Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat Kabupaten Blora tahun 2019 dikukuhkan Bupati Djoko Nugroho di pendopo rumah dinas Bupati, Kamis (15/8/2019). Pengukuhan anggota Paskibra dilaksanakan setelah menjalani pelatihan sejak awal Agustus 2019.
Pengukuhan disaksikan Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si, Dandim 0721 Blora Letkol Infanteri Ali Mahmudi, jajaran Forkopimda lainnya serta seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se Kabupaten Blora.
Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat diawali dengan tanya jawab antara Bupati dengan pasukan Paskibraka tentang kesediaan dikukuhkan.
Pertanyaan Bupati dijawab dengan tegas dan lantang oleh Paskibra. Mereka bersedia mempertahankan Sang Merah Putih sebagai bendera NKRI untuk selama-lamanya.
Pada pengukuhan satu persatu, anggota Paskibra memberikan penghormatan kepada bendera Sang Merah Putih dan mencium ujungnya dengan suasana yang hening diiringi lagu nasional serta pembacaan puisi nasionalisme.
Dalam sambutannya, Bupati Blora Djoko Nugroho memberi ucapan selamat dan motivasi kepada semua anggota Paskibra Blora 2019.
“Adik-adik yang saya cintai, sudah sekian lama kalian diseleksi, dilatih dan dibina. Hari ini dengan penuh kebanggaan kalian saya kukuhkan,” kata Bupati.
Perlu kalian sadari, kata Bupati, di upacara detik-detik proklamasi HUT Ke-74 Kemederkaan RI nanti, yang menjadi bintang segala bintang adalah kalian semuanya.
Semua pandangan mata, lanjutnya, baik pasukan, hadirin, undangan, masyarakat semuanya tertuju pada paskibra.
“Oleh karena itu, saya minta dilaksanakan dengan baik. Kalian harus bersyukur sudah diberi kesempatan dan terpilih untuk memantapkan jati diri kalian. Diberi kesempatan untuk mencintai dan melaksanakan mencintai republik ini,” ujarnya.
Insya Allah, kebiasaan baik di acara ini, kata Bupati, kedepan bisa membatu dalam menggapai cita-cita.
“Saya minta, kebiasaan baik ini kalian teruskan sekalipun nanti sudah tidak menjadi pasukan lagi. Terapkan di kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah kalian,” ujarnya.
Kepada pelatih dan pembina, Bupati Blora mengucapkan terimakasih atas kerja kerasnya sehingga mereka siap semuanya.
Demikian pula, kepada kepala sekolah dan guru serta orang tua juga diucapkan terimakasih atas dukungannya dalam mengirimkan anak-anaknya untuk berkesempatan menjadi pasukan pengibar bendera.
“Terus dibina anak-anaknya sehingga kelak menjadi orang penting dan berguna bagi Republik yang kita cintai. Saya bangga dan senang karena upacara sangat khidmat sekali dan tertib,” ucap Bupati.
“Habis ini ada wayangan. Jadi siapa yang mau ikut wayangan, silahkan. Sambil nanti kita tayuban dan gojek bareng bersama pelawak Jolang,” katanya.
Sementara panitia pelaksana paskibra dari Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora melaporkan hasil seleksi paskibra Blora sebanyak 75 orang terdiri 45 orang putra dan 30 orang putri.
Seleksi dilaksanakan pada tanggal 23 April 2019 bertempat di halaman GOR Mustika, dengan jumlah peserta seleksi sebanyak 350 siswa-siswi SMA/SMK/MA negeri dan swasta.
Tim seleksi dan pelatih terdiri personel Kodim 0721 Blora, Polres Blora, Dinporabudpar Blora dan Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Blora. Pelatihan dilaksanakan tanggal 6 Agustus 2019 sampai dengan 18 Agustus 2019.
Adapun pelatihan teknik di Alun-Alun Blora, sedangkan pelajaran teori seperti wawasan kebangsaan dan bela negara, bahasa Inggris serta kesenian dilaksanakan di aula hoten Mustika Blora.
Usai pengukuhan, Bupati dan Wakil Bupati serta Forkopimda serta pimpinan OPD memberi ucapan selamat kepada masing-masing anggota Paskibra.
Pelantikan Paskibra Blora dimeriahkan pagelaran wayang kulit yang dipersembahkan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Blora dengan menampilkan lakon Sumantri Ngenger dan pelawak lokal, Jolang. Adapun dalang yang menampilkan lakon adalah Ki Mulyana. Pertunjukan wayang kulit dimulai setelah penyerahan tokoh wayang kepada dalang.
Lakon tersebut menceritakan keinginan Bambang Sumantri untuk mengabdi pada negara, maka dirinya menghadap ayahnya Resi Suwandagni di Pertapaan Arga Sekar.
Begawan Suwandagni merestui puteranya. Bambang Sumantri pergi ke Mahespati dan mantap melepaskan Sumantri putranya karena ia telah membekali dengan ilmu pengetahuan, ilmu pemerintahan, juga secara pisik sudah ditempa menjadi seorang perajurit yang dapat diandalkan. Sumantri juga memiliki senjata cakra pemberian dewa.
Keberangkatan Sumantri diketahui oleh adiknya, seorang raksasa bajang. Yang wajahnya menakutkan. Sang Begawan pun telah meminta pada Sumantri agar mengajak adiknya, karena adiknya sedikit banyak bisa membantu Sumantri apabila ada kesulitan yang tak bisa diselesaikan. Tetapi Sumantri tidak mau mengajak adiknya, karena menghambat menghambat perjalanan. (Dinkominfo Kab. Blora).