Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Blora Pujo Catur Susanto menjelaskan di sepanjang tahun 2023 terjadi 144 peristiwa kebakaran di wilayah kabupaten setempat.
“Betul, jadi disepanjang tahun 2023 terjadi 144 peristiwa kebakaran. Berdasarkan dari data tersebut dominasi kebakaran di sebabkan karena kelalaian manusia,” jelasnya, Sabtu (3/2/2024).
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran Hariyanto Purnomo menambahkan bahwa beberapa faktor kebakaran disebabkan banyak hal.
Di antaranya, adanya arus pendek listrik yang sebagian besar masyarakat menggunakan instalasi yang tidak sesuai standard, kemarau panjang atau elnino.
“Kesadaran masyarakat untuk berhati-hati juga masih kurang dan banyaknya rumah yang masih menggunakan kayu jati,” ungkapnya.
Menurut Hariyanto, untuk kebakaran di Blora Tahun 2023 tergolong tinggi, akan tetapi setelah dilakukan koordinasi di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati juga tergolong tinggi.
Namum demikian, pihaknya tidak memungkiri banyaknya kendala yang dihadapi pada saat melakukan pemadaman kebakaran.
“Pada saat kita ke lapangan juga dipengaruhi faktor alam seperti jalan masuk ke lokasi kurang bagus dan faktor adanya masyarakat yang menonton kebakaran,” terangnya.
Menurutnya, hal ini menghambat untuk tiba di lokasi kebakaran. Selain itu kurangnya petugas pemadaman kebakaran yang ada di Satpol PP.
“Kalau untuk Satpol PP yang ada di Mako dan pos di Ngawen, Cepu dan Rhandublatung sekitar 60 orang. Dengan jumlah itu untuk mengcover seluruh wilayah Kabupaten Blora di 16 kecamatan maka masih kurang,” tandasnya.
Ia menambahkan saat ini jumlah kendaraan pemadaman kebakaran sebanyak 9, kondisi layak pakai dan masih baik ada 7 dan yang 2 perlu adanya pemeliharaan.
Dari data 16 kecamatan itu daerah paling rawan kebakaran ada di 4 kecamatan yakni Kecamatan Blora kota, Ngawen, Jepon dan Cepu.
Artinya, kebakaran ini juga dipengaruhi oleh daerah-daerah yang merupakan padat penduduk dan wilayah hutan yang luas.
Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat Blora untuk waspada dan hati-hati.
“Masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap api dan tidak sembarang untuk menyambung kabel untuk instalasi listrik di rumah, pentingnya menggunakan kabel yang standar. Bila mana membakar sampah dan bediang untuk diawasi, serta untuk ibu-ibu rumah tangga agar hati-hati pada saat menyalakan kompor,” harapnya. (Tim Dinkominfo Blora).