Berita Terkini

Sarasehan Budaya dan Baca Puisi di Rumah Masa Kecil Pramoedya


Cahaya bulan nampak terang, menerobos di sela-sela temaran lampu yang terpasang di halaman rumah masa kecil Sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Rembulan malam, menjadi saksi digemakannya sejumlah karya-karya sastra Pram oleh generasi muda jaman now.

Salah satunya, Puisi Untuk Ayah. Karya Pram ini disampaikan dengan ekrepsi dan intonasi yang menggetarkan hati. Menuai apresiasi, betapa bangganya, Blora memiliki tokoh dan sastrawan berkaliber dunia.

Demikian suasana pada Sarasehan Budaya bertajuk Blora Menuju Kota Sastra dan menyambut Indonesiana 2018 serta dirangkaikan Haul Pramoedya Ananta Toer. Sarasehan budaya diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Senin (30/4/2018).

Tidak hanya karya Puisi Pram, tiga nara sumber yang dihadirkan mengupas karya-karya sastra dan biografi Pram serta rencana revitalisasi rumah masa kecil Pram sebagai kawasan budaya sastra yang mengedukasi publik.

Ke tiga nara sumber sarasehan yaitu Gatot Pranono dari Yayasan Mahameru, Soesilo Toer adik kandung Pramoedya dan Sugeng Widodo dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Prambanan.

Suasana makin gayeng ketika Kepala Dinporabudpar Kabupaten Blora Drs. Kunto Aji memandu langsung sarasehan budaya itu. Lebih kurang 50 peserta yang hasir menyimak antusias dan mengajukan tanggapan pada saat dibuka session tanya jawab.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kebudayaan Diporabudpar Wahyu Tri Mulyani, AP menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan.

“Tujuannya, menuju Blora Kota Sastra dan menyambut Indonesiana 2018. Selain itu untuk menyampaikan apresiasi dan penghomatan kepada tokoh sastrawan Kabupaten Blora, yakni Pramodeya Ananta Toer,” jelasnya.

Selanjutnya, mengawali sarasehan, Kepala Dinporabudpar Drs. Kunto Aji, antara lain menyampaikan secara pribadi dalam pendekatan sosioligis berorientasi futuristic yang bersifat mengarah atau menuju ke masa depan.

“Blora adalah kota budaya, termasuk di dalamnya adalah sastra. Pramoedya Ananta Tour, situsnya ada di sini, masih ada. Untuk program Indonesiana, akan di gelar dengan tajuk Cerita dari Blora,” ujar Kunto Aji, Kepala Dinporabudpar Kab. Blora.

Pada sarasehan, Sugeng Widodo nara sumber dari BPCB Prambanan, menyampaikan bahwa Indonesiana sebagaiamana yang disampaikan oleh Dirjen Kebudayaan, bahwa dalam kegiatan kebudayaan setiap daerah disinergikan antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat.

“Agar semua termanage dengan baik, kegiatan-kegiatan kebudayaan di daerah. Di Indonesia, dalam rangka kegiatan Indonesiana ini, ada delapan lokasi yang lolos dari pusat. Salah satunya adalah Blora, terkait dengan Sastrawan Prameodya Ananta Toer,” jelasnya.

Terkait rumah Pram, kata dia, memang belum terdaftar sebagai cagar budaya. Prosesnya sebuah bangunan disebut cagar budaya harus melalui proses kajian dan diusulkan oleh Tim Ahli Cagar Budaya.

“Tetapi perlu saya sampaikan juga, bahwa tahun ini pemerintah pusat akan melakukan revitalisasi rumah Pramoedya dan penataan perpustakaan,” ujarnya.

Berkaitan dengan perpustakaan, Soesilo Toer, adik kandung Pram, menyampaikan bahwa dibentuknya perpustakaan atas idenya setelah Pram meninggal dunia.

“Setelah melalui pertimbangan, jadilah Perpustakan Pramoedya Anak Semua Bangsa,” ujar Soesilo Toer, adik ke delapan Pram, sambil mengenang masa-masa hidup dan perjuangan kakaknya di hadapan peserta sarasehan.

Ia juga pengajak kepada peserta sarasehan, khususnya generasi muda agar gemar membaca dan menulis.

“Mulailah gemar membaca dan menulis dari keluarga,” tandasnya.

Sementara itu Gatot Pranoto, lebih spesifik menyampaikan sebuah novel berjudul Perburuan karya Pramoedya. Antara lain mengisahkan seorang anak wedana yang bernama Hardo, yang hidup pada masa pemerintahan Jepang. Dulu, ia adalah seorang tentara Seinendan, namun ia menjadi buronan Jepang sebab pemberontakan yang ia lakukan terhadap Jepang.

Di tengah-tengah suasana sarasehan berlangsung, Wakil Bupati Blora H. Arief Rohman, MSi mengapresiasi, bahwa Blora mempunyai tokoh sastrawan yang luar biasa yaitu Pramodya Ananata Toer.

“Hampir setiap kami, khususnya saya, kalau bertugas atau ada acara kemana, kalau bilang dari Blora. Salah satu yang khas dikatakan, kamu punya Pramoedya ya ?. Jadi, entah itu di luar pulau atau dimana pun, Cerita dari Blora ini sangatlah terkenal,” kata Wabup Arief Rohman.

Karena itu, kata dia, gayung bersambut dari Dirjen Kebudayaan sangat konsen dan peduli sekali bagaimana Pramoedya akan terus digaungkan.

“Kami berharap dalam acara Indonesiana di Blora Pak Menteri Kebudayan dan Dirjen bisa hadir. Dan peninggalan karya dan sosok Pram akan terus kita gaungkan menjadi salah satu ikon Blora," ujarnya.

Ia yakin kalau semuanya kompak, maka apa yang menjadi cita-cita bersama akan terwujud. Dan terus akan kawal. Kemudian untuk napak tilas Cerita dari Blora bisa dikemas wisatanya.

Sementara itu, menambah suasana sarasehan, selain penampilan para siswa SMP, SMA/SMK yang menjadi juara pada lomba puisi yang digeler Diporabudpar. Acara juga menjadi lebih apresiatif ketika Kepala Dinas Perpustakaan dan Kerasipan (DPK) Kab. Blora drh. H. Gundala Wejasena, menyampaikan puisi karya Pram.

Usai membaca puisi karya Pram, ia mengatakan bahwa budaya khususnya di Blora ada dua sisi yang bertolak belakang. Yakni menulis dan membaca.

“Hanya saja, ketika digabungkan akan menjadi lebih bagus,” jelasnya. (Dinkominfo Kab Blora). 

    Berita Terbaru

    Sukseskan Pilkada 2024, Datang dan Nyoblos ke TPS, Jangan Golput !
    24 November 2024 Jam 11:34:00

    Ketua umum yayasan masjid Nurul Falah Perumnas Kelurahan Karangjati Kecamatan Blora, KH....

    Apel Siaga : Bentuk Kesiapsiagaan Jajaran Pengawas di Pemilihan Serentak 2024
    23 November 2024 Jam 12:20:00

    Apel Siaga, Bentuk Kesiapsiagaan Jajaran Pengawas di Pemilihan Serentak 2024 Badan Pengawas...

    Peringati HUT ke-25 : DWP Dinkominfo Blora Gelar Lomba Fashion Show Berkebaya
    22 November 2024 Jam 15:04:00

    Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten...