Pelaksanaan salat Iduladha 1446 Hijriah di masjid Nurul Falah Perumnas Karangjati Blora berjalan kidmat, semarak penuh nuansa spiritual, kekeluargaan dan kebahagiaan, Jumat (6/6/2025).
Para jemaah yang hadir dalam salat Iduladha adalah warga muslim dari perumnas dan sekitarnya, mereka memenuhi ruangan masjid hingga sampai di pelataran Taman Perumnas Karangjati.
Diawali laporan ketua panitia Iduladha tahun 2025, Drs. Mujiyana M.Pd, yang menyampaikan bahwa jumlah shohibul qurban atau umat muslim perumnas dan sekitarnya yang melaksanakan kurban Iduladha di masjid Nurul Falah sebanyak 111 orang yang diwujudkan untuk kurban sapi 13 ekor dan kurban kambing 20 ekor.
“Rata-rata bobot sapi kurban seberat 404 kg dan secara keseluruhan dana yang dikeluarkan untuk pembelian sapi 13 ekor dan kambing 20 ekor nilainya mencapai kurang lebih Rp370 juta,” terangnya.
Sebagai upaya menumbuhkan semangat berbagi dan keikhlasan berkurban bagi umat muslim, maka berdasarkan masukan dari para anggota panitia Iduladha oleh ketua takmir masjid Nurul Falah H. Slamet Pamuji, SH, M.Hum telah mengambil kebijakan.
Tujuh ekor sapi kurban dan 20 ekor kambing kurban ditasarufkan atau dibagikan ke musala/masjid yang berada diluar dan sekitar perumnas Karangjati untuk disembelih dan dagingnya dibagikan ke seluruh umat muslim di sekitar.
Sedang enam ekor sapi kurban untuk warga perumnas RW V Kelurahan Karangjati Kecamatan/Kabupaten Blora.
Penyembelihan enam ekor sapi kurban dilaksanakan di RPH Abah Ali Tunjungan Blora.
Selajutnya, salat Iduladha di masjid Nurul Falah, bertindak sebagai Imam. Drs. H. Larpin dan khotib Drs. H. Burhanuddin.
Dalam khutbah ia menginformasikan bahwa Iduladha adalah momen penting dimana kita diingatkan kembali atas kisah pengorbanan Nabi Ibrahim 'alaihi salam bersama putranya, Nabi Ismail 'alaihi salam.
“Sebuah kisah spektakuler dan luar biasa yang menyentuh kalbu dan jiwa serta peristiwa langka yang jarang bisa dilakukan oleh manusia biasa. Ayah dan anak keduanya kompak dan komitmen menunjukkan ketundukan dan ketaatan yang sempurna kepada Allah Rabb al-'Alamin,” jelasnya.
Nabi Ibrahim menunjukan keberanian luar biasa untuk melaksanakan perintah Allah, meskipun itu berarti harus rela mengorbankan sesuatu yang paling dicintai yaitu anak kesayangannya.
Disisi yang lain kita semua juga kagum kepada Nabi Ismail AS yang juga menunjukkan ketaatan dan kepatuhan yang luar biasa kepada ayah dan kepada Tuhannya walaupun harus mengorbankan dirinya.
Kisah tersebut diabadikan Allah dalam Al-Qur'an surat As-Shaffat ayat 102.
Disamping itu Nabi Ibrahim adalah figur bapak yang taat kepada Tuhan tetapi menghormati pendapat orang lain.
“Beliau juga berjiwa demokratis mengajak musyawarah dengan putranya untuk minta pendapatnya. Begitu pula sang anak sama sama punya keimanan yang tinggi menyatakan kesediannya, sehingga terjadi harmoni dalam melaksanakan perintah Tuhan,” lanjutnya.
Kisah tersebut, sangat menarik untuk diambil pelajaran penting dalam keberagamaan kita di masa kini.
Keberagamaan harus bertumpu pada kesadaran penuh akan nilai-nilai spiritual.
Nabi Ibrahim adalah teladan keberagaman yang tidak hanya menitik beratkan ibadah ritual, tetapi juga keberanian moral, keikhlasan dan kepatuhan yang teguh kepada perintah Tuhan.
Poin yang dapat kita ambil dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi ismail.
Pertama, adalah keikhlasan dalam beribadah.
Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa segala bentuk ibadah kita harus dilandasi oleh keikhlasan.
“Tidak ada pamrih dalam beribadah hanya semata-mata mencari ridha Allah SWT sebagaimana firman Allah surat Al-Bayyinah ayat 5,” tandasnya.
Kedua, keberanian menghadapi tantangan. Islam mengajarkan umatnya untuk terus bergerak maju, menghadapi segala tantangan dengan keberanian dan keteguhan hati.
“Nabi Ibrahim adalah contoh contoh teladan kepemimpinan yang tidak takut menghadapi ujian dari Allah. Sebagaimana tersurat dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 125,” bebernya.
Ketiga, semangat pembaruan bahwa
keberagamaan yang diajarkan Nabi Ibrahim bukanlah yang stagnan.
“Beliau selalu mencari kebenaran dan berupaya mendekatkan diri pada Allah. Ini adalah semangat yang harus dihidupkan umat islam untuk terus berkarya dan memberi manfaat kepada lingkungan. Sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 124,” ungkapnya.
Keempat, sejatinya ibadah kurban adalah perintah untuk mengorbankan sifat egois, sikap mementingkan diri sendiri, rakus dan serakah yang dibarengi dengan kecintaan kepada Allah SWT, diwujudkan dalam bentuk solidaritas sosial.
Pihaknya mengajak umat muslim untuk mencontoh Nabi Ibrahim tentang keimanan, ketakwaan dan ketaatan kepada Allah sehingga melahirkan jiwa berani berkorban, tidak egois dan mendahulukan musyawarah.
Selasai salat Iduladha dilanjutkan pembacaan nama peserta yang ikut berkurban dan penyerahan hewan kurban yang akan ditasarufkan ke musala/masjid diluar perumnas Karangjati dari ketua takmir masjid Nurul Falah ke panitia penerima bantuan hewan kurban.
(Penulis : Kontributor-BS)