Bulan Ramadan bulan yang selalu ditunggu tunggu,dinanti dan dirindukan oleh Umat Islam di seluruh Nusantara bahkan di seantero dunia.
Karena bulan suci ini bertaburan berkah,rahmat dan ampunan serta menjadi waktu istimewa untuk beribadah.
Salah satunya selalu menjadi tren bagi umat Islam yang berkemampuan ketika memasuki bulan Ramadan adalah berlomba-lomba ingin menikmati ibadah umroh.
Karena ibadah umroh memiliki keutamaan istimewa, dan jika ibadah umroh dilakukan di bulan Ramadan, maka pahalanya menjadi jauh lebih besar dan sangat memotivasi umat Islam dalam peningkatan keimanan dan ketaqwaan.
Apalagi ada spirit dari langit bahwa umroh di bulan Ramadan setara dengan pahala berhaji.
Sebagaimana tersurat Hadist Riwayat Bukhari no1782 dan Muslim no1256" Rasulullah SAW bersabda : "Apabila Ramadan tiba, berumrohlah karena umroh di bulan Ramadan pahalanya senilai dengan haji".
Bahkan dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa umroh di bulan Ramadan seperti berhaji bersama Nabi Muhammad SAW.
"Sesungguhnya umroh di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku" (HR Bukhari no1863).
Berkenaan dengan hal tersebut, Sabtu Wage 8 Maret 2025, seorang tokoh wanita di Bumi Mustika yang baru saja kembali ke Tanah Air Indonesia setelah selesai menjalankan ibadah umroh beserta keluarga, yakni drg Hj. Any Djuwita, M.Kes., alumni dari Universitas Gadjah Mada dan mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora memberikan pencerahan dan motivasi.
Ia sudah berumur 72 tahun namun masih aktif berkarya profesi sebagai dokter gigi. Bahkan juga masih aktif sebagai komisaris di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Blora.
Bu Any panggilan akrab sehari-hari menceritakan pengalaman spiritual selama menjalani ibadah umroh.
Memang sebelum berangkat ke tanah suci dirinya sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya terutama dalam menjaga kesehatan dengan kegiatan senam jantung sehat dan mengatur pola asupan makanan bergizi dan seimbang.
Disamping itu juga secara spiritual aktif mengikuti pengajian dan membaca Al-Qur'an.
Menurut Bu Any, motif utama untuk berangkat umroh di bulan Ramadan bukan karena hanya ingin mendapatkan pahala yang berlimpah senilai ibadah haji.
Namun lebih dari itu ingin merasakan sensasi ibadah umroh di bulan Ramadan dan curhat serta mendekatkan diri secara totalitas kepada Allah dengan ibadah khusuk penuh keikhlasan agar diberi kesabaran,kedamaian,kebahagian bersama keluarga dan kesehatan.
"Alhamdulilah selama sembilan hari di tanah suci diberi kesehatan yang prima bahkan bisa menepis mitos kalau di tanah suci pasti kena serangan batuk," tuturnya.
Buktinya dengan disiplin makan buah buahan dan sayur sayuran hijau serta tidak makan makanan gorengan bisa terhindar dari penyakit batuk.
Ia baru pertama kali melaksanakan ibadah umroh di bulan Ramadan.
Banyak pengalaman spiritual yang didapat dan menjadi bekal untuk semakin mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta.
Walaupun dalam kondisi puasa namun semangat dan tekad untuk beribadah semakin gaspol dan mantab. Sehingga menjadi lupa tak terasa kalau sedang menjalani ibadah puasa.
Selama menjalani ibadah umroh di bulan Ramadan bu Any mendapatkan hikmah yang makin mendorong untuk meningkatkan ibadah spiritual dan ibadah sosial.
Di antaranya, semakin percaya dan yakin bahwa ibadah umroh merupakan amal kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadan akan memperoleh pahala yang berlipat ganda.
Sehingga bagi umat Islam yang memiliki kesempatan dan kemampuan hendaknya bisa melaksanakan umroh di bulan Ramadan.
Disamping itu umroh di bulan Ramadan kesempatan untuk melatih dan menggembleng kesabaran dan keikhlasan.
Sekaligus untuk mengikuti Sunah Rasulullah SAW untuk merajut dan menjalin ukhuwah Islamiah dengan sesama umat Islam dari berbagai negara.
Berdasarkan pengalaman melaksanakan ibadah umroh di bulan Ramadan, ia menyarankan bagi umat Islam yang akan ibadah umroh di bulan Ramadan untuk mempersiapkan beberapa hal.
Yaitu, upayakan paling utama untuk menjaga kesehatan agar tetap prima. Cukup minum saat sahur dan berbuka puasa, pilih makanan bergizi dan hindari makanan terlalu asin, manis dan berlemak.
Kemudian, atur jadwal ibadah dengan bijak dan berorientasi pada kondisi riel dilapangan dan jangan memfosir diri upayakan istirahat yang cukup.
Disamping itu jangan lupa membawa barang- barang yang membantu kenyamaan diantaranya payung, kaca mata hitam, krim pelindung matahari dan alas kaki yang ringan dan nyaman untuk menghidari lecet dan kelelahan.
Kesimpulannya menjalan ibadah umroh di bulan Ramadhan bagi umat islam yang berkemampuan merupakan kesempatan yang emas dan istimewa yang sangat disayangkan bila peluang tersebut untuk dilewatkan atau tidak dimanfaatkan.
Karena hikmah dan pahala umroh di bulan Ramadan bukan hanya sekedar menambah pahala, melainkan kesempatan yang mulia untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan manusia yang taqwa.
(Penulis : Kontributor)