Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kabupaten Blora, H. Setyo Edy menyampaikan setelah peserta mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja harus kerja baik mandiri, manual atau online.
Demikian hal itu disampaikannya pada penutupan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerja standar kompetensi tahap II tahun 2019 di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinperinaker Blora, Kamis (2/5/2019).
“Setelah selesai, maka bekerja, jangan ikut pelatihan lagi. Bisa kerja mandiri, manual maupun lewat online. Atau bekerja di lembaga atau perusahaan yang bekaitan dengan kompetensinya,” kata Kepala Dinperinaker Blora, H. Setyo Edy.
Ditegaskannya, bahwa pelatihan kerja itu tetap harus dikelola oleh Dinperinaker. Hal itu disampaikan menyusul ada upaya akan diambil alihnya pelatihan kerja ke tingkat kelurahan dan desa.
“Karena apa ? Untuk pelatihan itu harus sesuai dengan standar pelatihan. Kompetensinya harus sesuai dan kurikulumnya ada sesuai dengan standar keterampilan kerja. Jadi tidak hanya sekadar melatih saja,” tandasnya.
Selain itu, lanjutnya, yang namanya pelatihan itu harus ada instruktur yang jumlahnya bisa mencapai dua kali lipat kejuruan serta punya lahan minimal dua hektare.
“Ini nanti sebagai bahan rapat di pemkab. Bahwa pelatihan kerja bisa dilaksanakan di tingkat kelurahan dan desa tetapi yang melaksanakan adalah naker agar sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Anggarannya bisa melalui kelurahan atau dana desa,” jelasnya.
Kepala UPT BLK Dinperinaker Blora Amik Kristanti dalam laporannya antara lain mengemukakan pada pelatihan tahap II diikuti sebanyak 80 orang peserta. Masing-masing kelas 16 peserta dan anggarannya dari APBN.
“Untuk tahap kedua tahun 2019 dibuka lima kelas, yaitu komputer, menjahit, rias pengantin, las dan batik. Hanya saja waktu pelatihan berbeda masing-masing kelas dengan dipandu oleh instruktur yang membidangi dan telah bersertifikat,” jelasnya.
Pelatihan, menurut dia, dilaksanakan 14 Maret 2019 hingga 26 April 2019, namun penutupannya baru bisa dilaksanakan Kamis (2/5/2019).
“Kami berharap bagi para peserta, setelah mengikuti pelatihan mampu diaplikasikan ke masyarakat atau pun keluarga. Jadi bukan dijadikan sebagai kekayaan keterampilan yang kita miliki tapi harus diaplikasikan. Kita wujudkan dalam bentuk pekerjaan, baik di lembaga kerja maupun secara mandiri,” ujarnya.
Amik meminta, bagi para peserta pelatihan yang nantinya sudah bekerja baik di lembaga kerja maupun secara mandiri diminta melapor.
“Sehingga kami bisa memonitor. Dan pelatihan yang kami berikan tidak sia-sia. Dan alhamdulillah, dari tahun 2017, sudah banyak alumni yang memberikan informasi kalau sudah bekerja,” ucapnya.
Dikatakannya, untuk pelatihan tahap berikutnya tahun 2019 akan dilaksanakan setelah Lebaran 2019.
Masih menurut Amik Kristanti, di tahun 2019 ini pihaknya membuat inovasi yang berbeda dari tahun sebelumnya.
“Yakni, BLK Blora kini telah mempunyai mars. Mungkin ini satu-satunya BLK di Indonesia yang mempunyai mars BLK,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama perwakilan peserta, Andhika F.A dari kelas teknik las menyampaikan terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan dan bimbingan para instruktur yang cukup baik serta jaminan makanan yang dinilai bergizi.
“Terimakasih kepada BLK Dinperinakker. Segera kami laporkan jika sudah kerja,” katanya.
Perwakilan instruktur Nik Maryoto, dalam kesan dan pesannya antara lain mengajak, khususnya bagi peserta tata rias dan menjahit agar menjalin komunikasi untuk pemajuan bersama.
“Mungkin bisa komunikasi melalui telepon genggam atau WhatsApp sehingga bisa berkesinambungan,” katanya.
Sementara itu, acara makin semarak karena digelar aneka lomba dari masing-masing kelas peserta pelatihan, yaitu lomba fashion show (batik, rias, jahit), mars BLK dan yel-yel (las dan komputer).
“Penutupan pelatihan tahap II ini menarik sekali dan menambah keakraban,” kata Dhika, salah seorang peserta.
Pada penutupan pelatihan, diserahkan sertifikat secara simbolis oleh Kepala Dinperinaker H. Setyo Edy kepada perwakilan peserta dari masing-masing kelas. (Dinkominfo Kab. Blora)