Mengajak teman untuk giat membaca menjadi salah satu aktivitas bagi anak-anak di desa Kapuan, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Dengan naik sepeda ontel, aneka buku cerita dan bacaan lainnya ditaruh di dalam keranjang sepeda. Kemudian mengajak teman untuk membaca di tempat yang dipandang nyaman untuk membaca buku.
Mereka belajar menjadi relawan cilik dengan mengajak teman-temannya giat membaca buku yang difasilitasi oleh Taman Baca & Budaya Cethik Geni.
“Saya ajak teman-teman untuk baca buku. Banyak pengetahuan dan cerita menarik,” kata Ridwan, salah satu anak desa Kapuan yang rajin baca buku, di Cepu, Rabu (10/7/2019).
Ia bersama teman lainnya, yakni Evan, Meme, Atul dan Dinda, telah menjadi motor penggerak bagi teman-teman se usia pendidikan dasar setempat.
“Membaca itu menyenangkan, apalagi bukunya bermacam jenisnya. Mumpung liburan juga, saya ajak teman untuk baca buku saja,” kata Dinda, anak Kapuan, lainnya.
Rita Oktaviana, pemrakarsa Taman Baca dan Budaya Cethik Geni meyakini bahwa tidak ada minat baca rendah. Yang ada ketiadaan akses dan ketersediaan buku bacaan. Lantas, ia menginisiasi gerakan literasi berbasis pedesaan di Desa Kapuan, Kecamatan Cepu.
Rita bercerita, Taman Baca dan Budaya Cethik Geni didirikan 1 Januari 2018. Didorong keinginan ada geliat literasi di desanya, diajaklah sejumlah aktivis desa dan masyarakat memprakarsai kegiatan literasi tersebut.
Di taman baca tersebut tidak hanya menyediakan buku, namun juga proses belajar mendongeng, story telling, belajar menulis, hingga menanam apotik hidup agar anak-anak mengenal lingkungan.
“Kita bergerak ke dusun pelosok dan ada juga simpul-simpul buku dimana tiap simpul dikoordinir salah satu ibu anak-anak yang desanya agak jauh,” kata Rita.
Mereka, lanjutnya, pinjam buku dan ditukar seminggu sekali. Hal itu untuk memudahkan anak-anak membaca di sekitarnya yang jauh dari joglo Cethik Geni.
“Anak-anak juga kami ajak pelayanan ke pelosok ajak teman-temannya supaya sosialisasi ke teman lainnya,” jelasnya.
Background pekerjaan sebelumnya di pemberdayaan masyarakat khususnya anak dan ibu. Kemudian melihat di kampungnya, bahwa anak-anak sudah mulai lebih tertarik dengan gadget dan minat baca semakin rendah, maka dibentuklah Taman Baca dan Budaya Cethik Geni yang beralamat di Jalan Cabean nomor 62 Desa Kapuan, Kecamatan Cepu.
Tiap akhir pekan, taman baca yang diinisiasi oleh Rita Oktaviana ini dipenuhi anak-anak dari Kapuan dan desa-desa di sekitarnya.
“Suatu saat, anak-anak ini akan menggantikan kami para relawan menjadi penggerak, pengambil keputusan dan penentu desanya. Jumlah buku 600 terdiri aneka jenis dan judul,” ucap Rita.
Rita mengungkapkan, sejatinya sudah ada tawaran peminjaman buku dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Blora, hanya saja masih kesulitan untuk pengambilannya.
“Sudah ada tawaran peminjaman buku ke Perpusda Blora, tapi kami masih kesulitan untuk pengambilan ke sana,” katanya.
Kepala Seksi Layanan Pustaka dan Informasi DPK Blora, Priyadi, S.Sos membenarkan bahwa pihaknya sudah memberi penawaran peminjaman buku kepada Taman Baca dan Budaya Cethik Geni.
Bahkan melalui unit mobil keliling siap mencukupi kebutuhan buku di wilayah desa setempat dan sekitarnya.
“Taman Baca dan Budaya Cethik Geni merupakan binaan dari DPK Blora. Jadi kami siap pula untuk meminjamkan kebutuhan buku,” katanya.
Konsep wisata edukasi Taman Baca dan Budaya Cethik Geni menarik perhatian Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman. Ditengah rendahnya minat baca, Cethik Geni berinovasi dengan mengkolaborasikan pustaka dengan kegiatan seni budaya.
“Tidak hanya membaca saja, disini anak-anak bisa belajar budaya, baik budaya literasi, mendongeng, menari, menabuh gamelan, main barongan dan membat aneka jenis prakarya,” kata H. Arief Rohman ketika mengunjungi Cethik Geni beberapa waktu lalu.
Cethik Geni, menurut Arief Rohman, dapat menjadi salah satu ikon Blora dan pilot project untuk desa-desa lain. (Dinkominfo Kab. Blora/Tim)