.Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melalui Balai Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan Jateng bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab.Blora menggelar pelatihan operator alsintan (rice transplanter/ alat tanam padi ) kepada para petani di Desa Kentong Kecamatan Cepu, Selasa (11/7).
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya percepatan tanam guna mendukung peningkatan komoditas hasil pertanian menuju swasembada pangan nasional.
Bertempat di aula Balaidesa Kentong, Kepala Balai Alat Mesin dan Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Ir Bimo Santoso MP, didampingi Kasi Pra Panen Ir Farid Mufti, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Hadirohmiyati SP dan Kasi Produksi Bidang Tanaman Tangan Suparman Sp hadir untuk membuka pelatihan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Ir Bimo Santoso MP mengatakan bahwa pelatihan ini sebenarnya untuk memberikan solusi bagi para petani yang mana saat ini sudah semakin jarang ada tenaga manusia untuk melakukan tanam padi.
“Pelatihan ini juga untuk mensosialiasikan alat tanam padi yang lebih efektif bagi para petani untuk melakukan percepatan tanam padi,” kata Ir Bimo Santoso MP .
Menurutnya selain efesien dan efektif, alat ini juga mampu menekan biaya produksi petani dalam melakukan tanam padi. Sehingga tentu saja alat rice transplanter/ alat tanam padi ini bisa menjadi pilihan para petani.
“Kalau menggunakan alat ini tanam dengan luasan lahan satu hektare mampu diselesaikan dengan satu hari. Namun, jika menggunakan tenaga manusia tentu harus membutuhkan tenaga banyak untuk bisa selesai dalam waktu yang sama,” bebernya.
Selain menghemat biaya produksi, lanjut Bimo alat rice transplanter/ alat tanam padi juga mampu manambah hasil panen para petani yang mencapai 5-15 % jika di banding dengan menggunakan tenaga manusia.
“Biaya murah, hasil panen meningkat, tentu ini akan membantu para petani untuk bisa ikut mensukseskan percepatan tanam pemerintah,” tandasnya.
Bimo menambahkan untuk target luasan tanam Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 mencapai 1,8 juta Hektare. Sedangkan untuk tahun ini Pemerintah menarget luasan tanam untuk di tambah lagi.
“Ya kami tetap berusaha untuk perluasan tanam ada peningkatan agar hasil capaian tanam bisa ikut meningkat,” tambahnya.
Namun demikian untuk mencapai pada target tahun ini yaitu di atas capaian tahun lalu pihaknya berharap para petani Blora khususnya bisa ikut melakukan gerakan percepatan tanam sehingga luasan tanam tahun ini yang di tambah bisa terpenuhi.
“Kalau di Blora harapannya hanya di tiga Kecamatan yaitu Cepu, Kradenan, Kedungtuban. Hal ini karena di tiga kecamatan tersebut merupakan lumbung padi di Blora,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Hadirohmiyati SP, mengatakan untuk wilayah Blora sendiri dalam satu tahun target luasan tanam mencapai 108.222 ribu hektare.
“Kami harap para petani bisa melakukan percepatan tanam, sehingga target tersebut bisa terpenuhi. Kita siap melakukan pendampingan,” kata Hadirohmiyati SP,
Selain teori yang dilaksanakan di Balaidesa, petani juga langsung diajari praktek ke lapangan untuk menanam padi dengan menggunakan rice transplanter.
Warlan salah satu petani mengaku dengan adanya alat rice transplanter/ alat tanam padi ini sangat membantu para petani terlebih saat ini tenaga manusia untuk tanam padi sangat sulit untuk di cari.
“Alat ini sangat terbantu, selain lebih murah biaya produksi, alat ini juga sangat efektif membantu percepatan tanam para petani. Apalagi ini sudah mendapatkan pelatihan secara gratis, pasti nanti akan langsung kami terapkan,” ungkapnya. (Dinkominfo Kab. Blora | tim)