Rencana pembangunan jembatan Sungai Lusi yang akan menghubungkan wilayah Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo menuju Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora, Jawa Tengah dimatangkan.
Hal itu mengemuka ketika Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si melakukan tinjauan ke lokasi titik jembatan bersama beberapa OPD terkait.
Didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blora, Ir. Samsul Arief, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) yang diwakili Kabid Bina Marga Wilayah I, Sudarno, ST, Wakil Bupati mengajak Camat Banjarejo, Camat Tunjungan, Kades Buluroto dan Kades Tutup, untuk melihat langsung lokasi yang akan dibangun jembatan.
Peninjuan pertama dilakukan di sisi selatan sungai, wilayah Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo. Tepatnya dari perempatan Dukuh Teleng ke utara, atau sebelah barat makam Desa Buluroto. Wakil Bupati melihat gambar titik pembangunan yang dibuat Bappeda dan mengecek kesesuaiannya dengan kondisi lapangan.
Dari titik jalan terakhir yang berada di barat makam Desa Buluroto tersebut, setidaknya masih ada lahan sepanjang 200 meter ke utara menuju Sungai Lusi. Sehingga membutuhkan pembebasan lahan untuk pembangunannya, yakni lahan tegalan dan jati kampung.
Sedangkan ketika melakukan peninjauan di sisi utara sungai, tepatnya di Dukuh Ngetrep, Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan, titik jalan terakhir yang akan dihubungkan dengan jembatan hanya butuh pembebasan lahan lebih pendek, hanya sekitar 50 meter.
Wakil Bupati bersama rombongan pun turun ke tepi sungai, melihat kontur kemiringan tanah guna memperkirakan besarnya tambahan pekerjaan pengurugan dan pembuatan jalan. Kondisi tanah yang becek karena usai hujan tidak menyurutkan semangat mereka untuk menuju tepi sungai.
Kabid Bina Marga Wilayah I, Sudarno, ST, menyampaikan bahwa pihaknya dari DPUPR sudah menyiapkan rencana bentang jembatan yang akan melintang di atas Sungai Lusi tersebut.
“Setelah kami hitung, bentang jembatan nantinya sepanjang 40 meter. Kita pilih posisi jembatan yang tegak lurus dengan arah aliran sungai. Karena jika pas tikungan arus sungai, posisi jembatan akan berbahaya,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bappeda Blora, Ir. Samsul Arief menyampaikan bahwa jembatan ini akan dibangun selebar Jembatan Jembar yang menghubungkan Kedungjenar dan Beran.
“Kita rencanakan lebar sekalian, karena diproyeksikan bisa menjadi jalur lingkar selatan mulai dari Bangkle-Pelem-Kamolan-Sendangwungu-Buluroto-Tutup. Setelah jembatannya nanti jadi, baru kita pikirkan untuk pelebaran jalannya. Setahap-setahap dahulu,” ungkap Ir. Samsul Arief.
Kades Buluroto, Margono, menyatakan siap untuk membantu pembebasan lahan yang kena pembangunan jembatan. Dia menjamin semua warganya akan menyambut positif pembangunan jembatan ini.
“Dari Desa Buluroto setidaknya perlu pembebasan lahan milik lima warga. Sedangkan jalan akses dari jembatan ke selatan, sisi timur merupakan tanah bengkok desa. Kami siap membantu untuk kelancaran pembebasannya,” ujar Margono, Kades Buluroto.
Sedangkan dari sisi utara, di Dukuh Ngetrep, Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan hanya butuh pembebasan lahan milik satu orang, yakni tanah milik keluarga Sri Kuswardani.
“Monggo kalau mau dibangun jembatan. Nanti bisa dihitung pembebasannya. Pada dasarnya kami akan mendukung. Asli saya juga Buluroto kok, hanya saja sekarang jadi warga Ngetrep karena suami dari sini,” ucap Sri Kuswardani,
Kepala Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan, Sri Mujiasih berharap jembatan ini bisa segera dibangun agar warganya yang hendak ke Pasar Sido Makmur kawasan Gabus bisa lebih dekat, pasalnya banyak warga Desa Tutup yang berjualan di pasar tersebut.
“Desa kami adalah sentra penjual tempe. Dulu ketika pasar masih di selatan Alun-alun, berangkat jualannya pukul 05.00 WIB. Kini karena pasanya pindah ke Gabus, berangkatnya lebih pagi sekitar pukul 03.00 WIB sampai 04.00 WIB. Jika nanti ada jembatan tembus Buluroto maka untuk menuju pasar akan semakin dekat. Ngetrep nyebrang ke Buluroto, langsung ke timur sampai Gabus,” ungkapnya.
Usai melakukan peninjauan dan mendengarkan beberapa keterangan dari OPD terkait, Camat dan Kades, Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si mengatakan bahwa rencana pembangunan jembatan ini merupakan usulan dari masyarakat sebagai salah satu jalur alternatif, mengingat jalur utama Kamolan-Kaliwangan semakin padat pasca kepindahan Pasar Blora ke Gabus.
“Setelah pasar pindah ke Gabus, setiap hari jalur Kamolan-Kaliwangan semakin padat lalu-lintasnya. Anak sekolah yang akan ke utara dan masyarakat yang akan berbelanja ke arah selatan, sehingga Jembatan Kaliwangan padat. Sehingga butuh jalur baru untuk memecah kondisi ini,” ujar Wakil Bupati.
“Hasil tinjauan ini akan kita sampaikan ke Pak Bupati, dan kita usulkan agar masuk kegiatan tahun 2020. Jadi, nantinya siswa dari desa-desa di Kecamatan Banjarejo yang akan sekolah ke SMAN 1 Tunjungan, MAN Blora, SMK Bakti Husada, SMK Muhammadiyah 1 dan 2, SMKN 1 Blora, SMK Ma'arif NU dan sekitarnya tidak perlu berputar lewat Kaliwangan. Langsung lewat jembatan baru dari Buluroto tembus Desa Tutup, Tunjungan,” lanjut Wakil Bupati.
Wakil Bupati meminta Bappeda dan DPUPR segera menyusun tahapan pembangunanya mulai dari DED hingga master plan nya. (Tim)