Bupati Blora, Jawa Tengah, Djoko Nugroho merencanakan agar seni budaya selain wayang kulit bisa ditampilkan dan dipentaskan secara rutin.
Demikian hal itu disampaikan ketika menghadiri pementasan wayang kulit di pendopo rumah dinas, Jumat (24/2/2019). Pentas wayang kulit sebulan sekali tiap malam Jumat Pon rutin diselenggarakan hingga sekarang.
Bahkan atas arahan Bupati Djoko Nugroho, Dinas Kepemudaan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) terus menyelesaikan proses pembangunan Stadium Seni Budaya di Taman Tirtonadi sebagai lokasi pementasan seni tradisional.
“Saya diprotes banyak seniman, kenapa hanya senang wayang kulit saja. Padahal kesenian lainnya juga butuh wadah untuk tampil agar dikenal sekaligus mengenalkan potensi seni budaya kepada generasi penerus,” katanya.
Oleh karena itu, kata bupati Blora, dirinya minta tahun ini panggung terbuka di Stadium Seni Budaya Tirtonadi untuk diselesaikan agar bisa digunakan untuk pentas aneka seni budaya Blora.
“Kalau wayangan ini sebulan sekali setiap malam Jumat Pon, nanti setelah Stadium Seni Budaya selesai dibangun maka setiap malam minggu harus ada kesenian tradisional yang tampil. Tidak hanya wayang kulit saja, namun juga tayub, barongan dan kethoprak. Ini semua adalah jati diri kita sebagai bangsa yang harus dilestarikan,” lanjut Bupati.
Saat ini pembangunan panggung terbuka Stadium Seni Budaya Tirtonadi masih tahap penyelesaian, maka Bupati meminta agar Dinporabudpar mulai menjadwalkan pentas mingguan setelah pertengahan tahun nanti.
“Nanti kegiatannya dimasukkan ke APBD Perubahan 2019 saja. Selain sebagai bentuk pelestarian, sekaligus hiburan masyarakat setiap akhir pekan. Lakukan inovasi agar seni tradisional ini bisa disukai generasi muda kita,” jelasnya.
Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Blora, Sukarno, menyambut baik rencana Bupati Blora untuk menggelar pertunjukan seni budaya secara rutin. Menurutnya ini merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap seluruh seniman di Kabupaten Blora.
“Alhamdulillah semua seniman nantinya bisa terlibat. Dengan begitu seni budaya di Blora semakin ngremboko. Blora akan semakin dikenal sebagai Kota Seni, Kota yang berbudaya. Terlebih Blora memiliki banyak sekali potensi kesenian tradisional yang patut ditampilkan,” ungkap Sukarno. (Dinkominfo Kab. Blora).