Dalam ajaran agama Islam kemaksiatan adalah segala perbuatan yang melanggar perintah Allah dan LaranganNya serta bertentangan dengan agama.
Demikian, hal itu disampaikan Ir. H. Bambang Sulistya, M.M.A, saat menyampaikan pesan-pesan kebaikan atau kuliah tujuh menit (kultum) seusai salat isak berjamaah di masjid Nurul Perumnas Karangjati Kecamatan / Kabupaten Blora, Kamis (20/3/2025) malam.
“Jadi tema kultum yang diberikan oleh panitia Ramadan adalah Jauhi Kemaksiatan. Judulnya singkat, mudah diingat namun mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk membekali diri dalam membakar dosa-dosa kita di bulan Ramadan 1446 Hijriah,” ungkapnya.
Mengawali kultum, mantan Sekda Blora itu menjelaskan bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan kedahsyatan dan harapan bagi umat Islam.
Karena dalam bulan Ramadan dosa-dosa umat Islam slam dapat dibakar dengan amal saleh seperti puasa, salat tarawih, tadarus, berdzikir, berzakat, infak dan bersedekah.
Sehingga menjadi manusia yang takwa dan sangat bermanfaat bagi orang lain.
“Dalam agama Islam kemaksiatan dapat diartikan sebagai tindakan yang menentang,melanggar dan mendurkahi dengan Allah SWT dan Rasulnya,” tegasnya.
Sebagaimana firman Allah pada Surat An Nisa ayat 14 : "Barangsiapa yang mendurkahi Allah dan Rasulnya serta melanggar ketentuan ketentuanNya, Niscaya Allah akan memasukan ke dalam api neraka sedang ia kekal didalamnya dan baginya siksa yang menghinakan".
Kemudian, ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kemaksiatan, di antaranya Surat Al Isra' ayat 32 yang memerintahkan untuk tidak mendekati zina, dan surat Al An'am ayat 120 yang menjelaskan bahwa pelaku maksiat akan kekal di neraka.
“Mari kita renungkan keadaan di bulan Ramadan 2025 masih terjadi di sekitar kita berbagai peristiwa kemaksitan yang menyentuh nurani keimanan kita,” tuturnya.
Seperti kejadian di NTT ada seorang penegak hukum diduga melakukan perilaku asusila dengan anak-anak di bawah umur.
Di Lampung, tiga orang anggota polisi yang sedang melaksanakan tugas membubarkan sabung ayam meninggal ditembak oknum aparat TNI.
Kemudian di Sumatra Selatan OKU (Ogan Komering Ulu) KPK tangkap tangan pada oknum pejabat.
Di Kudus, Polisi menangkap tiga pasangan berselingkuh di tempat kost saat orang sedang menjalankan tarawih.
Sedangkan di Blora koalisi masyarakat peduli peradapan dan moral melaporkan terjadinya dugaan tindak pidana terkait pornografi yang diduga warga kecamatan Todanan ke Polres Blora.
“Euforia kemaksiatan terjadi dimana-mana dan ada disekitar diri kita termasuk berada di bawah selimut kita sehingga sering kemaksiatan diberi predikat musuh dalam selimut,” tandasnya.
Dikatakannya, salah satu sumber utama kemaksiatan yang saat ini tidak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari adalah telepon gengam atau Handphone.
Apalagi para generasi milenial saat ini banyak yang sudah terilhami sesanti "Muda foya-foya, tua kaya raya mati masuk surga".
Selanjutnya yang menjadi persoalan kita mengapa kemaksiatan ibarat seperti jamur di musim penghujan merebak dimana mana.
Menurut Dai Sejuta Umat KH Zainudin MZ ada tiga penyebab utama kemaksiatan menjadi buah bibir dan musuh dalam selimut.
Pertama lemahnya iman. Karena Iman yang mantap membuat seseorang menjadi terikat kepada segala bentuk ketentuan Allah SWT dan tidak berani menyimpang dari perintahNya.
Oleh sebab itu manakala seseorang telah memiliki iman yang kuat niscaya dia memiliki akhlak yang mulia.
Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Tirmidzi "Orang-orang yang paling sempurna imannya adalah orang paling baik akhlaknya".
Sehingga seorang berakhlak baik akan mampu mengendalikan diri dari berbagai tindakan kemaksiatan yang selalu memesona dan menggoda dalam kehidupan kita.
Kedua, lingkungan yang buruk yang dapat memberi pengaruh kurang baik bagi umat dalam berperilaku dan bergaul di masyarakat.
Berbagai lingkungan yang berpengaruh saat ini adalah televisi, handphone, media cetak dan media sosial, bertebaran berita hoaks dan fitnah, teman pergaulan dan di lingkungan keluarga.
Ketiga, lemahnya kontrol baik dari sendiri, keluarga maupun sesama umat.
Kemudian dampak dari kemaksiatan terhadap umat di antaranya meliputi, menjauhkan diri dari Allah, Hilangnya nikmat dari Allah, menghalangi datangnya rezeki, hidup tidak tenang, mudah bersumbu pendek dan menyebabkan penyakit serta rusaknya hubungan dengan sesama umat.
Mengingat kemaksiatan itu seperti musuh dalam selimut maka upaya pemberantasan dan pengendalikan melalui strategi dan jurus USIR, sebuah akronim yang dapat membentengi umat dari virus kemaksiatan.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
U : Upayakan selalu memperkokoh keimanan atau akidah kepada Allah Swt,Sehingga seorang muslim akan selalu terikat dan menyesuaikan diri dengan perintahNya dan menjauhi dari laranganNya.
S : Sibukkan dengan aktivitas sehari-hari dengan kegiatan yang positif dan sesuai dengan hobi serta lakukan kegiatan karya nyata yang mampu memberi manfaat kepada diri sendiri dan orang lain.
I : Intensifkan upaya mewujudkan lingkungan yang islami baik melalui bacaan, totonan, lingkungan pergaulan dengan berkumpul orang orang soleh maupun kontrol penggunaan handphone secara bijaksana.
R : Rajin menebar kasih sayang, tumbuhkan kepedulian, perhatian, simpati dan empati utama kepada saudara saudara kita yang kurang beruntung.
Sedangkan untuk memotivasi umat Islam di dalam bulan Ramadan perlu dibagikan THR, yang maknanya T : Tuntaskan puasa sampai akhir bulan Ramadhan, H : Hiasi bulan Ramadan dengan menebar senyum, kasih sayang dan kepyur kepada sesama umat, R : Rayakan nanti Idulfitri dengan sederhana dan penuh kebahagian.
Mengakhiri kultumnya, Bambang Sulistya memberikan pantun untuk para jemaah Masjid Nurul Falah.
“Luka tangan karena tersayat. Hati jenuh kepala penat. Hindari dari perbuatan maksiat. Agar hidup bahagia dan bermanfaat,” tutupnya.
Seusai kultum dibagikan bibit unggul kelengkeng kateki kepada jemaah sebagai upaya mendukung program Bupati Blora Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si, yaitu mewujudkan kabupaten Blora sebagai pusat pengembangan tanaman buah Nusantara.
(Penulis : Kontributor).