Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik (Darlog) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora Abdul Mukhid mengatakan, memasuki tahap II dalam melakukan droping air, BPBD Blora terus melakukan pendataan dan penerimaan laporan bantuan air bersih.
Kegiatan droping air yang dilakukan sejak Juli hingga Jumat 25 Oktober lalu terhitung sudah mencapai 12.150.000 liter air bersih.
Sasarannya kepada warga terdampak kekeringan di seluruh Kabupaten Blora.
“Total pencapaian droping air bersih ini, sekitar 12 juta liter dengan total 2.430 tangki pengiriman. Droping air bersih ini, melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Meliputi OPD (organisasi perangkat daerah), Baznas (Badan Amil Zakat Nasional), BUMD (badan usaha milik daerah), relawan, pengusaha, dan masyarakat,” ujarnya, di Blora, Senin (28/10/2024)
Dia menjelaskan, distribusi air bersih itu, hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Blora. Kekeringan terparah ada di Kecamatan Tunjungan, Ngawen, Jepon, Jiken, Jati, dan Kunduran.
”Saat melakukan droping air itu, dalam satu kali pengiriman rata-rata tangki berisikian 5 ribu liter. Saat ini, droping air itu masih terus dilakukan. Sebab, belum ada tanda-tanda musim hujan tiba," ujarnya.
"Hingga kini, hujan belum turun di beberapa wilayah. Beberapa kali hanya mendung, tidak turun hujan,” ucapnya.
Dia menambahkan, imbas kekeringan ini, tak hanya krisis air, melainkan lahan pertanian juga ikut mengering.
Namun, pihaknya saat ini hanya fokus dalam memberikan bantuan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.
Sementara itu Sugandi, seorang penjual jasa pembuatan sumur bor, asal desa Kamolan Kecamatan Blora, mengaku beberapa kali menerima order dari warga untuk mencari sumber air dan membuat sumur bor khususnya di musim kemarau tahun ini.
"Alhamdulillah, ini berkah bagi kami, tapi beberapa titik sumber airnya susah didapat, jadi harus ngebor ulang untuk mendapatkan sumber air yang bagus," ucapnya. (Tim Dinkominfo Blora/Foto : Dok).