Kesadaran lingkungan siswa-siswi melihat banyaknya sampah dari klobot (kulit jagung) di musim panen jagung memantik mereka mendesain sedemikian apik menjadi busana carnival.
Sehingga ada yang berbeda dalam penampilan karnaval siswa-siswi SMK PSM Randublatung dalam agenda carnival tahun ini.
Mereka berhasil menyulap sampah klobot jagung ini menjadi busana yang indah. Tidak hanya itu, kesadaran lingkungan lainnya adalah siswa-siswi SMK PSM Randublatung menampilkan hasil pakaian carnival yang dibuat berbahan dasar kain perca dan bahan bekas lainnya seperti koran dan plastik.
Busana Carnival karya siswa ditampilkan dalam Pawai Pembangunan Randublatung Carnival yang dilaksanakan pada Sabtu (19/8/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat mulai tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga masyarakat umum Randublatung.
Randublatung carnival berlangsung dengan meriah dengan semangat para peserta yang menampilkan berbagai hasil karya mereka dalam menyemarakan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia
"Saya sangat mengapresiasi kesadaran lingkungan siswa-siswi SMK PSM Randublatung. Di tengah isu lingkungan, siswa SMK turut hadir dalam karya nyatanya dengan membuat busana Carnival daur ulang," ungkap Alifa Nur Fitri, M.I.Kom Ketua Yayasan YPI PSM Randublatung.
"Tak hanya klobot tapi juga koran bekas karena melihat di perpustakaan banyak sekali koran bekas yang sudah lama dan tidak terpakai," jelasnya.
Dikatakannya, klobot jagung dipergunakan siswa karena mayoritas di daerah rumah mereka musim panen jagung dan banyak sekali sampah klobot jagung yang biasanya hanya di bakar saja, namun mereka mengemasnya menjadi maskot dalam karnaval kali ini.
Sedangkan plastik merupakan barang bekas yang sulit terurai bahkan butuh ratusan tahun untuk terurai.
"Kali ini mereka membawa plastik dari rumah masing-masing yang berwarna merah putih yang mereka berhasil membuat maskot juga dari sampah plastik yang indah dan bernuansa merah putih.
Sudari, S.Pd, Kepala Sekolah SMK PSM Randublatung menyampaikan dalam karnaval kali ini mengirimkan 70 siswa yang menampilkan tarian adat dan hasil karya siswa yang di dibagi menjadi 10 suku diantaranya ada Suku Aceh, Suku Batak, Suku Minangkabau, Suku Betawi, Suku Jawa, Suku Bali, Suku Madura, Suku Dayak, Suku Bugis dan Suku Toraja.
"Penampilan siswa-siswi SMK lebih lengkap dengan tarian nusantara yaitu tari Tari profil pelajar Pancasila yang merupakan sebuah tarian kreasi yang dilakukan oleh siswa-siswi SMK PSM Randublatung," terangnya.
Tarian ini mencerminkan penanaman cinta terhadap Pancasila dan mengandung pesan luhur tentang cita cita pendidikan Indonesia di Kurikulum Merdeka Belajar.
Ketua Panitia penampilan SMK PSM Mulyono,S.Pd menambahkan pada Carnival tahun ini mengambil tema 'Dengan Berkebhinekaan Global Mari Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa'.
"Kami juga menampilkan pakaian adat nusantara dari beberapa suku daerah yang ada di Indonesia sebagai wujud dari persatuan dan kesatuan bangsa serta rasa cinta tanah air Negara kesatuan Republik Indonesia," ungkapnya.
Sementara iti Duta Wisata Kabupaten Blora dari SMK PSM yaitu Mujiono turut tampil dalam karnaval Randublatung dengan mengenakan karya siswa Program Keahlian Tata Busana SMK PSM Randublatung. (Tim Dinkominfo Blora).