Setelah menandatangani nota kesepahaman pada bulan November 2017 lalu, Institut Pertanian Bogor (IPB) menindaklanjuti kerjasama Tri Darma Perguruan Tinggi dengan Pemkab Blora pada November 2017 dengan melakukan penajaman kerjasama di bidang pertanian, peternakan dan perdagangan.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Blora, Hariyanto SIP, M.Si mengemukakan, penajalam itu dilakukan dalam sebuah kegiatan penandatanganan Surat Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Kampus IPB Bogor, Selasa (5/5).
“Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja Sama dilakukan antara Fakultas Ekonomi dan Managemen (FEM) IPB bersama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan dan Perikanan, serta Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Blora.,” ucap Hariyanto, SIP, M.Si, di Blora, baru-baru ini.
Saat itu, menurutnya Tim Pemkab Blora dipimpin oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan, Setyo Edy SH, M.Hum, diikuti Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Reni Miharti, M.Agr.Bus; Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Ir. Wahyu Agustini SE, M.Si; serta Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Blora, Ir. Maskur, MM.
Kerjasama ini merupakan upaya untuk mewujudkan program-program aksi pengembangan agribisnis Blora yang inklusif dan berkelanjutan.
“Melalui kegiatan penandatanganan PKS ini, pihak IPB ingin mengeratkan kerjasama antara Kabupaten Blora dan IPB, terlebih dalam sektor pertanian di Blora yang memiliki potensi besar namun belum dapat dikembangkan optimal,” lanjutnya.
Sekadar dikatahui, Kabupaten Blora memiliki potensi peternakan dengan peringkat nomor dua di Indonesia dan ini adalah peluang besar untuk dapat dikembangkan. IPB nantinya akan memfasilitasi dalam bentuk pembekalan untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) secara umum dan ada juga pembekalan secara khusus yang akan diberangkatkan ke Kabupaten Blora dalam waktu dekat dalam bentuk KKN-T yang menjadi ciri khas IPB dengan memberikan beberapa program untuk pengembangan potensi agribisnis yang ada di Blora.
“Pihak IPB menyadari bahwa teknis untuk pelaksanaan program kerjasama ini membutuhkan departemen-departemen teknis lainnya, seperti kolaborasi Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Sekolah Bisnis. Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB akan mendukung agar Perjanjian Kerja Sama ini berjalan dengan baik dan PKHT siap membantu dalam penyediaan sumberdaya manusianya,” lanjut Hariyanto SIP, M.Si.
Sebelum penandatanganan surat perjanjian kerjasama, juga dilaksanakan diskusi pengembangan peternakan melalui penyediaan pakan yang berkualitas dan murah bersama pakar Ilmu Nutrisi dari Fakultas Peternakan IPB, yakni Prof. Nachrowi.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora, Ir. Wahyu Agustini, SE, M.Si menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengharapkan bantuan program kerjasama yang saling menguntungkan untuk mengembangkan potensi ternak sapi potong di Blora yang populasinya 231.045 ekor. Angka ini tertinggi di Jawa Tengah.
Disamping itu, menurut Hariyanto SIP, M.Si juga dilaksanakan diskusi pengembangan pasca panen produk agribisnis unggulan Blora antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama PKHT IPB.
“Peserta diskusi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Blora diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Reni Miharti, M.Agr.Bus, dan Kepala Bidang Hortikutura Pujiariyanto, S.Hut, M.Eng, sedangkan dari Institut Pertanian Bogor diwakili oleh Pakar Pasca Panen Pertanian Prof. Aris, Dr. Awang, Netty dan Nekman,” terangnya.
Dalam diskusi disampaikan bahwa Kabupaten Blora menjadi salah satu Kabupaten yang ditunjuk oleh Kementerian Pertanian sebagai daerah penghasil tujuh komoditas utama yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Daging, Gula, Cabe Merah dan Bawang Merah.
Ada beberapa kendala yang dialami petani di Kabupaten Blora, sehingga berpengaruh terhadap kesejahteraan petani, diantaranya pada saat panen raya harga komoditas pertanian sangat rendah, sementara daya simpan beberapa komoditas sangat singkat seperti buah, cabe dan sayuran lainnya. Oleh sebab itu diperlukan suatu teknologi untuk memperpanjang masa simpan komoditas ataupun untuk penanganan pasca panen lainnya
“Menurut Pakar pasca panen IPB, Prof. Aris menyatakan bahwa masa simpan masing-masing komoditas berbeda-beda tergantung varietasnya. Oleh sebab itu perlu peninjauan lapangan dan uji laboratorium mengenai komoditas yang hendak disimpan,” lanjutnya.
Sementara untuk penanganan pasca panen lainnya disarankan untuk menggunakan Vacuum Frying untuk mengolah beberapa jenis komoditas menjadi makanan siap saji yang berdaya simpan lama. Selain itu juga disarankan untuk dibuat Puree dari komoditas buah dan sayuran.
Pada kesempatan itu juga disampaikan bahwa Kabupaten Blora akan mendapatkan bantuan berupa Percontohan Kebun Durian seluas 1 s/d 2 Ha dan Percontohan Kebun Benih Buah-buahan seluas 5.000 m2 dari Kemenristekdikti yang merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menristekdikti pada awal tahun ini. (Dinkominfo Kab. Blora).