Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata Kebudayaan (Dinpurabudpar) Kabupaten Blora menyelenggarakan workshop management festival, Jumat (5/9/2024).
Kepala Dinporabudpar Kabupaten Blora Iwan Setiyarso, S.Sos., M.Si, menjelaskan workshop management festival digelar sebagai rangkaian kegiatan Blora Culture Festival 2024.
“Jadi dalam workshop management festival ini mengahadirkan narasumber Dosen ISI Surakarta, Profesor Slamet, Pegiat/Koreografer/Praktisi Seni Tari asal Semarang Yoyok Bambang Priyambodo dan Dalhar Muhammadun Ketua Dewan Kebudayaan Blora (DKB) Kabupaten Blora,” jelas Kepala Dinporabudpar Blora Iwan Setiyarso saat membuka workshop bertempat ruang pertemuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Blora.
Puluhan peserta yang terdiri pegiat seni, Kelompok Ekonomi Kreatif, praktisi seni budaya serta Kepala Bappeda Blora A. Mahbub Djunaidi,S.Pd., M.Si., nampak antusias mengikuti paparan materi yang disampaikan narasumber hingga selesai.
“Seni Blora itu wayang krucil, wayang tengul, tayub, barongan dan reog barangan. Dalam management aset perlu membuat isu, adanya prasarana dan pengembangan,” kata Profesor Slamet sembari menjelaskan secara detail terkait management aset.
Sedangkan Yoyok Bambang Priyambodo, menekankan sejumlah inspirasi management event pertunjukan, yaitu tradisi, kuliner, objek wisata, cerita rakyat, legenda, sejarah dan tokoh serta lainnya.
Sementara itu Ketua DKB Dalhar Muhammadun menandaskan perlu adanya tindak lanjut yang berkesinambungan dari terselenggaranya workshop serta event BCF.
“Intinya kami memberikan stimulus guna pemajuan kebudayaan di Kabupaten Blora, sekaligus acara ini sebagai ajang tukar pengalaman yang kedepan perlu ditindak lanjuti,” ucapnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Blora Yeti Romdonah mengungkapkan, pihaknya bertekad dengan segala keterbatasan hingga terwujud BCF.
“Kami juga sudah menyiapkan kalender event,” ucapnya.
Untuk diketahui sebanyak 2.000 orang penari tayub akan tampil bersama di kegiatan Blora Culture Festival 2024 di lapangan Kridosono, Sabtu (7/9/2024) mulai pukul 08.00 WIB.
Acara yang baru kali pertama digelar tersebut akan berlangsung dua hari, Jumat-Sabtu (6-7/9/2024).
Selain tari tayub, Blora Culture Festival 2024 dimeriahkan pula dengan pameran produk unggulan serta workshop dan seminar.
Selain mereka yang selama ini menggeluti seni tari tayub, menurut Yeti Romdonah, para penari tayub yang tampil di Blora Culture Festival 2024, berasal dari berbagai kalangan.
Di antaranya para siswa SMP-SMA, pegawai organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, pegawai instansi vertikal, pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan pengurus cabang olahraga, pengurus organisasi masyarakat, organisasi wanita, Pramuka, KORMI serta anggota TNI dan polisi.
Lebih lanjut Yeti Romdonah menjelaskan, Blora Culture Festival merupakan salah satu upaya Pemkab Blora dalam meningkatkan kunjungan wisata dan pelestarian budaya daerah.
Dia mengatakan, festival ini menggambarkan kekayaan budaya dan tradisi yang khas dari Kabupaten Blora tempat dimana berbagai etnis dan komunitas hidup berdampingan dalam harmoni.
‘’Insya Allah Blora Culture Festival akan rutin digelar setiap tahun. Tahun ini yang pertama. Kami memilih tayub dulu karena ingin mengangkat seni tayub Blora lebih terkenal lagi,’’ tandas Yeti Romdonah.
Hari pertama Blora Culture Festival 2024 pada Jumat (6/9/2024) akan diisi berbagai kegiatan. Di antaranya pembukaan, pameran, talkshow dan seminar, lomba tari kreasi serta pementasan sendratari Awignamastu Jagatpalaka.
Sedangkan pada hari kedua, Sabtu (7/9/2024) akan ditampilkan rampak Barongan Blora, tayub massal serta pameran. Seluruh kegiatan dipusatkan di Lapangan Kridosono. (Tim Dinkominfo Blora).