Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah melaksanakan sosialisasi kebencanaan kepada masyarakat umum melalui pagelaran wayang kulit semalam suntuk di Blok T Blora, Sabtu (9/9/2017)
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Blora, Sri Rahayu, mengatakan bahwa kali ini Blora dipercaya sebagai tuan rumah pelaksanaan sosialisasi kebencanaan dari BNPB dan BPBD Provinsi.
“Sosialisasi kebencanaan akan diberikan oleh Kapusdatinmas BNPB Bapak Dr Sutopo Purwo Nugroho dalam pentas wayang kulit bersama Ki Warseno Slenk besok Sabtu malam mulai 19.00 WIB di Blok T Blora. Lakon yang dimainkan adalah Semar Mbangun Kahyangan,” ucap Sri Rahayu.
Jajaran pimpinan BPBD Provinsi Jawa Tengah dan seluruh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, di rencanakan hadir.
Tujuannya, menurut Sri Rahayu adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas tentang kebencanaan. Sehingga masyarakat bisa tahu langkah-langkah tanggap kebencanaan jika suatu hari terjadi bencana alam di sekitarnya. Sekaligus memberikan hiburan pelestarian seni budaya tradisional kepada warga Blora.
Selain itu, menurutnya BNPB juga akan melaksanakan program BNPB mengajar pada Sabtu bertempat di wilayah yang rawan bencana.
“Untuk program BNPB Mengajar kami arahkan di Kelurahan Ngelo dan Kelurahan Karangboyo Kecamatan Cepu yang rawan banjir ketika musim hujan datang. Sasarannya adalah anak-anak SD atau pelajar. Mereka akan diberikan pengetahuan tentang dasar-dasar tanggap bencana,” jelasnya.
BNPB Mengajara ditujukan kepada anak-anak yang masih dalam usia sekolah di Balai Kelurahan Karangboyo Kecamatan Cepu. Program BNPB Mengajar diikuti ratusan siswa SD dari Kelurahan Karangboyo dan sekitarnya.
BPBD Kabupaten Blora selaku tuan rumah memilih lokasi di Kecamatan Cepu karena wilayah tersebut merupakan salah satu daerah rawan bencana, khususnya banjir. Sehingga anak-anak perlu dibekali dengan pengetahuan tentang budaya sadar bencana banjir serta penanggulangannya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Blora Sri Rahayu mengatakan bahwa peserta BNPB Mengajar tidak hanya dari Kelurahan Karangboyo saja, melainkan juga dari Kelurahan Ngelo.
“Kami tempatkan disini (Karangboyo-red) karena wilayah ini rawan terjadi bencana khususnya banjir disaat musim penghujan karena luapan sungai atau kali. Harapannya anak-anak bisa mengerti dan memahami apa saja yang harus dilakukan ketika bencana tersebut terjadi. Ini salah satu bentuk pemberian pengetahuan untuk mencegah sekaligus menanggulangi bencana,” ucapnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapusdatinmas) BNPB Indonesia, Dr. Sutopo Purwo Nugroho M.Si bersama tim dari Jakarta. Ia menjelaskan betapa pentingnya budaya sadar bencana bagi kalangan muda yang diberikan melalui program BNPB Mengajar.
Menurutnya, secara umum budaya sadar bencana masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Meskipun pasca tsunami Aceh, tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penanggulangan bencana meningkat, sudah tahu apa arti tsunami, tanda-tandanya, apa yang harus dilakukan. Begitu juga dengan bencana lainnya. Namun pengetahuan itu belum menjadi sikap dan perilaku sehari-hari.
“Resiko bencana seringkali masih diabaikan dan dianggap kurang penting. Hal yang sama juga terlihat dalam kebijakan pembangunan di daerah yang belum memprioritaskan penanggulangan bencana. Akibatnya kejadian bencana makin meningkat. Korban jiwa dan kerugian ekonomi juga masih cukup besar akibat bencana,” ucapnya.
Sehingga untuk meningkatkan budaya sadar bencana tersebut, salah satunya adalah pendidikan kepada siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Pendidikan kebencanaan sejak dini menurut Sutopo sangat penting agar mereka memahami penanggulangan bencana secara utuh sehingga menjadi bagian dalam proses pendewasaan jiwa anak-anak.
“Untuk itulah, BNPB menyelenggarakan program BNPB Mengajar bekerjasama dengan BPBD. Mengajar siswa tentang kebencanaan. Sudah cukup banyak kegiatan BNPB Mengajar digelar dan antusiasme siswa mengikuti dengan semangat seperti di Cepu Blora ini,” terangnya.
Khusus di Blora kali ini BNPB menghadirkan Pendongeng Kak Ojan dalam program BNPB Mengajar yang berlangsung. Murid-murid kelas 4 hingga 6 dari tiga sekolah dasar mendengarkan dongeng bertema banjir. Mereka pun dengan antusias mengikuti ajakan pendongeng sehingga proses sangat interaktif.
Kak Ojan mengajak para murid untuk peduli terhadap lingkungan dalam membuang sampah di tempat yang khusus telah tersedia di sekitar kita. Kepedulian menjadi nilai yang ingin dikenalkan kepada anak-anak yang memang rawan terpapar bahaya banjir.
Di samping mendongeng, Kak Ojan juga mengajak anak-anak untuk menjawab pertanyaan yang diberikan terkait dengan banjir. Novi, murid SD Negeri Ngelo, menyampaikan bahwa dirinya menjadi paham untuk mengetahui bencana alam. Murid lain dari SD Negeri Karangboyo 1 merasa senang dan belajar mengenai bencana alam. Sebanyak 242 murid dari SDN Karangboyo 1 dan 3 serta SDN Ngelo 2 yang didampingi guru sangat bergembira mengikuti program BNPB Mengajar.
Koordinator relawan Cepu, Supriyadi mengapresiasi kegiatan ini. “Bertahun-tahun, baru kali ini anak-anak mendapatkan pengetahuan bencana yang seperti ini. Semoga ini bisa meningkatkan pengetahuan anak anak dalam mencegah dan menanggulangi bencana,” ucapnya. (Dinkominfo Kab. Blora).