Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariawisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Slamet Pamuji, SH, H.Hum mengemukakan platform Indonesiana bertujuan untuk penguatan ekosistem kebudayaan.
Demikian han itu disampaikannya ketika membuka workshop pengelolaan festival di pendopo kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Sabtu (7/9/2019).
“Tahun pertama (2018) mengambil tema sastra dengan menokohkan Pramoedya Ananta Toer sebagai Maestro ssastra Blora yang mendunia. Untuk saat ini, kita mengambil nilai-nilai sedulur sikep,” katanya.
Ajaran samin ini, lanjutnya, sudah menyebar di berbagai wilayah seperti Pati, Kudus, Bojonegoro (Jawa Timur) dan Blora.
“Bahkan sampai ke Sawahlunto, Sumatera Barat sebagai tempat pembuangan Soerosentiko sudah di tetapkan sebagai peninggalan UNESCO,” jelasnya.
Potensi komunitas Blora Selatan, menurut Slamet Pamuji, mempunyai potensi yang luar biasa untuk penyelenggaraan festival. Ada event festival Sentono.
“Ini sebagai bentuk kolaborasi Indonesiana Cerita Dari Blora 2019 dan Festival Sentono,” ujarnya.
Ada ngenger samin di Balong dukuh Tambak kecamatan kradenan dan pentas wayang kulit di Cagar budaya Sentono.
Bahkan dalam festival Sentono ada kegiatan dari Jipang yang dikolaboraiskan dengan festival perahu.
“Semoga workshop ini akan memberikan wawasan kepada kawan-kawan komunitas di Blora Selatan," ujarnya.
Direktur Indonesiana Cerita Dari Blora 2019, Dalhar Muhammadun mengatakan kegiatan sebagai rangkaian dari Indonesiana.
“Platform Indonesiana sebagai pemajuan komunitas dan kebudayaan lokal. Semoga workshop ini adalah langkah awal untuk itu,” katanya.
Materi yang disampaikan pada workshop yaitu knowledge manajemen dan kekurasian (kurator).
“Jumlah peserta 20 orang, tetapi banyak dari komunitas yang datang dengan sukarela untuk ikut workshop,” jelasnya.
Sementara itu Camat Kradenan Sutarso,S.Sos,M.Si menyambut baik kegiatan workshop penyelenggaraan festival, sebagai pengelolaan festival Sentono.
“Ada banyak potensi di kecamatan Kradenan, di antaranya adalah kampung Samin, gedong gede getas dan lainnya, sehingga diharapkan workshop ini dapat memberikan manfaat untuk memajukan potensi kecamatan Kradenan,” katanya.
Pada akhir diskusi wowrkshop, Edi Purwanto, salah satu kurator Indonesiana 2019, menyatakan kawan-kawan di Blora Selatan punya potensi untuk mengembangkan sebuah festival karena kegotongroyongan yang dimiliki sebagai ruh Indonesiana.
“Semoga workshop pengelolaan festival ini, yang diproyeksikan ke festival sentono mempunyai manfaat bagi kawan semua, khususnya di wilayah Blora Selatan,” ujarnya. (Dinkominfo Kab. Blora).