Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) pusat Jakarta menggelar pertunjukan wayang kulit dan pengajian di Blok T Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (8/12/2018). Pertunjukan digelar dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-269 Kabupaten Blora yang diperingati setiap tanggal 11 Desember.
Ketua Umum Pepadi pusat Kondang Sutrisno menyampaikan pertunjukan wayang kulit menampilkan dalang Ki Sigit Aryanto dari Rembang dan pengajian umum menghadirkan ustadz KH. Budi Harjono dari Semarang.
“Kami menyumbangkan pagelaran wayang kulit dalam rangka Hari Jadi ke-269 Kabupaten Blora ke 269. Selain itu merupakan wujud kepedulian Pepadi dalam mendorong pelestarian seni tradisi wayang kulit di kabupaten Blora,” kata Kondang Sutrisno yang asli Desa Genjahan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora.
Kondang juga mengapresiasi atas upaya Pepadi daerah Blora yang intens menampilkan pertunjukan wayang kulit setiap malam Jumat Pon. Harapannya, bisa menjadi daya tarik kecintaan wayang kulit bagi masyarakat dan generasi muda, tidak hanya sekadar tontonan melainkan juga tuntunan.
“Melalui acara ini, kami ucapkan selamat hari jadi kabupaten Blora ke-269. Dan, kami mohon kepada pemerintah kabupaten Blora agar terus melakukan pembinaan kepada para dalang yang tergabung dalam Pepadi Blora,” ujarnya.
Acara diawali dengan penyerahan tokoh wayang kulit oleh Wakil Bupati Blora H. Arief Rohman,M.Si mewakili Bupati Blora Djoko Nugroho kepada Ki Sigit Aryanto. Penyerahan tokoh wayang didampingi KH. Budi Harjono di atas panggung pertunjukan.
Dalam sambuan singkat di adegan limbuk cangik, Wakil Bupati Blora H. Arief Rohman, M.Si antara lain menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pepadi pusat atas terselenggaranya pertunjukan wayang kulit dan pengajian di kabupaten Blora.
“Kami mewakili Bupati Djoko Nugroho, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pepadi pusat. Bahkan, karena ada pengajian dan ustadznya bagus, maka untuk pertunjukan wayang selanjutnya bisa dihadirkan di 16 kecamatan,” kata Wakil Bupati Arief Rohman.
Dikatakan lebih lanjut, kabupaten Blora terus berupaya melakukan pembinaan dan pelestarian seni tradisi.
“Hal itu terbukti adanya dalang bocah Blora yang meraih juara dalam beberapa lomba, baik di tingkat provinsi maupun nasional,” ujarnya.
Di tempat yang sama KH. Budi Harjono, dalam ceramahnya antara lain mengajak kepada pengguna media sosial untuk meninggalkan kebiasaan bermedia sosial negatif beralih ke menjadi pengguna media sosial yang positif.
“Medsos yang negatif kita geser ke medsos yang positif. Kalau sudah demikian, betapa lebih indahnya susana di Blora,” ujarnya.
Sementara itu, puluhan penari sufi putra dan putri binaan KH. Budi Harjono tampil berkolaborasi di sela-sela pertunjukan wayang kulit dan langen beksan tayub diiringi gamelan dan gending bernuansa Islam dari sanggar seni Cakraningrat. Ratusan penonton terkesima dan membuat dokumentasi melalui kamera telepon genggam.
“Dari beragam budaya kita turunkan dengan damai,” kata KH. Budi Harjono.
Adapun lakon wayang yang diceritakan oleh Ki Sigit Aryanto yakni Mustikaning Tresna, yang menggambarkan kisah asmara istri Prabu Boma Narakasura yang direbut oleh adiknya, Raden Samba. Namun diikhlaskan oleh Boma.
Pertunjukan makin semarak ketika pelawak lokal Jolang tampil dengan joke-joke yang menggugah semangat Blora Jiwa Nusantara.
Hadir menyaksikan pertunjukan, diantaranya Kepala Dinporabudpar Kunto Aji, Kepala Dindukcapil Riyanto, Kepala Dinsos P3A Sri Handoko dab Forkopimca Blora. (Dinkominfo Kab. Blora)