Sebanyak sepuluh desa di Kabupaten Blora menjadi sasaran kegiatan rapid village survey (RVS) kusta dan frambusia. Melalui kegiatan tersebut, petugas dari Dinas Kesehatan Blora dan puskesmas setempat serta pihak terkait lainnya mendatangi satu persatu desa untuk meningkatkan penemuan kasus kusta dan eradikasi frambusia sekaligus penyembuhan bagi para penderitanya.
Ke-10 desa itu adalah Desa Singget Kecamatan Jati, Desa Bleboh Kecamatan Jiken, Desa Sambonganyar Kecamatan Ngawen, Desa Dringo Kecamatan Todanan, Desa Ngliron Kecamatan Randublatung, Desa Sambiroto Kecamatan Kunduran, Desa Pilang Kecamatan Randublatung, Desa Buloh Kecamatan Kunduran, Desa Jepangrejo Kecamatan Blora dan Desa Bogorejo Kecamatan Japah.
Kepala Dinas Kesehatan Blora Edi Widayat, S.Pd., M.Kes., M.H melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Sutik, S.Kep., MM mengemukakan, ke-10 desa itu sesuai dengan usulan puskesmas masing-masing.
‘’Sebenarnya banyak desa di Blora yang endemis kusta. Tahun ini sebanyak 10 desa yang menjadi sasaran kegiatan RVS,’’ ujar Sutik, Jumat (25/2/2022).
Dia mengungkapkan, RVS tahun ini sudah dilakukan di beberapa desa. Seperti yang dilaksanakan di Desa Singget Kecamatan Jati pada Kamis (24/2/2022). Petugas dari Dinas Kesehatan bersama Puskesmas Doplang dan Tim Rumah Sakit Rehata Kelet Jepara secara door to door mendatangi sejumlah rumah warga di desa tersebut.
‘’Dari kegiatan RVS di Desa Singget, kami menemukan tujuh orang penderita kusta,’’ ungkap Sutik.
Adapun di desa lainnya, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Joko Budi Heri Santoso, S.Kep, Ners, M.Si melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Sutik, S.Kep., MM, seperti di Desa Sambonganyar ditemukan dua orang penderita, Sambiroto (3 Penderita) dan di Desa Bleboh (2 Penderita).
‘’Untuk desa lainnya, laporannya belum masuk dan juga ada yang belum dilakukan RVS,’’ kata Sutik.
Sekadar diketahui, kusta merupakan penyakit yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Banyak anggapan yang salah di masyarakat yang menyebabkan keterlambatan berobat ke pelayanan kesehatan sehingga terjadi kecacatan. Dari kegiatan RVS tahun 2021, Dinas Kesehatan Blora menemukan sebanyak 45 orang penderita di sejumlah desa.
‘’Kusta bisa disembuhkan. Kami mengharapnya penderitanya rutin mengonsumsi obat agar sembuh. Obatnya bisa diperoleh secara gratis di puskesmas,’’ tegas Sutik.
Sutik menambahkan, jika di satu desa ditemukan banyak penderita kusta, untuk tahun berikutnya program RVS hendaknya dilakukan kembali di desa tersebut.
‘’Sehingga pemantauannya lebih mudah dan perkembangan menuju kesembuhan penderita lebih terjamin,’’ ujarnya. (Tim Dinkominfo Blora).