Penilaian tahap II Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Pangripta Abipraya Provinsi Jawa Tengah 2018 dilakukan di Blora, Rabu (21/3). Kedatangan tim penilai independen ke Blora didampingi Bappeda Jateng.
Mereka diterima Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora Sutikno Slamet bersama sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di aula Hotel Mega Bintang Cepu.
Selain dari unsur pemerintah, penilaian juga diikuti beberapa anggota DPRD, perwakilan kecamatan dan desa serta perguruan tinggi dan perwakilan sekolah. Selain itu juga perwakilan organisasi seperti Komunitas Difabel Blora Mustika (DBM) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Tak hanya proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah, dalam lomba tahun ini tim penilai independen dari kalangan akademisi juga menilai pencapaian program pembangunan.
‘’Bobot pencapaian pembangunan ini cukup besar sekitar 30 persen. Kami meminta dokumen pencapaian tersebut di setiap daerah yang kami nilai,’’ ujar Ketua Tim Independen Hardi Warsono.
Dijelaskannya, sebanyak 10 sub kriteria yang masuk pencapaian pembangunan. Yakni pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka, angka kemiskinan, indek pembangunan manusia, indeks Williamson, giniratio, pelayanan publik, keamanan dan ketertiban, pengelolaan keuangan serta transparansi dan akuntabilitas. Pencapaian tersebut melengkapi kriteria penilaian yang masuk unsur penyusunan perencanaan pembangunan. Diantaranya, proses perencanaan dari bawah (bottom-up) dan proses perencanaan dari atas (top-down). Selain itu, proses perencanaan teknokratik, proses perencanaan politik serta unsur inovasi dalam proses perencanaan.
Masih menurut Hardi Warsono Blora merupakan daerah terakhir yang dinilai. Pihaknya sebelumnya melakukan penilaian tahap II di beberapa kabupaten dan kota di Jateng. Diantaranya, Sragen, Solo, Rembang, Banjarnegara. Dalam penilaian tahap II tersebut, tim independen yang anggotanya antara lain terdiri dari Hardi Warsono, Sri Yuwanti dan Rutiana Wahyuningsih melakukan tanya jawab dengan para peserta mengenai proses penyusunan perencanaan pembangunan, termasuk juga lobi politik dari kalangan anggota DPRD.
Kepala Bappeda Blora Sutikno Slamet mengemukakan, baru kali ini Blora lolos ke penilaian tahap II Program Pangripta Abipraya. Meski demikian, Blora telah menyiapkan diri menghadapi penilaian tersebut.
‘’Namun demikian kami juga ingin di penilaian tahap II ini ada pembelajaran, mana-mana yang perlu disempurnakan,’’ tandasnya.
Sutikno Slamet menjawab panjang lebar satu persatu pertanyaan tim independen yang ditujukan kepadanya. Pertanyaan tersebut terkait proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah di Blora.
Sedangkan kepala OPD lainnya seperti Kepala BPPKAD Komang Gede Irawadi dan Kepala Dinas Pertanian Reni Miharti memaparkan sejumlah inovasi yang dilakukan di dinas yang dipimpinnya.
Adapun Camat Jepon Free Bayu Alamanda mengungkapkan beberapa inovasi yang dilakukan Puskesmas Puledagel di wilayahnya sehingga bisa meraih juara di tingkat Jateng.
Diketahui Kabupaten Blora lolos ke penilaian tahap II setelah masuk 10 besar di penilaian tahap I. Dengan demikan Blora berpeluang maju ke tingkat nasional jika meraih juara di lomba yang digelar secara berjenjang setiap tahun tersebut. (Dinkominfo Kab. Blora).