Wakil Bupati Blora H. Arief Rohman, M.Si selaku Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora menyatakan dengan semakin banyaknya pendatang di wilayah kabupaten Blora yang telah mencapai 27.608 orang diimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan lebih kewaspadaan persebaran Covid-19.
Hal itu disampaikannya pada konferensi pers update perkembangan terkini tentang persebaran Covid-19 dari media center Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Rabu (29/4/2020).
“Kami mohon masyarakat bisa berpartisipasi aktif dalam rangka pencegahan Covid-19 di kabupaten Blora,” ucap Wakil Bupati.
Yaitu, untuk tetap tinggal di rumah. Jika terpaksa keluar rumah agar memakai masker, imbauan ini wajib, karena kita tidak tahu kalau dalam perjalanan kita terpapar atau kontak dengan orang lain yang tidak ada gejala sebelumnya.
“Ini yang kita sebut carier dan perlu kita antisipasi bersama-sama. Kemudian agar selalu menjaga jarak minimal satu hingga dua meter, hindari kerumunan,” terangnya.
Pihaknya berharap agar masyarakat tetap produktif di rumah, kerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah sesuai anjuran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Kepada saudara yang menjalankan ibadah puasa Ramadan, selamat menjalankan ibadah puasa, tingkatkan doa, memohon kepada Tuhan, semoga wabah korona segera berakhir,” ucapnya.
Selanjutnya biasakan pola hidup bersih dan sehat dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun, aktif olahraga dan makan yang bergizi.
“Agar tidak sampai ditangani oleh petugas medis di Puskesmas, maka kunci utama ada pada diri kita masing-masing dengan bisa menahan diri untuk patuh pada imbauan pemerintah,” tandasnya.
Wakil Bupati menyampaikan bahwa hingga pukul 10.51 WIB, Rabu (29/42020) berdasarkan update terakhir monitoring data Covid-19, jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 267 orang.
Orang Dalam Pemantaun (ODP) 839, PDP sejumlah 18 orang. Positif rapid tes 13 orang dan positif Covid-19 (PCR) 1 orang, meninggal 1 orang. Sedangkan jumlah kabupaten Blora pemudik 27.608 orang hingga pukul 21.00, Selasa (28/4/2020).
Wakil Bupati menyebut hingga saat ini angka positif rapid test sebanyak 13 kasus di kabupaten Blora.
“Ini masih rapid tes, belum hasil swab test. Kebanyakan di antaranya adalah pendatang. Seperti santri dari Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur yang merupakan zona merah,” ucapnya.
Dikarenakan rapid test positif, maka langkah selanjutnya segera dilakukan swab test di rumah sakit dan berharap nanti hasilnya negatif.
Pemkab Blora, lanjutnya, sedang merencanakan melaksanakan isolasi mandiri yang telah disiapkan di Klinik Bakti Padma di desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo.
“Klinik tersebut disediakan untuk yang hasil rapidnya positif. Ini sedang kita lakukan upaya-upaya komunikasi agar ketika dilakukan isolasi mandiri nanti bisa dipantau terus perkembangannya,” terangnya.
Pihaknya juga meminta warga masyarakat pro aktif untuk melaporkan setiap ada pendatang kepada pihak desa, kelurahan dan kecamatan agar dicatat sebagai upaya dan antsipasi pemantauan kepada pendatang.
“Hal ini penting agar para pendatang mempunyai kesadaran diri untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari,” jelasnya.
Ketika ada salah satu warga yang isolasi mandiri, kata Wakil Bupati, dimohon untuk saling kerjasama, di support, semangat, saling membantu dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Hal itu perlu dilakukan agar yang bersangkutan merasa tenang. Tidak merasa dikucilkan, memiliki imunitas yang baik serta semangat yang tinggi untumk segera sembuh,” ungkapnya.
Kepada warga yang masih di perantauan agar tidak mudik sesuai dengan arahan presiden dan gubernur Jawa Tengah.
“Karena menunda mudik, justru sayang kepada keluarga. Kita doakan semoga saudara-saudara kita yang di perantauan tetap sehat, karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” jelasnya.
Khusus untuk tenaga medis, pihaknya sangat mengapresiasi atas jasa selama melaksanakan tugasnya dalam penanganan Covid-19 di Blora.
"Tetap semangat, jangan menyerah. Kita bersama anda semuanya. Dan bapak Bupati Blora beberapa hari ini keliling memberi dorongan semangat karena petugas medis adalah ujung tombak, jangan sampai ikut sakit, diatur kerjanya dengan memberlakukan shif,” ucapnya.
Bantuan APD, lanjutnya, akan terus disalurkan kepada Puskesmas yang ada di kabupaten Blora.
Dikatakannya, Dinkes serta dari pihak rumah sakit dalam waktu dekat ini akan menyelenggarakan pelatihan pengambilan swab test untuk paramedis Puskesmas bekerjasama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta.
“Harapannya, pengambilan swab test tidak hanya terfokus di RSUD Blora dan Cepu tetapi juga bisa dilakukan oleh pihak Puskesmas,” pungkasnya.
Hadir mendapingi konferensi pers Wakil Bupati Blora, yakni Direktur RSUD dr. R. Soetijono Blora, dokter Nugroho Adiwarso, Sp.Og dan Kepala Dinas Pendidikan Blora, Hendi Purnomo, S.STP, MA.
Direktur RSUD dr. R. Soetijono Blora, dokter Nugroho Adiwarso, Sp.Og dalam kesempatan konferensi pers antara lain menyebut saat ini pihaknya merawat dua orang PDP.
“Kemudian, siang tadi sudah dilakukan swab kepada delapan orang PDP, termasuk tiga orang dari pesantren Temboro,” jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada warga masayarakat agar jangan cemas, jangan panik dan mohon kerjasamanya, baik itu informasi yang jujur maupun perilaku hidup sehari-hari.
“Pengobatan bisa dilakukan dalam stadium dini. Banyak pasien yang sudah sembuh, karena 80 % pasien Covid-19 adalah sembuh sendiri, 15 % dengan gejala yang sedang dan hanya 5 % yang berat sampai sesak napas dan menggunakan ventilator,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dindik Blora Hendi Purnomo, S.STP, MA menyampaikan sejumlah kebijakan yang perlu diketahui kepada masyarakat, di antaranya penyelenggaraan ujian nasional dibatalkan dan tidak menjadi syarat kelulusan atau seleksi jenjang berikutnya.
Dijelaskannya, kebijakan lainnya terkait ujian sekolah bahwa pihak sekolah dilarang mengadakan ujian sekolah dengan mengumpulkan siswa atau peserta didik karena sekolah dapat menggunakan nilai lima semester terakhir untuk menentukan kelulusan.
Kebijakan berikutnya adalah terkait belajar di rumah yang dilakukan secara mandiri di rumah dengan pembelajaran secara daring atau online melalui interaksi pembelajaran yang menyenangkan dan tidak memberatkan peserta didik.
"Karena peserta didik tidak dibebani menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Ini masih ada laporan dari masyarakat bahwa ada bapak atau ibu guru yang memberi tugas memberatkan peserta didik. Lebih baik diarahkan ke pendidikan karakter,” ungkapnya.
Dinas Pendidikan meminta peran dan partisipasi dari orang tua atau wali murid dalam pengawasan dan pendampingan bagi putra-putrinya selama belajar di rumah sampai dengan batas waktu menunggu batas evaluasi lebih lanjut. (Dinkominfo Kab. Blora).