara lain, kita berdoa, mudah-mudahan tidak,” kata Gubernur Jateng.
Hal itu, apresiasi kita ketika Presiden RI datang ke area pertempuran. Agar berharap negara-negara damai karena kondisi dunia sedang tidak baik.
Tapi yang kita tahu, kata Ganjar, dunia saat ini mengalami gejolak yang sangat luar biasa. Harga pangan naik, energi naik dan ini memicu kenaikan segala macam barang produksi. Terutama harga-harga. Sehingga, mau tidak mau, setiap negara juga terkena imbasnya.
“Mari tetap eling lan waspodo, agar kita bisa melakukan lompatan besar, ketika negara-negara lain tidak bisa banyak melakukan pekerjaan,” imbuhnya.
Yang petani, ayo jangan jadi petani yang biasa-biasa saja. Yang pelaku, UMKM, tambak, guru, pelajar dan mahasiswa, ayo kembangkan apa yang saat ini kita punya.
“Para ilmuwan silahkan untuk turun gunung membantu. Ini adalah momen yang tepat untuk kita semakin erat bergotong royong untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran,” ujarnya.
Ganjar menambahkan, lembaga internasional beras yang berpusat di Pilipina memberikan penghargaan kepada kita sebagai negara yang sangat kuat dalam ketahanan pangan, dan itu kado terindah karena kita mampu melakukan itu.
Ketika dunia mengalami krisis pangan, kata Ganjar, kita punya potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dunia.
“Bukan cuma beras, potensi pangan alternativitas banyak sekali. Kalau kita tidak punya gandum, kita masih punya porang, kita punya jagung, ubi kayu, ubi jalar, singkong, bahkan sagu,” urainya.
Gubernur Ganjar juga mengundang para ilmuwan datang ke Jawa Tengah untuk membangun pertanian pangan alternatif.
Menurutnya, sampai saat ini Jawa Tengah memproduksi jagung 3,5 juta ton per tahun, memproduksi singkong 3 juta ton, ubi njalar 140 ribu ton, dan saat ini juga menggenjot pertanian sorgum yang produktivitasnya bisa 9 ton per hektar. Serta menggenjot porang yang ada di 4.000 hektar lahan yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.
Disampaikan optimalisasi produktivitas pada potensi pangan alternatif di Jawa Tengah ini bukan hanya bisa kita gunakan untuk memperkuat konsumsi dalam negeri tetapi pasar ekspor sangat terbuka untuk kita garap.
“Inilah momen yang sangat tepat untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang bisa kita lakukan dan kita tunjukkan bagaimana kita bisa berdikari dalam bidang ekonomi, tentu kita bisa mengejawantahkan kepribadian kita dalam kebudayaan seperti hari ini,” ungkapnya.
Ganjar menambahkan, kesempatan emas ini tidak datang dua kali, pilihannya cuma satu, kita mau yang biasa-biasa saja atau kita mau menjadi yang luar biasa. Itu pilihan, butuh keseriusan dan kerja keras dan menjaga integritas. (DINKOMINFO BLORA).