Kejadian kebakaran di Kabupaten Blora, Jawa Tengah hingga Oktober 2019 tercatat 72 kali, terbanyak di bulan September 2019 sejumlah 25 kejadian kebakaran.

‘’Terbanyak September 2019, dalam satu bulan 25 kejadian, sedangkan Oktober (minggu ke dua) sebanyak 10 kejadian,’’ ujar Kepala Bidang (Kabid) Pelindungan Masyarakat Satpol PP Blora, Pujo Catur Susanto, di Blora, Sabtu (12/10/2019).

Namun, di September 2019, kebakaran terjadi bukan pada pemukiman warga, melainkan lahan kering yang dekat dengan pemukiman warga.

“Yang pasti, jika dibiarkan itu bisa menyebabkan kebakaran di pemukiman. Meskipun mayoritas bukan rumah,’’ ujarnya.
Begitu juga dengan 72 kejadian kebakaran yang tercatat. Bukan semua kebakaran rumah. Rumah hanya sebagian.

‘’Rumah sekitar 30 kejadian,’’ terangnya.

Kebakaran yang terjadi selama ini khususnya di rumah atau lahan disebabkan oleh kelalaian manusia seperti bersumber dari perapian (bediang) atau pembakaran sampah yang tidak dijaga pemiliknya sehingg api menjalar dan menyebabkan kebakaran lahan atau rumah. Begitu juga dengan adanya hubungan arus pendek (kosleting) listrik.

‘’Kebanyakan kabel sudah lama tidak pernah di cek, padahal kabelnya itu sangat kecil bisa sebabkan konslet dan terbakar,’’ ujarnya.

Dijelaskannya, kebakaran terakhir terjadi Sabtu (5/10/2019) yang menghanguskan rumah milik Suparno (39), warga Karangpace, Kelurahan Randublatung.

Dari hasil olah TKP, api yang menghanguskan rumah berbahan kayu jati akibat hubungan arus pendek listrik. Tidak ada korban jiwa dari kebakaran rumah itu. Saat kebakaran, rumah dalam kosong ditinggal pemiliknya bekerja. Api sudah berhasil dipadamkan. Dalam kejadian itu, korban mengalami kerugian sekitar Rp. 110 juta, bangunan rumah ukuran 10 x12 meter kini tinggal tersisa tembok, dan atap gentingnya saja.

Pujo meminta, selama kemarau yang diperkirakan masih satu bulan lagi, warga masyarakat untuk waspada.

“Jika melakukan pembakaran jangan sampai ditinggalkan,” katanya. (Dinkominfo Kab. Blora).