Bupati Blora Djoko Nugroho memimpin Apel Kesiapsiagaan dan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Blora tahun 2020/2021. Apel digelar Pemkab Blora melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora bertempat di Alun-Alun Blora, Rabu (11/11/2020) dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Peserta apel di antaranya terdiri Forkopimda Blora, Kepala Organisasi Peangkat Daerah (OPD), BPBD Blora, Tagana Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Blora, TNI Kodim 0721 Blora, Polres Blora, Satpol PP (damkar), Relawan Bencana, PMI, MDMC dan Bagana (Banser Tanggap Bencana).
Dalam arahannya, Bupati Blora menyampaikan pelaksanaan apel kali ini dinilai paling lengkap terkait peralatan yang ada di Jawa Tengah.
"Semua peralatan dikeluarkan semua, dan memang seharusnya seperti ini," ucap Bupati Blora.
Di tengah pandemi virus corona dan di saat cuaca yang memungkinkan adanya bencana di kabupaten Blora, Bupati mengucap syukur bahwa kita semua masih diberikan kesehatan dan perlindungan oleh Allah SWT.
"Saya ucapkan terimakasih kepada Kapolres, Dandim, semua pihak yang ikut serta dalam pelaksanaan apel ini," kata Bupati.
Bupati Blora mengingatkan, secara geografis, diibaratkan Indonesia adalah Super Market nya bencana alam.
"Mau dari atas, permukaan, mau dari bawah, bencana itu ada semuanya dan sewaktu-waktu muncul," terangnya.
Seperti sekarang ini yang terjadi di Gunung Merapi, kampung permukiman warga yang ada di sana sudah dikosongkan karena ada indikasi terjadi erupsi dan letusan.
"Indikasi lain, binatang yang ada di atas wilayah Merapi pada turun semua, karena hawanya panas. Alhamdulillah yang seperti itu di kabupaten Blora, tidak ada," kata Bupati.
Adanya banjir. Banjir itu pun kiriman Bengawan Solo ketika waduk Gajah Mungkur dibuka. Dan itu menjadi terbiasa bagi masyarakat sekitar.
"Yang kita khawatirkan adalah banjir bandang yang selama ini kita lihat di televisi," tambahnya.
Selain itu, bupati menyebut bahwa kekeringan sering kita alami di kabupaten Blora.
"Alhamdulillah, banyak instansi yang membantu masyarakat semuanya. Saya ucapkan terimakasih," lanjut Bupati.
Hal yang tak kalah penting diperhatikan adalah kebakaran yang beberapa kali kerap terjadi di masyarakat kabupaten Blora.
"Angin puting beliung, sudah tiga hingga empat kali terjadi di kabupaten Blora," ucapnya.
Yang kemarin terjadi di Bangkleyan. Beberapa waktu lalu di desa Kutukan, dan menyusul di desa Tanjung kecamatan Kedungtuban.
"Angin puting beliung itu memang sulit diprediksi," tandasnya.
Oleh karena itu, lanjut Bupati, berdasarkan uraian kejadian di atas, ada keinginan pemkab Blora untuk dapat membantu masyarakat dalam rangka mengatasi bencana tersebut.
"Salah satunya adalah dengan melengkapi mobil pemadam kebakaran di kecamatan Ngawen dan Randublatung, tahun depan," bebernya.
Tidak kalah pentingnya, menurut bupati Blora, kita bersinergi dalam rangka membantu masyarakat semuanya.
"Saya ucapkan terimakasih, semua peralatan dimanfaatkan, dipergunakan, dipamerkan. Kita cek nanti, apakah itu bisa digunakan atau tidak. Apakah awak yang bertugas masih ingat atau tidak dengan peralatannya," ucap Bupati.
Memasuki musim hujan, bupati Blora mengingatkan, bencana rutin yang perlu diwaspadai adalah, banjir dan angin puting beliung.
"Kepada camat dan kepala desa, ingatkan saudara-saudara kita yang tinggal di bantaran sungai, khusunya Lusi. Selain itu, kebakaran mungkin akan terjadi, juga puting beliung. Waspadai bersama," tutup Bupati.
Usai apel, Bupati minta dilakukan simulasi bagi petugas BPBD untuk melakukan pertolongan dan evakuasi korban banjir menggunakan peralatan perahu karet.
Kemudin, tim dapur umum dari Tagana Dinsos P3A Blora juga diminta praktik dengan peralatan di unit mobil. Dengan gesit dan lincah simulasi itu diapresiasi oleh Bupati Blora. (Dinkominfo Kab.Blora)