Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, HM Fatah mengatakan Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombangan (Karom) jemaah calon haji adalah orang pilihan yang diberi amanah untuk membuat nyaman bagi anggotanya selama menunaikan ibadah haji.
Demikian dikatakannya saat membuka dan memberi arahan pada acara pemantapan Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombangan (Karo) jemaah calon haji Kabupaten Blora tahun 1440 Hijriah atau tahun 2019 Masehi yang berlangsung di ruang pertemuan Mr. Green, Desa Seso, Kecamatan Jepon, Sabtu (15/6/2019).
“Kesabaran dan ketelatenan sangat dibutuhkan oleh Ketua Regu dan Ketua Rombongan selama menunaikan ibadah haji, karena Karu dan Karom merupakan perpanjangan tangan dari Ketua Kloter dalam hal memberikan pelayanan kepada tamu-tamu Allah di tanah suci,” katanya.
Dikatakan lebih lanjut, komunikasi dan koordinasi yang intensif agar terjalin dengan baik sehingga jemaah calon haji bisa tertib, disipilin saat berangkat, menjalankan ibadah hingga kembali ke tanah air.
“Karu dan karom memiliki peran strategis yang sangat mendukung dalam melaksanakan ibadah haji, maka bimbingan dan pembinaan ini sangat perlu dilaksanakan sebelum keberangkatan,” kata HM Fatah.
Segenap Karu dan Karom, lanjutnya, diminta bertanggung jawab penuh dengan memiliki sifat tawadhu dalam mengkondisikan semua kegiatan yang menyangkut banyak orang. Apalagi ada yang sudah lanjut usia dan memiliki latar belakang beraneka ragam.
Oleh karena itu, tambah HM Fatah, Karu dan Karom harus memiliki juklak dan juknis sebelum keberangkatan ke tanah suci.
“Hal tersebut dilakukan supaya dalam pelaksanaan ibadah haji dapat meminimalisir segala masalah atau kekeliruan dalam melaksanakan semua rangkaian perjalanan haji,” ujarnya.
Di tempat yang sama Kepala Seksi (Kasi) Haji dan Umroh Kemenag Blora, H. Dwiyanto, dalam laporannya menyampaikan, pemantapan Karo dan Karom dilaksankan setelah mendapat arahan dan petunjuk dari Bupati Blora H. Djoko Nugroho.
Menurutnya, sebelum manasik haji yang rencananya dilaksanakan Senin (17/6/2019) para Karo dan Karom diberi pamantapan terlebih dulu.
Dikatakannya, jumlah Karo dan Karom yang mengikuti pemantapam terbagi dua kelompok terbang sebagaimana jadwal pemberangkatan haji kabupaten Blora.
Yakni, kloter 55 dijadwakan berangkat dari pendopo rumah dinas bupati Blora tanggal 22 Juli 2019 pukul 13.00 WIB dan diperkirakan sampai ke asrama haji Donohudan, Kab. Boyolali pukul 19.00 WIB.
Kemudian kloter 56 dijadwalkan berangkat dari pendopo rumah dinas bupati Blora tanggal 23 Juli 2019 pukul 01.00 WIB dan diperkirakan sampai ke asrama haji Donohudan, Kab. Boyolali pukul 07.00 WIB.
“Untuk Karu kloter 55 sebanyak 30 orang, sedangkan untuk kloter 56 sebanyak 12 orang. Jadi untuk Karu jumlah semuanya 42 orang,” kata Dwiyanto.
Kemudian, lanjutnya, untu Karom kloter 55 sebanyak 7 orang dan kloter 56 sebanyak 3 orang. Masing-masing didampingi Tim Pemandu Haji Indonesia.
“Karu dan Karom adalah orang terpilih, oleh karena itu hendaknya menjadi contoh dan tauladan bagi anggotanya,” ujarnya.
Jumlah jemaah calon haji gelombang II kabupaten Blora, kata Dwiyanto, sebanyak 458 orang. Hanya saja, saat pemberangkatan ke tanah suci nanti, untuk kloter 55 sebanyak 235 orang ditambah dengan jemaah calon haji dari kabupaten Brebes.
Sedangkan kloter 56 sebanyak 126 ditambah dengan jemaah calon haji dari kabupaten Rembang.
“Ini tidak digabungkan, tetapi ditambahkan,” tandasnya.
Karu dan Karom, lanjut Dwiyanto, harus bisa menjalin kerjasama yang baik antara karu dan karom yang lain supaya ada saling komunikasi yang diharapkan dapat meringankan masalah pada jemaah dalam satu kloter.
Oleh karena itu, dengan pembekalan pembinaan karu dan karom selama satu hari, diharapkan dapat memantapkan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) karu dan karom dengan amanah sebagai pendamping jemaah calon haji selama di tanah air maupun di tanah suci.
Dikatakannya, selain dari Kemenag Blora, sejumlah nara sumber yang sudah berpengalaman dihadirkan pada pemantapan Karo dan Karom tersebut, yaitu H Sumaidi dengan materi tugas pokok Karu dan Karom. Kemudian H Urip Daryanto yang menyampaikan materi Perjalanan Haji Gelombang II.
“Yang penting, adalah niat, ikhlas sebagai Karu dan Karom. Sebab, akan menjadi paran pitakonan (tempat meminta informasi dan lainnya) bagi anggotanya,” kata H Sumaidi.
Oleh karena itu, kata H Sumaidi, mohon diperhatikan tugas pokoknya, misalnya mulai dari cek tempat duduk di bus hingga keutuhan jumlah anggota.
“Jangan sampai pisah, tetap bersama dengan selamat mulai dari berangkat hingga pulang.” katanya.
Di tempat yang sama, H. Urip Daryanto antara lain menyampaikan beberapa hal persiapan yang dilakukan dari rumah hingga menempuh rute perjalanan haji gelombang II.
Untuk gelombang II, kata H. Urip Daryanto, ada strategi peletakan bekal pelaksanaan. Selain baju/kain ihrom yang dipakai, hendaknya separoh baju/kain ihrom ditaruh di tas tenteng.
“Mengingat, nantinya berbaju ihrom sejak dari Donohudan, kemudian niat di atas pesawat, maka bagi yang ragu ihrom terbebas dari najis, ada serep untuk ganti kain ihrom,” katanya.
Seyogyanya, lanjutnya, jemaah calon haji diimbau menghindari mengadakan pengajian pada malam H pemberangkatan, agar stamina tetap fit dan terjaga.
“Kepada Karu dan Karom, agar mengendalikan egoisme pribadi,” tandasnya.
Acara pemantapan makin seru ketika sejumlah Karo dan Karom mengajukan pertanyaan yang kemudian dijawab oleh masing-masing nara sumber terkait.
Sebelumnya, di awal acara, Plt Kepala Kemenag Blora HM Fatah secara simbolis menyerahkan Surat Tugas kepada perwakilan Karu dan Karom. (Dinkominfo Kab. Blora).