Pabrik Gula (PG) PT. Gendhis Multi Manis (GMM) Bulog di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora mulai melaksanakan giling tebu untuk musim tahun 2018. Mengawali giling dilaksanakan selamatan Giling dengan menggelar tradisi Manten Tebu.
Selamatan Giling 2018 dihadiri oleh Bupati Djoko Nugroho, Corporate Secretary PT GMM Bulog Doddy S. Soerachman, jajaran Forkopimda Blora, OPD terkait, dan seluruh petani tebu yang menjadi mitra pabrik, Rabu (9/5/2018).
Direktur Utama (Dirut) PT. GMM Bulog, Rachmat Pambudy dalam laporannya menyatakan bahwa pada musim giling tahun 2018 ini pihaknya menargetkan bisa meraih rendeman 10 persen. Dengan arti setiap 100 kg tebu yang digiling akan menghasilkan 10 kg gula.
“Sepanjang sejarah industri gula di Indonesia, belum ada pabrik gula yang berani menarget rendeman sampai 10 persen. Dan kami tahun ini ingin mewujudkannya sehingga produksi lebih baik sebagai tanda kebangkitan industri gula Indonesia dari Blora. Begitu juga petani akan menikmati hasil yang lebih baik,” ujarnya.
Menurutnya, musim giling tahun 2017 kemarin, PG menggiling tebu 408. 870 ton, dan menghasilkan gula putih kristal (GPK) 31. 550 ton selama 150 hari giling. Dari hasil itu, lanjutnya, PT GMM Bulog melampaui kinerja di tahun-tahun sebelumnya. Juga di tahun yang sama (2017) rendemen GMM tertinggi di Jawa Tengah dan DIY.
“Tekat kami, tahun ini adalah tahun/musim berprestasi, tentu kinerjanya harus lebih bagus. Targetnya bisa menghasilkan 57.000 ton gula kristal putih (GKP) selama musim giling 2018. Giling perdana dimulai tanggal 10 Mei, pukul 10.00 WIB dengan harapan rendeman bisa mencapai 10,” papar Rachmat Pambudy.
Selain itu, Rachmat juga mengajak kepada seluruh petani tebu untuk terus meningkatkan produksi tebunya, diiringi inovasi-inovasi seperti pemupukan, bibit tebu, pemeliharaan, pemanenan, dan teknologi sehingga menghasilkan tebu yang baik.
“Kami yakin jika upaya tersebut dilakukan, kita bisa menghasilkan tebu berkualitas dan terbaik di Indonesia, bahkan dunia,” harapnya.
Mewakili para petani tebu, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Tengah, Sugati Wibisono yang hadir dalam kesempatan itu menyatakan kesiapannya untuk mempersiapkan tebu berkualitas tinggi agar bisa menghasilkan gula yang bagus.
“Kami yakin PG PT GMM Bulog ini akan sukses memproduksi gula dengan rendeman 10. kami siap mendukung itu, dengan menyiapkan tebu unggul. Petani akan kami ajak semua untuk menerapkan manajemen sistem tebang MBS, yakni Manis, Bersih, dan Segar,” ucap Sugati Wibisono.
Menurutnya yang dimaksud manis adalah tebu yang sudah masanya tebang dan layak panen. Bukan tebu yang tebang dini. Bersih adalah bebas dari semua daun dan pucuk pohon. Hanya batang pohon yang diangkut. Sedangkan yang dimaksud segar adalah tidak melebihi 1 x 24 jam. Setelah ditebang, tebu harus segera dikirim ke pabrik untuk digiling, jangan sampai melebihi 1 x 24 jam.
“Penerapan manajemen tebang angkut MBS ini merupakan wujud komitmen petani agar Pabrik Gula bisa mencapai rendemen 10,” lanjut Sugati Wibisono.
Mendengar penjelasan Dirut PG PT.GMM Bulog dan Ketua APTRI Jawa Tengah, Bupati Blora mengapresiasi dan merasa optimis musim giling 2018 ini bisa mencetak prestasi untuk sejarah industri gula nasional.
“Sudah lama saya tidak datang ke GMM ini, karena menurut saya GMM sejak berdiri belum bisa menyejahterakan petani tebu yang ada di Kabupaten Blora. Baru kali ini saya datang, karena saya merasa optimis dengan kepemimpinan Dirut yang baru Pak Rachmat Pambudi bisa mencetak prestasi yang bagus sehingga kesejahteraan petani meningkat,” kata Bupati Djoko Nugroho.
Terlebih dengan adanya peningkatan lahan tebu seluas 1500 hektare, menunjukkan bahwa minat petani dalam menanam tebu membaik dan kepercayaan petani kepada pabrik semakin meningkat.
“Namun saya berpesan jangan jadikan petani sebagai objek pencapaian target swasembada gula semata. Petani juga harus bisa sejahtera dan disejahterakan oleh Pabrik Gula dengan adanya rendemen yang tinggi. Target GMM yang akan menerapkan rendeman 10 ini akan bisa berdampak positif kepada petani,” lanjut Bupati.
Bupati juga menyatakan optimismenya dengan kemajuan PG, karena tekat Rachmad Pambudy dengan rendemen sampai angka 10 itu adalah hal yang luar biasa.
“Ini dinamakan pabrik gula yang berdaya saing tinggi,” tandas Bupati Blora.
Pendirian PG ini, lanjutnya, tidak hanya untuk swsembada gula, tapi yang utama adalah untuk kesejahteraan petani.
“Mudah-mudahan, dengan hadirnya Pak Budi Waseso menjadi Dirut di Perum Bulog akan menambah kejayaan petani di Indonesia ini,” pungkas Bupati Djoko Nugroho di acara Selamatan Giling 2018.
Dalam Selamatan Giling 2018 itu juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada karyawan PG PT GMM Bulog yang berprestasi.
Sedangkan prosesi Manten Tebu dimeriahkan dengan pawai 10 pasang tebu lanang wadon, barisan petani tebu, barisan karyawan pabrik dan kesenian Barongan Blora. (Dinkominfo Kab. Blora/Tim).