Makam Sunan Pojok terletak di pusat Kota Blora, tepatnya di
sebelah selatan alun-alun Blora. Lokasi ini diperkirakan merupakan tempat awal
pemerintahan Kabupaten Blora. Sehingga dapat digambarkan asal mula Kabupaten
Blora. Sunan Pojok
merupakan tokoh yang sangat fenomenal di masa Kanjeng Sultan Agung
Hanyakrakusuma. Pangeran Pojok / Pangeran Surabaya menjadi salah satu senapati
unggulan Kerajaan Mataram Islam di masa pemerintaan Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Pada mulanya Pangeran Pojok ditugaskan untuk mempersatukan wilayah timur mulai dari Pati, Tuban, hingga Surabaya. Pangeran Pojok sebagai salah satu senapati juga sering disebut sebagai Surabahu Abdul Rachim. Dalam usaha mengajak dan mempersatukan adipati-adipati di wilayah timur untuk bersama melawan VOC, di tahun 1619 Pangeran Pojok diangkat sebagai Bupati Tuban dengan gelar Pangeran Sedah. Pangeran Sedah memerintah di Tuban selama 42 tahun. Hingga di satu saat, di salah satu perjalanan ke Plered Jogjakarta, Pangeran Sedah sakit dan beristirahat di Pojok Blora, hingga wafat.
Di makam Gedong tempat beliau disemayamkan saat ini, juga terdapat makam para putra yang kemudian juga menjabat sebagai adipati Blora (generasi Surobahu Abdul Rochim), yaitu makam Pangeran Joyodipo dan Pangeran Joyokusumo serta para penderek. Setiap bulan Muharrom dilaksanakan peringatan haul sunan pojok yang puncak acaranya pada tanggal 27 Muharrom.