Kepala Bidang Pemasaran Area III Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata RI Sapto Haryono mengemukakan sosial media adalah sarana terkini yang dinilai efektif mempromosikan potensi pariwisata.
Demikian hal itu disampaikan pada acara sosialisasi pemasaran pariwisata di Kabupaten Blora yang berlangsung di ruang pertemuan hotel Mustika Blora, Sabtu (22/9).
“Sosial media itu sangat efektif sebagai salah satu upaya promosi pariwisata di Kabupaten Blora,” kata Sapto Haryono.
Sosialisasi dilaksanakan oleh Kemenpar bermitra dengan Komisi X DPR RI bekerja sama dengan Dinas Kepemudaan Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blora. Dengan peserta sosialisasi pelaku pariwisata, pokdarwis, LMDH, Kakang Mbakyu Pariwisata, Generasi Pesona Indonesia dan pegiat pariwisata lokal Blora.
Hadir pada acara tersebut, Ketua DPRD Blora Bambang Susilo dan Wakil Bupati Blora Arief Rohman.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Sapto Haryono, bahwa pariwisata Indonesia memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif.
Yaitu, pariwisata penghasil devisa terbesar. Tahun 2019 Industri Pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia yaitu US$ 24 Miliar, melampaui sektor Migas, Batubara dan Minyak Kelapa Sawit. Dampak devisa yang masuk langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Terbaik di Regional. Tahun 2019, pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional, bahkan melampaui ASEAN.
“Pesaing utama kita adalah Thailand dengan devisa pariwisata lebih dari US$ 40 Miliar, sedangkan negara lainnya relatif mudah dikalahkan,” jelasnya.
Berikutnya, Country Branding Wonderful Indonesia. Semula tidak masuk ranking branding di dunia, pada tahun 2015 melesat lebih dari 100 peringkat menjadi ranking 47, mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia (ranking 96) dan country branding Amazing Thailand (ranking 83). Country branding Wonderful Indonesia mencerminkan Positioning dan Differentiating Pariwisata Indonesia.
Indonesia Incorporated. Menurutnya, negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh Kementerian/Lembaga yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung Core Business yang telah ditetapkan.
“Maju serentak tentu kita menang,” ujarnya.
Selanjutnya Indonesia Sebagai Tourism Hub Country. Untuk menjadi Trade dan Investment Hub akan terlalu sulit bagi Indonesia untuk mengalahkan negara lain, seperti Singapura. Di lain pihak, Indonesia dapat dengan mudah menjadi destinasi utama pariwisata dunia, sekaligus Tourism Hub.
Dengan menjadi tourism hub, yang pada prinsipnya menciptakan people-to-people relationship, maka diyakini Trade dan Investment akan ikut tumbuh dengan pesat.
Setelah ditetapkan sebagai Core Business Negara, maka alokasi sumber daya, terutama anggaran harus diprioritaskan.
Promosi potensi pemasaran pariwisata di Kabupaten Blora, menurut Sapto Haryono bisa dilakukan dengan beberapa teknik dan cara. Diantara branding, advertesing dan selling,
“Kemudian dilakukan melalui media, baik media online, cetak dan elektronik serta pemanfaatan media ruang. Serta pelaksanaan dan pendukungan promosi even daerah yang bersifat nasional maupun internasional, seperti wisata alam, budaya dan kuliner atau wisata buatan,” ujarnya.
Pada acara yang sama, Kepala Dinas Kepemudaan Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blora Drs. Kunto Aji menyampaikan paparan tetang potensi pengembangan pemasaran pariwisata di Kabupaten Blora.
“Kita harus bersinergi bersama, agar potensi pengembangan pariwisata di Blora bisa lebih optimal dan menarik perhatian wisatawan serta menjadikan sejahtera ,” tandanya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Bupati Blora Arief Rohman, menyampaikan bahwa pelaku di kabupaten Blora terus di dorong agar pariwisata lebih membumi.
“Seperti halnya loko tour. Kita dorong terus, seperti rute yang dilalui tidak hanya sampai di belakang pusdiklat migas, melainkan akan kita kembangkan relnya hingga di kawasan gubuk payung,” ujar Wabup Arief Rohman.
Di tempat yang sama Ketua Komisi X DPR RI Djoko Ujianto dalam pemaparan antara lain menyampaikan jika kawasan tengah dibuka, otomatis akan ada pergerakan ekonomi. Dan secara tidak langsung pariwisata juga akan terangkat.
“Salah satunya akan dibukanya lapangan terbang Ngloram. Jelas itu akan membuka peluang ekonomi. Kalau kawasan tengah di buka, orang Blora tidak perlu ke Semarang,” kata Djoko Ujianto.
Sektor pariwisata di Blora, kata Djoko Ujianto, bisa disesuaikan dengan potensi dan cara mengemas.
Kepada Kakang Mbakyu Duta Wisata, menurut dia, diminta lebih proaktif untuk menjual potensi pariwisata Kabupaten Blora.
“Asetnya ada. Jadikan keterbatasan sebagai daya tarik,” ujarnya.
Masih menurut Djoko Ujianto, salah satu perguruan tinggi swasta di Blora, yakni Sekolah Teknik Tinggi Ronggolawe (STTR) Cepu diminta membuka program studi vokasi pariwisata.
“Saya minta di STTR membuka prodi vokasi pariwisata yang tujuannya mencetak sarjana yang mampu mengelola usaha wisata secara profesional,” tandasnya. (Dinkominfo Kab. Blora).