Warga difabel Blora terus berkarya dengan aneka motif batik, baik cap, tulis dan ciprat. Di ruang produksi Difabel Blora Mustika Jalan Mr. Iskandar 123A Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora, sejumlah warga difabel daksa beraktivitas menorehkan karya batik cap dengan penuh semangat.
Mereka adalah Surip (51) warga Desa Kedungsatrian Kecamatan Ngawen dan Pahat (62) warga Dusun Sumengko Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo.
Dalam bentangan kain berukuran panjang 2 meter dan lebar 1,15 meter, keduanya mewarnai motif batik carang dengan corak daun dan pohon jati. Sebelum diwarnai, kain telah dicap dengan alat cap buatan mereka sendiri.
“Saya itu membatik sejak tahun 2017 sampai dengan sekarang. Alhamdulillah masih diberi kesehatan untuk berkarya batik,” kata Pahat, Rabu (12/10/2022).
Pahat mengaku, setiap hari mampu mewarnai lima lembar corak batik cap. Langkah selanjutnya adalah nglorod atau perebusan kain. Tahapan ini berguna untuk menghilangkan cairan lilin yang menempel pada kain. Setelah itu, kain akan dijemur sampai kering di bawah terik matahari.
“Kalau sudah jadi, harganya cukup terjangkau, yakni Rp150.000,00/lembar. Berukuran panjang 2 meter dan lebar 1,15 meter,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh Surip. Pembatik difabel daksa ini mengaku bersyukur bisa memiliki wadah dan kesempatan untuk berkarya, meskipun baru sekitar tiga bulan bergabung di kantor produksi batik Difabel Blora Mustika.
Geliat warga difabel itu memantik sejumlah siswa jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Blora dan SMK Negeri 1 Cepu untuk melihat dari dekat terkait proses mewarnai batik cap hingga menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Gayung bersambut, Shinta Rhokmana dan Silviana Ayu Yuniantika, siswa jurusan Multimedia kelas XII SMK Negeri 1 Blora bersama Silmi Annisatul Fadila dan Monik siswa jurusan Multimedia kelas XI SMK Negeri 1 Cepu, masing-masing mengambil peran untuk membuat konten baik video dan foto.
“Senang sekali, ternyata membatik itu asik. Tadi juga berkesempatan wawancara dengan pembatiknya. Ini pengalaman pertama saya, bahkan sempat ikut mencoba mewarnai,” kata Silmi.
Sementara itu Monik, mengatakan ilmu dari sekolah menjadi bermanfaat apalagi dibantu oleh petugas dari Dinkominfo Blora terkait dengan teknik pengambilan gambar video dan foto.
Untuk diketahui, sejumlah siswa jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Blora dan SMK Negeri 1 Cepu melaksanakan praktik kerja lapangan di Dinkominfo Blora.
Mereka diberi kesempatan untuk membuat dokumentasi baik video atau foto tentang produk batik karya difabel Blora sehingga lebih tereksplore pemasarannya secara digital melalui media sosial. (Tim Dinkominfo Blora).