Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora menyelenggarakan pelatihan pengelolaan sampah dengan melibatkan 38 peserta perwakilan (PKK dan bank sampah) dari Desa Wado Kecamatan Kedungtuan, Desa Kapuan serta Desa Getas Kecamatan Cepu.
Pelatihan dibuka langsung oleh Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Blora Drs. Sugiyono, M.Si di ruang pertemuan lantai dua DLH Blora, Senin (15/3/2021).
“Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu Senin (15/3/2021) hingga Selasa (16/3/2021). Karena masih dalam situasi pandemi, maka pelatihan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan,” ungkapnya.
Meski dalam waktu relatif singkat, kata Sugiyono, peserta pelatihan diharapkan dapat mengikuti dengan sungguh-sungguh sesuai arahan dari narasumber yang dihadirkan.
Adapun narasumber yang dihadirkan adalah Ketua Komunitas Daur Ulang Sampah Kota Tegal (Rutela) Nurlailatul Aqifah bersama sejumlah pegiat pengelolaan sampah lainnya.
Sugiyono yang juga Kepala Dinkominfo Blora menyampaikan, ketika berbicara masalah sampah kesannya kotor sehingga terabaikan dan kurang perhatian.
Menurutnya, sampah terbagi dua kategori, yakni sampah organik dan sampah anorganik.
“Sampah organik merupakan sampah yang dapat membusuk seperti sisa dapur dan sampah makanan. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang dihasilkan dari proses teknologi seperti logam, plastik, kaleng dan sebagainya,” jelasnya.
Sampah anorganik bisa membahayakan lingkungan karena cukup sulit dan butuh waktu bisa terurai.
“Indonesia, berdasarkan informasi adalah penyumbang sampah (plastik) terbanyak nomor dua di perairan. Tentu saja ini akan menjadi masalah dan membahayakan,” ungkapnya.
Pendekatan pengelolaan sampah seyogyanya dilakukan melalui pendekatan berbasis 3R dan berbasis masyarakat serta pengelolaan sampah secara terpadu dengan melaksanakan pengelolaan sejak dari sumbernya.
“3R adalah upaya yang meliputi kegiatan mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah (recycle). Mulai dari diri sendiri, merupakan upaya menjaga lingkungan dari sampah. Bawa tas non plastik ke pasar, itu akan sangat membatu persoalan sampah dan pencemaran lingkungan,” terangnya.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Blora, Sugeng Sumarno, S.Sos, M.Si menyampaikan dengan diselenggarakan pelatihan ini diharapkan bisa menambah ekonomi masyarakat, mengurangi sampah organik dan anorganik.
“Yang tidak kalah penting adalah mendorong pembentukan bank sampah di tiap desa dan kelurahan. Jadi tadi narasumber terlebih dahulu melakukan sharing kepada peserta, kemudian langsung praktik seperti membuat topi, vas bunga, wadah pensil dari bahan koran bekas, tutup botol dan lainnya,” jelas Sugeng Sumarno.
Menurutnya, pada hari pertama peserta sangat antusias mengikuti pelatihan dengan suasana santai menorehkan karya. (Tim Dinkominfo Blora).